Menu

Mode Gelap

Kolom · 19 Agu 2025 09:44 WIB ·

Peran Penghulu dalam Mengawal Kemerdekaan Keluarga dan Bangsa

Penulis: Ahmad Zarkasyi Mujahid


 Peran Penghulu dalam Mengawal Kemerdekaan Keluarga dan Bangsa Perbesar

Kemerdekaan bangsa Indonesia yang kita rayakan setiap 17 Agustus adalah anugerah Allah SWT yang wajib kita syukuri. Perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan tidak hanya bermodalkan kekuatan fisik, tetapi juga dilandasi oleh keimanan dan semangat jihad fi sabilillah. Allah SWT berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS. Al-Maidah: 2). Ayat ini menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah hasil kerja sama dan perjuangan kolektif yang berlandaskan pada nilai kebajikan.

Dalam konteks saat ini, salah satu ujung tombak dalam menjaga kemerdekaan umat adalah penghulu. Penghulu tidak hanya bertugas menikahkan pasangan calon suami istri, tetapi juga memastikan bahwa pernikahan yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan aturan negara. Inilah bentuk menjaga izzah (kehormatan) bangsa melalui lembaga pernikahan yang sah. Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu adalah sunnahku, siapa yang tidak suka terhadap sunnahku maka ia bukan dari golonganku” (HR. Ibnu Majah). Hadis ini menegaskan bahwa menjaga kelangsungan rumah tangga yang sah adalah bagian dari sunnah Nabi, sekaligus benteng kemerdekaan moral bangsa.

Kemerdekaan tidak hanya berarti terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga terbebas dari berbagai bentuk kerusakan moral. Penghulu hadir sebagai garda terdepan dalam mengawal generasi muda agar tidak terjerumus dalam pernikahan siri tanpa pencatatan, atau bahkan hidup tanpa ikatan pernikahan. Dengan legalitas yang kuat, sebuah pernikahan akan melahirkan keluarga yang terlindungi secara hukum dan agama. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” (QS. Ar-Rum: 21).

Jika para pahlawan dahulu berjuang mengangkat senjata untuk meraih kemerdekaan, maka penghulu hari ini berjuang dengan pena, bimbingan, dan doa untuk menjaga kemerdekaan rumah tangga. Tugas penghulu adalah memastikan bahwa setiap pasangan yang menikah siap lahir batin dalam membina keluarga. Dalam hal ini, kemerdekaan bermakna terbebas dari kebodohan, perceraian yang merajalela, dan generasi yang lemah. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku” (HR. Tirmidzi).

Kemerdekaan keluarga adalah pondasi kemerdekaan bangsa. Bila keluarga hancur, bangsa pun akan rapuh. Penghulu dengan program bimbingan perkawinan memiliki peran strategis dalam menyiapkan pasangan muda agar memahami hak dan kewajiban masing-masing. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An-Nisa: 34). Ayat ini menegaskan pentingnya keseimbangan peran dalam keluarga sebagai wujud keadilan.

Penghulu juga menjadi simbol keterpaduan antara agama dan negara. Ketika pasangan dinikahkan, doa dipanjatkan agar rumah tangga menjadi sakinah, mawaddah, wa rahmah, sekaligus tercatat secara sah di hadapan negara. Inilah yang membedakan bangsa merdeka dari bangsa terjajah; karena kemerdekaan bukan hanya tentang tanah dan wilayah, tetapi juga tentang ketertiban dan martabat dalam kehidupan sosial.

Di era modern, ancaman bagi kemerdekaan bangsa bukan lagi penjajah bersenjata, tetapi degradasi moral, pergaulan bebas, dan lunturnya nilai-nilai agama. Penghulu hadir untuk mengawal generasi agar tetap kokoh dalam nilai iman dan keluarga. Dengan demikian, kemerdekaan bangsa tidak hanya dirawat melalui pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan keluarga yang beriman dan bertakwa.

Momentum kemerdekaan menjadi saat yang tepat untuk merenungi kembali peran penghulu sebagai pejuang zaman ini. Jika dulu para pejuang mengorbankan jiwa dan raga, maka hari ini penghulu berjuang melalui pendidikan pranikah, nasihat, dan bimbingan yang menjaga keutuhan keluarga. Inilah kontribusi nyata dalam menjaga kemerdekaan bangsa dari kehancuran generasi.

Akhirnya, mari kita syukuri kemerdekaan dengan menjaga keluarga, karena keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Jika keluarga kuat, bangsa pun kuat. Penghulu adalah bagian dari perjuangan itu, mengawal lahirnya generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Semoga Allah SWT menjadikan tugas mulia para penghulu sebagai amal jariyah, dan semoga bangsa Indonesia senantiasa diberkahi kemerdekaan yang hakiki.

1 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 57 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Filosofi “CATIN NAMPAK” [Analisis Kinerja Penghulu Berdampak]

12 Oktober 2025 - 20:03 WIB

Supaya Penuh Syukur Jangan Melihat Nikmat Orang Lain dan Kekurangan Dirimu

22 September 2025 - 15:16 WIB

Pengikat Keharmonisan Pasutri

19 September 2025 - 11:31 WIB

Penghulu di Era Digital Antara Tradisi dan Transformasi

23 Agustus 2025 - 06:30 WIB

Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Bekasi: Antara Tekanan Sosial dan Tantangan Zaman

22 Juli 2025 - 10:57 WIB

“Penghulu” dalam Potret Pendidikan Masa Lalu

6 Juli 2025 - 07:59 WIB

Trending di Artikel
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x