- Pernikahan sebagai momen sakral yang penuh makna, menjadi penanda dimulainya babak baru dalam kehidupan. Namun, resepsi pernikahan, yang seharusnya menjadi perayaan sederhana dan penuh kebahagiaan, kini sering kali berubah menjadi ajang pamer kemewahan yang mahal. Pada tahun 2021 menurut data iPrice, rata-rata pesta pernikahan kelas menengah Indonesia bisa menelan biaya hingga Rp 191 juta, dengan asumsi pernikahan dilakukan di gedung dan tamu undangannya 250 orang (Ahdiyat, A, 2023).
Di tengah masyarakat modern, biaya yang dikeluarkan untuk sebuah resepsi pernikahan kerap kali melambung tinggi, yang bisa menjadi beban yang tak terduga. Pertanyaannya adalah, apakah semua pengeluaran ini sepadan? Apakah kebahagiaan sejati dalam pernikahan harus dibayar dengan mahalnya biaya resepsi yang berlebihan?
Dalam merencanakan pernikahan, penting untuk membuat keputusan finansial yang bijaksana, bukan hanya demi momen tersebut, tetapi demi masa depan bersama.
Biaya resepsi pernikahan bisa melonjak dengan cepat. Mulai dari sewa tempat, katering, dekorasi, hingga hiburan. Setiap elemen memiliki biaya yang terkadang melebihi perkiraan awal. Sangat mudah untuk terjebak dalam euforia dan keinginan untuk membuat segalanya tampak mewah dan sempurna. Namun kita harus mempertimbangkan nilai sejati dari setiap pengeluaran tersebut. Dalam banyak kasus, kemewahan yang berlebihan tidak selalu berarti kebahagiaan yang lebih besar.
Islam mengajarkan tentang pentingnya kesederhanaan dan ketulusan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pernikahan. Rasulullah SAW bersabda,
إن أعظم النكاح بركة أيسره مؤنة
““Pernikahan yang paling berkah adalah yang biayanya paling murah.” (HR. Ahmad).”
Ini adalah pengingat penting bahwa inti dari pernikahan adalah ikatan suci antara dua jiwa, bukan ajang untuk memamerkan kekayaan. Dalam konteks ini, mengeluarkan biaya yang berlebihan bisa dianggap sebagai pengingkaran terhadap prinsip-prinsip dasar agama.
Saat merencanakan pernikahan, sangat penting untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti. Utamakan nilai-nilai dan kebahagiaan sejati daripada kemewahan yang mungkin hanya sementara. Misalnya, memilih lokasi yang lebih sederhana, menggunakan dekorasi yang tidak terlalu mahal, dan mencari vendor dengan harga yang lebih terjangkau dapat menghemat banyak uang tanpa mengurangi makna dari perayaan itu sendiri. Ingatlah, yang paling berharga adalah momen dan kenangan, bukan kemewahan dari acara tersebut.
Pengelolaan keuangan yang bijaksana dalam resepsi pernikahan tidak hanya membantu mengurangi stres pada hari pernikahan, tetapi juga memberikan dasar manajemen keuangan yang kuat untuk masa depan. Alih-alih terjebak dalam hutang karena biaya pernikahan yang melambung, pasangan bisa memulai kehidupan baru dengan stabilitas finansial yang lebih baik. Ini memungkinkan mereka untuk fokus pada tujuan jangka panjang seperti membangun atau membeli rumah, menyiapkan biaya pendidikan anak, atau investasi lainnya.
Menjalani prinsip kesederhanaan dan penghematan dalam pernikahan juga bisa menjadi teladan yang baik bagi orang lain. Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada seberapa banyak uang yang dihabiskan, tetapi pada cinta dan komitmen yang dibangun. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih bijaksana dan sederhana, kita dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, menciptakan budaya yang lebih sehat dalam merayakan pernikahan.
Pada akhirnya, pernikahan adalah tentang merayakan cinta dan komitmen. Pengeluaran biaya untuk sebuah resepsi semestinya mencerminkan nilai-nilai tersebut, bukan menjadi beban yang memberatkan. Dengan mengingat ajaran Islam tentang kesederhanaan dan berkah, serta menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang bijaksana, kita bisa memastikan bahwa resepsi pernikahan bukan hanya indah dan berkesan, tetapi juga menjadi awal yang baik untuk perjalanan hidup bersama.