Menu

Mode Gelap

Opini · 21 Sep 2025 07:36 WIB ·

Hikmah Besar dari Hal-Hal Kecil

Penulis: Mahbub Fauzie


 Hikmah Besar dari Hal-Hal Kecil Perbesar

DALAM kehidupan sehari-hari, banyak orang cenderung mencari kebijaksanaan dari hal-hal besar dan spektakuler. Kita menunggu momen luar biasa, pengalaman mengguncang, atau bukti sempurna sebelum percaya dan bertindak. Padahal, sering kali hikmah terbesar justru tersembunyi dalam hal-hal kecil yang sederhana.

Islam menekankan pentingnya tidak meremehkan kebaikan kecil. Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apa pun, walau hanya dengan wajah yang ramah kepada saudaramu.” (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa kebaikan kecil, bila dilakukan dengan tulus, bernilai besar di sisi Allah SWT. Seperti rasa asin air laut yang bisa dipahami dari setetes saja, demikian pula satu kebaikan kecil mampu mencerminkan makna bahagia.

Kebahagiaan pribadi sering keliru dipahami sebagai hasil dari pencapaian besar. Padahal, banyak orang menemukan ketenangan melalui hal kecil: ucapan syukur setiap pagi, senyum yang tulus, atau doa singkat sebelum tidur.

Kadang kita merasa tidak bahagia karena menunggu hal besar, padahal kebahagiaan bisa lahir dari kesadaran sederhana. Satu langkah kecil untuk lebih disiplin, satu keputusan untuk lebih sabar, atau satu momen refleksi dalam doa, sudah cukup memberi arah baru dalam hidup.

Kebahagiaan dalam keluarga tidak harus selalu dibangun dengan acara mewah atau hadiah mahal. Justru perhatian kecil sering lebih bermakna: ayah yang mendengar cerita anak, ibu yang mendoakan diam-diam, atau saudara yang menyapa dengan lembut.

Hal-hal kecil inilah yang menumbuhkan rasa aman dan cinta. Tanpa itu, kehangatan keluarga bisa pudar meski tinggal di rumah besar. Sebaliknya, dengan perhatian sederhana, keluarga sederhana pun penuh berkah.

Dalam pendidikan, karakter murid tidak hanya dibentuk dari pelajaran di kelas. Nilai sejati tumbuh dari keteladanan kecil: guru yang disiplin, kepala sekolah yang menyapa ramah, atau suasana sekolah yang bersih.

Hal-hal kecil itu sering lebih membekas dibandingkan teori panjang. Murid belajar bukan hanya dari apa yang diajarkan, tetapi dari apa yang mereka lihat sehari-hari.

Di kantor pelayanan publik, masyarakat sering kali lebih ingat pada keramahan petugas daripada isi kebijakan. Satu senyum tulus, meja rapi, atau jawaban sabar bisa menumbuhkan rasa percaya warga.

Pelayanan yang ikhlas, meski tampak kecil, sejatinya adalah bagian dari dakwah. Kadang yang diingat orang bukan pidato panjang pejabat, melainkan pengalaman sederhana saat merasa dihargai.

Perubahan sosial tidak selalu datang dari program besar. Sering kali, ikatan masyarakat justru menguat karena hal-hal sederhana: tetangga yang menyapa, gotong royong membersihkan lingkungan, atau sekadar berbagi makanan.

Budaya saling menyapa dan peduli itulah yang menjaga harmoni. Dari tindakan kecil, lahirlah rasa kebersamaan yang besar.

Anak muda hidup di dunia serba cepat, serba instan, dan visual. Banyak yang ingin mengalami sendiri, seolah pengalaman besar satu-satunya guru. Padahal, tidak semua hal harus dipelajari dengan jatuh bangun.

Misalnya, seorang remaja yang melihat temannya celaka karena ugal-ugalan di jalan bisa langsung sadar pentingnya keselamatan. Alangkah bijaknya bila kesadaran itu datang tanpa harus menunggu tragedi. Maka tugas orang tua, guru, dan tokoh masyarakat adalah mengajarkan anak muda untuk peka terhadap tanda-tanda kecil di sekitar mereka.

Allah SWT mengajarkan melalui tanda sederhana. Surat Al-‘Ashr dengan tiga ayat mengingatkan tentang nilai waktu. Surat Al-Ma’un, dengan redaksi singkat, menekankan kepedulian sosial. Pesannya singkat, namun maknanya dalam.

Begitu pula alam sekitar. Bunga yang tumbuh di sela batu mengajarkan keteguhan. Air yang terus mengalir meski dihadang mengajarkan keuletan. Jika kita peka, kehidupan sehari-hari penuh dengan pesan kecil yang mendalam.

Sudah saatnya kita, baik sebagai pribadi, keluarga, pendidik, pemimpin organisasi, tokoh masyarakat, pemuda, maupun orang tua menumbuhkan budaya tadabbur atas hal-hal kecil. Karena sering kali dari hal kecil itulah lahir perubahan besar.

Hikmah bukan hanya milik orang berilmu tinggi. Ia juga datang kepada siapa saja yang mau merenung. Sebagaimana setetes air laut cukup untuk memahami rasanya, demikian pula secuil pengalaman hidup cukup untuk membentuk pribadi bijaksana asal kita mau memetik maknanya.

Penulis adalah Pemerhati Sosial Keagamaan dan Generasi Muda, Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah

5 2 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 34 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

“Cuan” Memboming Dengan Aksi Viral [catatan harian penghulu]

1 Oktober 2025 - 00:03 WIB

Mengapa Verifikasi Calon Pengantin Adalah Keharusan di Era Digital?

30 September 2025 - 11:22 WIB

Musrenbang Sebagai Penjembatan Program KUA Kecamatan

29 September 2025 - 21:27 WIB

Taukil Wali bil lisan melalui daring, apakah diperbolehkan?

29 September 2025 - 16:46 WIB

Pengukuhan dan Rakerwil PW APRI Aceh 2025–2029: Momentum Kebersamaan, Profesionalisme, dan Penguatan Peran Penghulu

29 September 2025 - 06:21 WIB

“BIMWIN” Disandingkan Dengan “Tepuk Sakinah”

28 September 2025 - 20:37 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x