KEUTAMAAN TAAT
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىْ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِىْ قُلُوبِ الْمُؤْمِنِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. شَهَادَةً تُنْجِىْ قَائِلَهَا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الدِّينِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَـيْهِ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اَمَّا بَعْدُ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ. اِتَّقُوا اللهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ لَعَلَّكُمْ مِنَ الْامِنِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَااَيـــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَنْــتُمْ تَسْمَعُونَ { }
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang wajib diimani, diyakini, dan ditaati. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang setia dan istiqamah menjalankan ajarannya.
Hadirin hamba Allah yang berbahagia
Sebagai makhluk kita mempunyai kewajiban untuk berbakti kepada al-Khaliq. Sebagai hamba kita mempunyai kewajiban untuk mengabdi kepada al-Ma’bud. Tuhan yang Ahad, Esa tiada dua. Lam yalid walam yulad, Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Walam yakun lahu kuwan ahad, yang tiada satupun yang menyekutui-Nya. Pengabdian, kepasrahan, ketundukkan, kepatuhan tersebut dinamakan ketaatan kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَنْتُمْ تَسْمَعُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya). (QS. Al-anfal 8:20)
Hadirin hamba Allah yang berbahagia
Di dalam al-Quran, Allah SWT banyak menggambarkan kejadian-kejadian yang di alami oleh umat-umat yang tidak taat atas perintah Allah, baik perorangan, kelompok, atau suatu bangsa. Mereka menolak atas seruan yang di sampaikan oleh para nabi utusan Allah. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mengatakan bahwa para nabi itu adalah penghasut, gila, tukang sihir, pembawa sial, dan sederetan hinaan lainnya yang ditujukan kepada para utusan Allah tersebut. Maka, atas kedurhakaannya itulah, Allah SWT membinasakan sebagian di antara mereka. Ada yang ditenggelamkan oleh air bah yang menggunung-gunung seperti umatnya Nabi Nuh. Ada yang dihujani dengan kerikil api dari angkasa, seperti kaum ‘Ad. Ada yang ditenggelamkan ke dasar bumi dengan seluruh harta kekayaan mereka, seperti kaum Tsamud. Dan sebagainya.
اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah sekali-kali Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. (QS. At-Taubah: 70)
Maka sudah semestinya, semua itu menjadi pelajaran bagi kita agar kita menjadi hati-hati dan waspada, bahwa murka Allah bisa datang kapan saja dan di mana saja. Bukan hanya pada masa dan umat-umat yang dahulu tetapi juga pada umat-umat dan masa sekarang, apabila sifat, perbuatan, sikap, dan keyakinan umat-umat ini bertentangan dan bertolak belakang dengan ajaran-ajaran al-Quran. Oleh karena itu Allah SWT mengingatkan:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut — [yakni segala bentuk sesembahan selain Allah]“, Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya – karena mereka mengingkari seruan para Rasul itu. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An-Nahl: 36)
فَكُلًّا اَخَذْنَا بِذَنْۢبِهٖۙ فَمِنْهُمْ مَّنْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ اَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْاَرْضَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اَغْرَقْنَاۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al-Ankabut: 40)
Hadirin hamba Allah yang berbahagia
Harus diyakini bahwa kedurhakaan yang dilakukan oleh kita tidaklah akan mengurangi sedikitpun kemulian Allah SWT. Sekalipun semua penghuni dunia ini membangkang, melawan, dan menista ajaran Allah, semua itu tidak ada pengaruhnya atas kemuliaan Allah SWT. Demikian pula ketaatan kita kepada Allah SWT tidaklah akan menambah keagungan Allah SWT. Sekalipun seluruh makhluk penghuni alam ini beribadah dan menyembah hanya kepada-Nya, bukanlah untuk kepentingan serta keuntungan Allah SWT, melainkan untuk kepentingan dan keuntungan kita sendiri, sebagaimana yang Allah janjikan bahwa orang-orang yang taat keada-Nya akan memperoleh beberapa anugerah, di antaranya:
Pertama, mendapat kebahagiaan yang agung, kebahagiaan hakiki yang menjadi idaman setiap orang yang beriman, fid-dunya hasanah wa-fil akhirati hasanah, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kebahagiaan. (QS. An-Nur: 52)
Kedua, orang-orang yang taat kepada Allah senantiasa akan mendapat bimbingan pada kebaikan dan diberikan kekuatan untuk mengerjakan kebaikan itu, serta diampuni dari segala dosa dan kesalahan. Allah SWT berfirman:
يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab:71)