Menu

Mode Gelap

Pernikahan · 14 Sep 2025 10:13 WIB ·

Mencari Bahagia Abadi di Era Digital, Sebuah Nasihat Perkawinan untuk Pasangan Milenial

Penulis: Muhamad Fathul Arifin


 Mencari Bahagia Abadi di Era Digital, Sebuah Nasihat Perkawinan untuk Pasangan Milenial Perbesar

Pernikahan adalah babak baru dalam kehidupan, sebuah janji suci untuk saling melengkapi dan membangun bahtera rumah tangga bersama. Bagi generasi milenial, pernikahan bukan hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang menemukan kebahagiaan sejati di tengah arus modernitas dan tantangan yang serba digital. Lalu, bagaimana kunci menjaga kebahagiaan itu tetap utuh?

Di dalam Islam, pernikahan bukanlah sekadar ikatan fisik, melainkan sebuah ikatan yang penuh sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta), dan rahmah (kasih sayang). Al-Qur’an menggambarkan tujuan mulia ini dengan sangat indah:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ۝٢١

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan dalam pernikahan tidak datang dengan sendirinya, melainkan adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga dan dipupuk. Pasangan milenial perlu memahami bahwa cinta sejati dibangun di atas pondasi ketenangan jiwa dan saling mengasihi, bukan hanya euforia sesaat.

Era media sosial seringkali menampilkan “potret” kebahagiaan yang sempurna, padahal itu hanyalah ilusi. Hal ini bisa memicu perbandingan, rasa tidak puas, dan bahkan kecemburuan terhadap kehidupan orang lain. Pasangan mungkin sibuk dengan ponsel masing-masing hingga lupa membangun komunikasi tatap muka yang berkualitas. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menjaga privasi rumah tangga. Beliau bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا

” Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya dan istri menggauli suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia pasangannya..” (HR. Muslim).

Kurangi penggunaan ponsel saat bersama. Jadwalkan waktu khusus (misalnya, saat makan atau sebelum tidur) tanpa gawai untuk saling bercerita dan mendengarkan. Jaga privasi rumah tangga dan hindari mengunggah setiap momen ke media sosial.

Pasangan milenial seringkali sama-sama memiliki karir yang menuntut. Hal ini dapat menimbulkan tantangan dalam membagi waktu, mengelola pekerjaan rumah tangga, dan menjaga komunikasi agar tetap terjalin. Islam mengajarkan prinsip musyawarah atau diskusi. Al-Qur’an menyebutkan pentingnya bermusyawarah dalam keluarga, seperti dalam hal penyusuan anak:

فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَاۗ 

 “…maka apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, tidak ada dosa atas keduanya…” (QS. Al-Baqarah: 233).

Luangkan waktu untuk komunikasi terbuka dan jujur. Tetapkan tujuan bersama dan bagi tugas secara adil. Saling mendukung impian dan karir pasangan. Ingatlah bahwa pernikahan adalah tim, bukan kompetisi.

Gaya hidup konsumtif yang dipicu oleh promosi masif dan keinginan untuk “tampil” seringkali membuat pasangan terjerat utang. Banyak pasangan yang terjebak dalam masalah finansial karena ingin memiliki segala hal yang mereka lihat. Sedangkan Islam menekankan pentingnya qana’ah (merasa cukup) dan manajemen keuangan yang bijak. Rasulullah SAW mengingatkan,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ (رواه البخاري ومسلم)

 “Bukanlah kekayaan yang sesungguhnya itu adalah memiliki harta dan materi yang berlimpah akan tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan jiwa”. (HR. Bukhari, No: 5965. Muslim, No: 1741).

Buatlah anggaran keuangan bersama. Bicarakan tujuan finansial jangka pendek dan panjang. Fokus pada kebutuhan daripada keinginan, dan syukuri setiap rezeki yang didapat. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam membangun rumah tangga. Beliau tidak hanya menjadi suami yang baik, tetapi juga sahabat terbaik bagi istri-istrinya. Hadis berikut adalah salah satu nasihat emas yang bisa menjadi pegangan:

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ … 

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Nasihat ini menegaskan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan berawal dari akhlak yang mulia. Perlakukan pasanganmu dengan penuh kebaikan, hormat, dan kasih sayang. Jadikan rumah tangga sebagai tempat yang nyaman, bukan medan pertempuran.

Akhir,

Sebagai penutup, mari panjatkan doa-doa berikut agar rumah tangga senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah.

Doa Umum untuk Pasangan Pengantin:

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

“(Semoga Allah memberkahi kalian dan melimpahkan keberkahan atas kalian, serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan).” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Doa Memohon Keturunan yang Shalih/Shalihah:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“(Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari pasangan-pasangan kami dan keturunan-keturunan kami penyejuk mata (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa).” (QS. Al-Furqan: 74)

Pernikahan di era milenial mungkin memiliki tantangan uniknya sendiri, tetapi fondasi kebahagiaan yang diajarkan Islam tetap relevan dan tak lekang oleh zaman. Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip ini, pasangan milenial bisa membangun bahtera rumah tangga yang tidak hanya bahagia di dunia, tetapi juga berkah hingga ke Jannah-Nya.

  • Muhamad Fathul Arifin – Penghulu KUA Kesugihan, Cilacap
Previous Post Mars APRI Official
5 2 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 28 kali

Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Mengapa Verifikasi Calon Pengantin Adalah Keharusan di Era Digital?

30 September 2025 - 11:22 WIB

Taukil Wali bil lisan melalui daring, apakah diperbolehkan?

29 September 2025 - 16:46 WIB

Menggapai Keluarga SAMARA

29 September 2025 - 11:36 WIB

Waris (Faraidh IV)

25 September 2025 - 15:37 WIB

Waris (Faraidh III)

25 September 2025 - 15:19 WIB

Waris (Faraidh II)

25 September 2025 - 14:44 WIB

Trending di Pernikahan
2
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x