Menu

Mode Gelap

Karya Ilmiah · 11 Okt 2025 08:48 WIB ·

3 Rahasia Rumah Tangga Harmonis Ala Rasulullah SAW

Penulis: Khaerul Umam


 3 Rahasia Rumah Tangga Harmonis Ala Rasulullah SAW Perbesar

Oleh :

KHAERUL UMAM, S.Ag*)

(Penghulu Ahli Madya KUA Pakuhaji)

 

 

Muqadimah

       Perkawinan atau pernikahan merupakan akad yang kuat atau mitsaqan ghalidza, dan termasuk ibadah. Ikatan pernikahan merupakan ikatan yang sakral, bukan transaksional seperti perjanjian jual-beli ataupun perjanjian yang lain, karena dalam perkawinan ada tujuan untuk bersama hingga ajal menjemput.   Membangun rumah tangga yang harmonis adalah impian setiap pasangan, baik mereka yang baru menikah maupun yang sudah lama bersama.

       Namun, tidak jarang banyak pasangan merasa bingung bagaimana cara menciptakan suasana keluarga yang damai, penuh cinta, dan jauh dari konflik. Bahkan, beberapa permasalahan rumah tangga sering kali berujung pada konflik serius yang mengganggu keharmonisan keluarga. Nah berikut rahasia membangun rumah tangga harmonis ala Rasulullah SAW.

3 Rahasia Rumah Tangga Harmonis  

       Dalam Islam, Rasulullah SAW adalah teladan sempurna dalam membangun keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang. Perjalanan hidup beliau bersama para istri memberikan banyak pelajaran berharga tentang bagaimana mewujudkan rumah tangga yang harmonis. Berikut adalah tiga kunci rahasia rumah tangga harmonis ala Rasulullah SAW yang relevan untuk diterapkan di zaman ini.

     a. Mengelola Perasaan Pasangan dengan Bijak

       Rasulullah SAW dikenal sebagai suami yang peka terhadap perasaan istri-istrinya. Salah satu contoh yang menggambarkan kasih sayang beliau adalah ketika Shafiyah binti Huyai, salah satu istrinya, merasa sedih akibat perkataan menyakitkan dari Hafshah binti Umar. Hafshah menyebut Shafiyah sebagai keturunan Yahudi, yang membuat Shafiyah menangis. Melihat hal itu, Rasulullah SAW segera bertindak. Beliau mendekati Shafiyah, menanyakan penyebab kesedihannya, lalu menghiburnya dengan memuji latar belakang keluarganya sebagai keturunan para nabi. Sikap ini berhasil membuat Shafiyah merasa dihargai dan tenang kembali. Rasulullah SAW tidak hanya menunjukkan empati tetapi juga memberikan solusi yang menguatkan hati istrinya.

       Hadits yang mengabadikan peristiwa ini berbunyi: “Dari Anas RA, diriwayatkan bahwa suatu hari Shafiyyah mendengar kabar bahwa Hafshah berkata kepadanya, “Engkau hanyalah putri seorang Yahudi.” Perkataan itu menggores hatinya, hingga air matanya mengalir. Nabi pun, dengan penuh kelembutan, datang menemui Shafiyyah yang sedang bersedih. Beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai Shafiyyah?” Dengan suara lirih, ia menjawab, “Hafshah berkata; aku adalah putri seorang Yahudi.” Maka Nabi SAW berkata: ‘Sungguh, engkau ini adalah keturunan nabi, pamanmu nabi, dan bahkan engkau adalah istri nabi. Maka atas dasar apa ia (Hafshah) merasa lebih mulia darimu?’” (HR At-Tirmidzi).

       Dalam hadis itu, jelas sekali Rasulullah SAW menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap perasaan istrinya. Beliau tidak membiarkan Shafiyyah larut dalam kesedihan, tetapi segera menenangkan hatinya dengan kata-kata yang lembut dan penuh penghiburan. Ini mengajarkan bahwa seorang suami harus peka terhadap perasaan istrinya dan segera memberikan dukungan emosional saat istrinya merasa terluka.

     b. Berbagi Tanggung Jawab di Rumah

       Rasulullah SAW adalah pemimpin umat yang sangat sibuk. Namun, kesibukan beliau tidak menghalangi untuk membantu istri-istrinya dalam pekerjaan rumah. Dalam sebuah hadits, Aisyah RA menjelaskan: “Rasulullah SAW membantu keluarganya dalam pekerjaan rumah. Namun, jika waktu sholat tiba, beliau segera berangkat untuk melaksanakan sholat.” (HR Al-Bukhari).

      Keterlibatan Rasulullah SAW dalam pekerjaan domestik mengajarkan pentingnya kerja sama dalam rumah tangga. Suami yang tidak segan membantu pekerjaan rumah akan menciptakan suasana harmonis dan meningkatkan rasa saling pengertian dalam keluarga. Sikap Rasulullah SAW dalam berbagi tanggung jawab di rumah juga mengajarkan nilai penghargaan terhadap pasangan. Ketika suami terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, ia tidak hanya meringankan beban fisik, tetapi juga memberikan dukungan emosional kepada istrinya. Ini menunjukkan bahwa kerja sama tidak hanya menyelesaikan tugas lebih cepat, tetapi juga memperkuat rasa cinta dan saling menghormati dalam hubungan.

       Selain itu, sikap ini menjadi teladan bagi umat Islam untuk mengedepankan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dalam rumah tangga. Rasulullah SAW tidak memandang pekerjaan rumah sebagai sesuatu yang merendahkan, tetapi sebagai wujud kasih sayang dan tanggung jawab.  Hal ini relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern, di mana kesibukan kerja sering kali menjadi alasan bagi salah satu pihak untuk tidak terlibat aktif di rumah. Dengan mengikuti teladan Rasulullah SAW, keluarga dapat membangun fondasi yang kokoh berdasarkan cinta, pengertian, dan kerja sama.

     c. Berdiskusi dengan Pasangan

       Ketika menghadapi masalah, Rasulullah SAW tidak segan untuk berdiskusi dengan istri-istrinya. Salah satu contohnya adalah saat perjanjian Hudaibiyah. Ketika para sahabat tidak segera melaksanakan perintah beliau untuk menggundul kepala dan menyembelih hewan kurban, Rasulullah SAW merasa buntu. Beliau kemudian menceritakan kegundahannya kepada Ummu Salamah, salah satu istrinya. Ummu Salamah memberikan saran agar Rasulullah SAW. memulai sendiri tindakan tersebut tanpa berbicara sepatah kata pun kepada para sahabat. Saran ini terbukti efektif. Melihat Rasulullah saw. bertindak, para sahabat pun segera mengikuti.

      Hadits yang menggambarkan peristiwa ini menyatakan: “Ketika tidak seorangpun melaksanakan perintah tersebut dari kalangan para sahabat, Rasulullah SAW pergi menjumpai dan berkata kepada Ummu Salamah tentang masalahnya, lalu Ummu Salamah menyarankan, ‘Lakukan apa yang engkau perintahkan tanpa berbicara kepada mereka.’ Rasulullah SAW. mengikuti saran tersebut, dan akhirnya para sahabat melaksanakan perintah beliau.” (HR Al-Bukhari).

       Rasulullah SAW memberikan teladan luar biasa dalam menjalin komunikasi dan membangun hubungan yang harmonis dengan pasangan. Peristiwa ini menunjukkan betapa beliau menghargai pendapat istrinya dan tidak ragu untuk meminta masukan ketika menghadapi situasi sulit. Sikap ini menegaskan bahwa berdiskusi dengan pasangan bukanlah tanda kelemahan, melainkan wujud dari kebijaksanaan dan penghormatan dalam rumah tangga. Ummu Salamah, dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, memberikan saran yang tepat di saat genting, menunjukkan pentingnya peran istri sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah. Rasulullah SAW menerima saran tersebut dengan penuh kerendahan hati, yang akhirnya membawa hasil positif bagi seluruh umat.

       Peristiwa ini juga mengajarkan pentingnya mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, terlepas dari peran atau posisi seseorang. Dalam konteks rumah tangga modern, keterbukaan dalam berdiskusi dapat memperkuat hubungan suami-istri, menciptakan suasana saling percaya, dan membantu keluarga menghadapi tantangan bersama dengan lebih baik. Rasulullah SAW memberikan contoh bahwa pemimpin, baik dalam keluarga maupun masyarakat, harus bersedia belajar dan menerima masukan dari orang-orang di sekitarnya.

Penutup

       Rumah tangga yang harmonis bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Dibutuhkan usaha, pengertian, dan teladan yang baik untuk menciptakannya. Rasulullah SAW telah memberikan contoh bagaimana menjadi pasangan yang peduli, bekerja sama, dan selalu berkomunikasi dengan baik. Semoga tiga tips di atas dapat menginspirasi setiap pasangan untuk membangun keluarga yang penuh cinta dan keberkahan. Wallahu a’lam.

 

———

**)Penulis adalah Penghulu Ahli Madya pada KUA Pakuhaji Kab.Tangerang-Banten,  da’i/Penceramah,                        penulis,  dan pemerhati sosial keagamaan

1 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 18 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

PENCATATAN TAJDID NIKAH (PART 1)

14 Oktober 2025 - 07:39 WIB

Hukum Susuan yang Mengharamkan Nikah dalam Pandangan Mazhab

13 Oktober 2025 - 16:56 WIB

Rumah Tangga Diujung Tanduk: Tepuk Sakinah VS Tepuk Syaithan , Siapa Yang Menang??

11 Oktober 2025 - 09:03 WIB

Keadilan, Gender, dan Tujuan Perkawinan dalam Islam: Analisis Normatif, Maqasid Syariah, dan Relevansi Sosial Kontemporer

6 Oktober 2025 - 17:18 WIB

CINTA, MUTLAK KUASA ALLAH

5 Oktober 2025 - 14:20 WIB

Hukum Perkawinan Islam: Analisis Normatif dan Relevansi Kontemporer

3 Oktober 2025 - 10:53 WIB

Trending di Hikmah
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x