Menu

Mode Gelap

Hikmah · 27 Sep 2025 21:59 WIB ·

“Tepuk Sakinah” Edukasi Kreatif dalam Bingkai Hukum Keluarga Islam

Penulis: Muhammad Andriyani


 “Tepuk Sakinah” Edukasi Kreatif dalam Bingkai Hukum Keluarga Islam Perbesar

Oleh : Muhamad Andri Yani, S.H.I., M.Sy

Penghulu Ahli Pertama KUA Pasarkemis

Kab. Tangerang Provinsi Banten

A.  Pendahuluan

Berpasangan – Berpasangan – Berpasangan (tepuk tangan 3 kali)
Janji kokoh – Janji kokoh – Janji kokoh (tepuk tangan 3 kali)
Saling cinta – Saling hormat – Saling jaga – Saling ridho
Musyawarah untuk sakinah
Mashlahah!

Pernah dengar tentang Tepuk Sakinah? Kalau belum, kalian pasti nggak mau ketinggalan! Baru-baru ini, ada fenomena keren yang lagi viral banget di TikTok, yaitu Tepuk Sakinah. Ini bukan sekadar tren kosong, lho! Fenomena ini punya pesan penting yang bisa kita bawa ke kehidupan sehari-hari, terutama soal pernikahan dan keluarga dalam Islam. Dan yang lebih keren lagi, Tepuk Sakinah nggak cuma seru-seruan, tapi juga punya makna yang mendalam!

Jadi, Tepuk Sakinah ini pertama kali muncul dari Kantor Urusan Agama (KUA) Menteng, Jakarta, pada Desember 2024. Awalnya, video ini dibuat untuk mengedukasi calon pengantin tentang pentingnya membangun keluarga yang sakinah, atau harmonis, dengan cara yang asyik dan gampang dimengerti. Eh, ternyata, video ini viral banget di TikTok! Sekarang, banyak KUA di berbagai daerah yang mulai ikut-ikutan menggunakan metode seru ini dalam bimbingan perkawinan mereka. Bahkan, KUA Pagu Kediri, KUA Wongsorejo Banyuwangi, sampai KUA Wuluhan Jember nggak ketinggalan, lho! (Sumber: detik.com)

Nah, yang bikin Tepuk Sakinah makin seru itu adalah liriknya. Ada lima pilar utama yang disampaikan lewat gerakan tepuk tangan yang sederhana tapi penuh makna. Ini dia liriknya yang nggak cuma enak didengar, tapi juga ngajarin kita banyak hal:

  1. Zawaj (Berpasangan): Pernikahan itu adalah ikatan yang sah antara dua insan yang saling mencintai.
  2. Mitsaqan Ghalizan (Janji Kokoh): Ini adalah komitmen yang kuat yang kita buat di hadapan Allah untuk menjaga hubungan kita.
  3. Mu’asyarah Bil Ma’ruf (Saling Berbuat Baik): Suami istri harus saling menghormati dan menjaga satu sama lain.
  4. Taradhin (Saling Ridho): Ridho atau menerima satu sama lain dalam kondisi apapun, demi keharmonisan.
  5. Musyawarah: Selalu ada ruang untuk komunikasi terbuka dan pengambilan keputusan bersama.

Lewat lirik-lirik ini, Tepuk Sakinah ngajarin kita tentang nilai-nilai penting dalam rumah tangga yang harus diterapkan sejak awal. Dan yang menarik, metode ini nggak hanya untuk calon pengantin, tapi juga bisa diterapkan oleh pasangan yang sudah menikah untuk terus menjaga keharmonisan.

Pokoknya, Tepuk Sakinah ini nggak cuma sekadar yel-yel, tapi bisa jadi pengingat yang asyik dan ringan tentang apa aja yang harus kita lakukan untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Gerakan tepuk tangan yang disertai lirik mudah ini jadi cara yang seru untuk memperkenalkan prinsip-prinsip Islam dalam keluarga.

Jadi, nggak perlu takut lagi deh kalau kita merasa pernikahan itu rumit. Dengan Tepuk Sakinah, semuanya bisa lebih ringan dan menyenangkan, tapi tetap mengandung nilai-nilai yang dalam! Di artikel ini, kita bakal bahas lebih jauh lagi tentang bagaimana Tepuk Sakinah bisa jadi solusi kreatif untuk membangun keluarga yang harmonis, serta bagaimana kita bisa mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak terus!

B.  Konsep Keluarga Sakinah dalam Hukum Keluarga Islam

Nah, sekarang kita bahas konsep keluarga sakinah dalam hukum keluarga Islam. Tapi jangan khawatir, kita bakal tetap santai dan semangat, kok! Jadi, apa sih sebenarnya keluarga sakinah itu menurut Islam? Kenapa konsep ini penting banget dalam hidup berkeluarga?

  1. Keluarga Sakinah: Apa Sih Artinya?

Di dalam Islam, keluarga sakinah itu bukan cuma soal rumah yang rapi atau nggak berantakan, tapi lebih tentang bagaimana suami, istri, dan anak-anak bisa saling hidup dalam kedamaian, kasih sayang, dan rasa aman. Sakinah itu sendiri artinya kedamaian atau ketenangan. Jadi, kalau kita bilang “keluarga sakinah,” berarti kita ingin keluarga yang penuh dengan ketenangan dan jauh dari pertengkaran yang nggak perlu.

Ada ayat dalam Al-Qur’an yang jadi dasar dari konsep keluarga sakinah ini, lho! Yaitu Surah Ar-Rum (30:21), yang artinya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang dan belas kasihan…” (QS. Ar-Rum: 30:21)

Ayat ini jelas banget menunjukkan bahwa tujuan dari pernikahan dalam Islam adalah untuk menciptakan rasa tentram, kasih sayang, dan ketenangan di dalam keluarga. Jadi, kalau kamu merasa bahagia dan damai di rumah, itu adalah tanda keluarga sakinah!

  1. Tanggung Jawab dalam Keluarga Sakinah

Sekarang, kita bahas tentang peran masing-masing dalam keluarga. Dalam Islam, baik suami, istri, dan anak-anak punya tanggung jawab yang jelas untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis. Ini bukan cuma soal saling sayang, tapi juga soal saling menghormati dan bekerja sama.

  • Suami: Tanggung jawab utama suami adalah menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Tapi, pemimpin di sini bukan yang otoriter, ya! Pemimpin yang dimaksud adalah yang penuh kasih sayang dan bijaksana, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi). Jadi, suami itu bukan cuma kepala keluarga, tapi juga pelindung dan pendukung utama.
  • Istri: Istri juga punya hak dan kewajiban yang nggak kalah penting. Dalam Islam, istri diharapkan untuk menjadi teman hidup yang penuh kasih sayang, dan bersama suami membangun rumah tangga yang bahagia. Istri juga berperan dalam mendidik anak-anak dan menjaga keharmonisan rumah. Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa istri harus diperlakukan dengan baik, bahkan di tengah kesulitan. Jadi, kalau kamu punya pasangan, saling mendukung dan menjaga komunikasi itu kuncinya!
  • Anak: Dalam keluarga sakinah, anak juga punya peran penting. Mereka nggak hanya belajar dari orang tua, tapi juga punya tanggung jawab untuk menjaga hubungan yang baik dengan orang tua. Al-Qur’an mengajarkan bahwa anak harus menghormati orang tua dan menjaga hubungan yang penuh kasih sayang (QS. Luqman: 14).
  1. Prinsip Dasar Keluarga Sakinah dalam Hukum Islam

Selain itu, ada beberapa prinsip dasar yang wajib dipahami dalam hukum keluarga Islam agar keluarga bisa menjadi sakinah. Ini dia prinsip-prinsipnya:

  • Kasih Sayang dan Pengertian: Suami dan istri wajib saling menghormati, memahami, dan berbagi kasih sayang. Kasih sayang ini juga menjadi fondasi untuk mendidik anak-anak dengan baik.
  • Keadilan dan Keseimbangan: Islam mengajarkan bahwa keadilan dalam keluarga itu sangat penting. Baik suami maupun istri, keduanya harus diperlakukan dengan adil dan setara.
  • Komunikasi dan Musyawarah: Seperti yang diajarkan dalam Surah An-Nisa (4:35), jika terjadi masalah, suami istri harus saling berdialog dengan bijaksana. Musyawarah menjadi jalan untuk menemukan solusi bersama tanpa harus melibatkan pihak ketiga.
  1. Keluarga Sakinah: Dari Hukum ke Kehidupan Sehari-hari

Jadi, konsep keluarga sakinah dalam hukum Islam itu bukan sekadar teori, tetapi bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau prinsip-prinsip ini diterapkan dengan serius, insya Allah, keluarga kita bisa lebih harmonis, penuh kasih sayang, dan penuh berkah. Sebagaimana yang diajarkan dalam Islam, bahwa pernikahan bukan hanya tentang kebahagiaan pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa saling mendukung dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Ingat, keluarga sakinah itu bukan berarti keluarga yang nggak pernah ada masalah, ya. Tapi, keluarga yang bisa menghadapi masalah dengan bijak dan terus tumbuh dalam kasih sayang dan pengertian. Itu dia, konsep keluarga sakinah menurut hukum keluarga Islam yang harus kita coba wujudkan!

C.  Edukasi Kreatif untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah

Nah, setelah tahu konsep dasar keluarga sakinah dalam Islam, sekarang saatnya kita bahas bagaimana cara kreatif untuk mewujudkannya! Tapi, tenang aja, kita nggak akan cuma ngomongin teori doang. Kali ini, kita akan bahas cara-cara seru dan kreatif yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari untuk membangun keluarga yang nggak cuma sakinah, tapi juga seru dan penuh kebahagiaan!

  1. Pendidikan Keluarga dalam Islam: Bukan Cuma Formal, Tapi Juga Kreatif!

Pernah denger kalau dalam Islam, keluarga itu adalah sekolah pertama buat anak-anak? Yup, ini nggak main-main, lho! Keluarga adalah tempat di mana anak-anak belajar tentang kehidupan, agama, dan nilai-nilai yang mereka bawa sampai dewasa. Tapi, pendidikan dalam keluarga ini nggak selalu harus kaku atau serius banget. Bisa kok, kita kasih edukasi yang kreatif dan menyenangkan!

Sebagai contoh, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk memberi pendidikan yang baik dengan penuh kasih sayang. Dalam hadis beliau, “Ajarkan anak-anak kalian menunggang kuda, memanah, dan berenang” (HR. Bukhari). Jadi, nggak hanya ilmu agama, tetapi juga keterampilan hidup yang bisa dipelajari bersama di rumah.

  1. Tepuk Sakinah: Edukasi Kreatif yang Seru dan Mengena

Nah, ini dia yang paling seru! Salah satu metode edukasi kreatif yang lagi hits banget adalah Tepuk Sakinah. Seperti yang udah kita bahas sebelumnya, gerakan tepuk tangan yang berirama ini jadi cara yang menyenangkan untuk mengajarkan nilai-nilai keluarga sakinah. Gak perlu ribet, cukup dengan tepuk tangan dan lirik yang mudah diingat, semua anggota keluarga bisa ikut serta!

Metode Tepuk Sakinah ini bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan, mulai dari bimbingan pra-nikah, sampai kegiatan keluarga di rumah. Cobalah buat sesi keluarga yang seru, di mana tiap anggota keluarga saling berbagi pendapat dan mengekspresikan harapan mereka untuk kehidupan bersama. Misalnya, sesekali coba deh buat game atau kuis yang melibatkan prinsip-prinsip seperti kasih sayang, keadilan, atau musyawarah. Jadi, selain bisa seru-seruan, kita juga jadi lebih paham apa yang harus dilakukan untuk menjaga keharmonisan keluarga.

Dan yang paling penting, Tepuk Sakinah ini bisa jadi pengingat yang ringan dan mudah diingat. Nggak cuma buat calon pengantin, tapi juga buat keluarga yang sudah menikah. Ini jadi cara yang kreatif untuk terus mengingatkan diri dan pasangan untuk selalu menciptakan rumah tangga yang penuh kasih sayang dan saling mendukung.

  1. Role-Playing: Belajar Lewat Peran yang Seru

Cara kreatif lainnya yang bisa kamu coba adalah role-playing atau bermain peran. Ini bisa jadi kegiatan yang sangat efektif, terutama untuk anak-anak, untuk mengenal konsep-konsep penting dalam keluarga sakinah. Misalnya, coba buat situasi di mana suami istri harus menyelesaikan masalah bersama, atau anak-anak belajar untuk menghargai orang tua dan saudara mereka.

Dengan role-playing, setiap anggota keluarga bisa merasakan langsung bagaimana perasaan orang lain dalam situasi tertentu. Ini membantu membangun empati dan komunikasi yang lebih baik antar anggota keluarga. Selain itu, role-playing ini bisa jadi momen seru yang bisa mempererat hubungan antar keluarga. Misalnya, ada game kecil seperti Tebak Peran yang mengajarkan nilai-nilai seperti saling menghormati dan bekerja sama.

  1. Kegiatan Bersama: Quality Time Itu Penting!

Selain cara-cara di atas, salah satu hal yang nggak boleh ketinggalan adalah quality time atau waktu berkualitas bersama keluarga. Jangan cuma fokus pada pekerjaan atau urusan masing-masing, tapi luangkan waktu untuk bersama-sama melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat.

Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga. Bahkan, Rasulullah SAW mengatakan, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik perlakuannya terhadap keluarga.” (HR. Tirmidzi). Jadi, dengan meluangkan waktu bersama keluarga untuk beribadah, berolahraga, atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan, kita sudah menciptakan keluarga yang sakinah. Aktivitas ini nggak harus yang besar, lho! Cukup dengan duduk bersama sambil ngobrol santai, atau bermain game keluarga yang mengajarkan kerja sama dan kasih sayang, semuanya bisa jadi cara efektif untuk mempererat hubungan keluarga.

  1. Menumbuhkan Komunikasi yang Terbuka dan Positif

Di dalam keluarga sakinah, salah satu kunci utama adalah komunikasi yang terbuka dan positif. Ajaklah semua anggota keluarga, termasuk anak-anak, untuk berbicara dan berbagi perasaan mereka. Ini akan menghindarkan keluarga dari mis komunikasi yang bisa memicu konflik. Misalnya, bisa dimulai dengan kebiasaan tanya jawab setiap selesai makan, di mana setiap orang berbagi satu hal positif yang mereka rasakan hari itu. Ini bisa memperkuat rasa saling menghargai dan mendukung antar anggota keluarga.

  1. Media Sosial sebagai Sarana Edukasi Positif

Saat ini, media sosial bisa jadi alat yang powerful banget untuk edukasi. Kalau kita lihat tren Tepuk Sakinah yang viral di TikTok, itu menunjukkan betapa besar pengaruh media sosial dalam menyebarkan pesan-pesan positif. Kamu bisa mengajak keluarga untuk membuat konten kreatif tentang nilai-nilai keluarga sakinah, misalnya, berbagi pengalaman tentang cara menjaga keharmonisan rumah tangga atau momen kebersamaan keluarga.

Dengan cara ini, kita bisa memanfaatkan media sosial sebagai alat edukasi sekaligus berbagi inspirasi positif untuk orang lain.

Edukasi kreatif dalam mewujudkan keluarga sakinah itu nggak harus kaku atau serius banget. Bisa banget dilakukan dengan cara yang menyenangkan, seperti Tepuk Sakinah, role-playing, atau quality time yang seru bersama keluarga. Yang penting adalah terus menjaga prinsip-prinsip dasar keluarga sakinah dalam kehidupan sehari-hari: kasih sayang, keadilan, musyawarah, dan komunikasi yang terbuka. Semoga dengan edukasi kreatif ini, kita semua bisa membangun keluarga yang penuh kebahagiaan, ketenangan, dan keberkahan!

D.  Tantangan dalam Menerapkan Konsep Keluarga Sakinah

Sekarang, kita sampai di bagian yang nggak kalah pentingnya, yaitu tantangan-tantangan yang biasanya muncul saat kita mencoba menerapkan konsep keluarga sakinah dalam kehidupan sehari-hari. Wah, jangan kira membangun keluarga yang sakinah itu mudah! Tentu saja ada rintangan yang perlu kita hadapi, terutama di zaman yang serba cepat dan penuh tekanan ini. Tapi, tenang aja! Setiap tantangan itu pasti bisa dihadapi kalau kita punya niat dan strategi yang tepat.

  1. Pengaruh Sosial dan Teknologi terhadap Keluarga

Siapa yang nggak akrab dengan media sosial? Semua orang pasti punya, kan? Dari Instagram, TikTok, sampai WhatsApp, semua orang bisa terhubung kapan saja, di mana saja. Tapi, tahukah kamu kalau media sosial juga bisa menjadi salah satu tantangan besar dalam membangun keluarga sakinah?

Di satu sisi, media sosial bisa menjadi sarana untuk mempererat hubungan, berbagi kebahagiaan, dan menginspirasi orang lain. Tapi di sisi lain, media sosial juga bisa menambah stres dan rasa cemas dalam keluarga. Misalnya, kadang kita jadi sering bandingkan kehidupan keluarga kita dengan kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna. Padahal, belum tentu kehidupan yang tampak sempurna di media sosial itu sesuai dengan kenyataan, kan?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association, terlalu banyak menggunakan media sosial bisa mengganggu kualitas hubungan dalam keluarga karena mengurangi interaksi tatap muka dan memperburuk komunikasi (APA, 2020). Jadi, meskipun media sosial punya manfaat, kita tetap perlu bijak dalam menggunakannya agar tidak mengganggu keharmonisan keluarga.

  1. Masalah Ekonomi yang Membebani Keluarga

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun keluarga sakinah adalah masalah ekonomi. Tekanan finansial bisa memengaruhi emosi dan hubungan dalam keluarga. Masalah utang, pengeluaran yang tak terduga, atau bahkan ketidakpastian pekerjaan sering kali membuat anggota keluarga merasa stres dan cemas.

Padahal, Islam mengajarkan bahwa harta bukan segalanya. Dalam Surah At-Tawbah (9:51), Allah SWT berfirman:

“Katakanlah, tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditentukan Allah bagi kami; Dia-lah pelindung kami. Dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.” (QS. At-Tawbah: 9:51)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun ekonomi bisa jadi tantangan, kita tetap harus sabar dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi segala ujian hidup. Dan tentunya, dalam keluarga, penting untuk saling mendukung dan berbicara secara terbuka tentang masalah finansial. Komunikasi yang sehat tentang masalah uang akan membantu meringankan beban dan mempererat hubungan.

  1. Konflik dalam Keluarga: Bagaimana Menyelesaikan Masalah dengan Bijak

Konflik dalam rumah tangga pasti ada, karena nggak ada keluarga yang sempurna. Terkadang, perbedaan pendapat, cara pandang, atau bahkan masalah kecil yang nggak sengaja diperbesar bisa memicu pertengkaran. Namun, konflik yang tidak diselesaikan dengan baik justru bisa merusak keharmonisan keluarga.

Dalam Islam, penyelesaian konflik sangat dianjurkan dengan cara musyawarah dan saling mengalah. Bahkan, dalam Surah An-Nisa (4:35), Allah SWT berfirman:

“Dan jika kamu khawatir akan terjadi perselisihan antara keduanya (suami istri), maka utuslah seorang hakim dari keluarga suami dan seorang hakim dari keluarga istri. Jika kedua hakim itu bermaksud mendamaikan keduanya, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada keduanya.” (QS. An-Nisa: 4:35)

Ayat ini mengajarkan bahwa jika terjadi perselisihan dalam keluarga, kita harus mencari solusi dengan cara yang adil dan bijak. Bisa dengan saling berbicara, atau melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu menyelesaikan masalah. Dengan cara ini, konflik bisa diselesaikan tanpa merusak hubungan yang sudah ada.

  1. Tekanan Pekerjaan dan Kewajiban Lain yang Membebani

Zaman sekarang, banyak orang yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kadang, pekerjaan yang menumpuk dan deadline yang datang bertubi-tubi membuat kita lupa untuk meluangkan waktu bersama keluarga. Nah, inilah yang sering jadi tantangan untuk membangun keluarga sakinah. Jika setiap anggota keluarga terlalu sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas masing-masing, maka kualitas waktu bersama keluarga bisa terabaikan.

Dalam Surah Al-Mu’minun (23:3), Allah SWT menyebutkan pentingnya menjaga waktu dan fokus pada hal-hal yang bermanfaat:

“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.” (QS. Al-Mu’minun: 23:3)

Tantangannya adalah bagaimana mengatur waktu antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah. Memang nggak mudah, tapi jika kita memiliki niat yang kuat untuk menjaga keharmonisan keluarga, kita akan bisa menemukan waktu untuk saling berbagi, bercengkerama, dan beribadah bersama.

  1. Perbedaan Budaya dan Kebiasaan dalam Keluarga Multikultural

Kalau keluarga kamu berasal dari latar belakang budaya atau etnis yang berbeda, mungkin ada tantangan tambahan dalam membangun keluarga sakinah. Perbedaan budaya, cara berpikir, atau kebiasaan keluarga bisa jadi sumber ketegangan. Namun, dalam Islam, perbedaan ini seharusnya bisa jadi kekuatan, bukan hambatan. Rasulullah SAW mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan dan selalu berusaha memahami pasangan.

“Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik dalam bergaul dengan istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Dengan sikap saling menghormati dan mau belajar dari perbedaan, keluarga bisa tetap harmonis meski memiliki latar belakang yang berbeda. Kuncinya adalah komunikasi yang terbuka dan empati terhadap pasangan dan anggota keluarga lainnya.

E.  Kesimpulan

Nah, kita sudah sampai di penghujung perjalanan nih! Kalau dilihat dari awal sampai sekarang, membangun keluarga sakinah itu bukan sesuatu yang susah, kok, asal kita tahu caranya dan punya niat yang kuat. Walaupun ada tantangan—seperti pengaruh media sosial, masalah ekonomi, atau konflik dalam rumah tangga—semuanya bisa kita hadapi dengan semangat, komunikasi yang terbuka, dan tentu saja dengan prinsip-prinsip Islam yang selalu mengedepankan kasih sayang dan saling menghormati.

Ingat, Tepuk Sakinah yang lagi viral itu bukan cuma untuk seru-seruan doang, tapi bisa jadi pengingat yang mudah diingat tentang bagaimana membangun keluarga yang damai dan penuh cinta. Dengan sedikit kreativitas dan kerja sama, semua nilai-nilai itu bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik saat sedang bahagia maupun menghadapi ujian.

Kalau ada satu hal yang perlu kita pegang, itu adalah keluarga adalah sekolah pertama buat anak-anak dan tempat di mana kita bisa belajar menjadi lebih baik setiap hari. Jadi, meskipun hidup nggak selalu mulus, kita harus tetap percaya bahwa dengan komunikasi, pengertian, dan kasih sayang, keluarga sakinah itu pasti bisa terwujud!

Ayo, yuk kita sama-sama berusaha menciptakan rumah tangga yang penuh ketenangan, saling mendukung, dan saling menghargai. Ingat, nggak ada keluarga yang sempurna, tapi setiap keluarga bisa jadi sakinah dengan usaha yang terus menerus. Semangat terus, dan semoga setiap keluarga yang kita bangun bisa penuh berkah dan kebahagiaan, insya Allah!

Sumber Referensi :

www.quran.kemenag.go.id/

Al-Bukhari, I. (1999). Sahih al-Bukhari. Beirut: Dar al-Fikr.

American Psychological Association. (2020). Social media use and its effects on relationships. https://www.apa.org/news/press/releases/2020/10/social-media-relationships

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2024). Panduan bimbingan perkawinan: Mewujudkan keluarga sakinah. Jakarta: Kementerian Agama RI.

Nasution, H. (2012). Pendidikan keluarga dalam Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tirmidzi, A. I. (1998). Jami’ at-Tirmidzi. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Detik.com. (2024). Tepuk Sakinah viral: Yel-yel kreatif KUA untuk edukasi pra-nikah. https://www.detik.com/jatim/berita/d-8130201/tepuk-sakinah-viral-yel-yel-kreatif-kua-untuk-edukasi-pra-nikah

5 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 111 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Menggapai Keluarga SAMARA

29 September 2025 - 11:36 WIB

Perkawinan dalam Islam: Analisis Normatif, Maqasid Syariah, Keadilan, Teori Sistem, dan Perbandingan dengan Hukum Positif serta Hukum Adat

24 September 2025 - 13:27 WIB

Rengkuh dan Dekap Cinta Rasulullah SAW Dengan Amalan ini…!!!

17 September 2025 - 13:51 WIB

Tipu Daya Cinta Ala Shahabat Rasulullah SAW

17 September 2025 - 10:41 WIB

Kewarisan Beda Agama: Perspektif Hukum Islam, Hukum Perdata, Psikologi, dan Komparasi Internasional

16 September 2025 - 15:35 WIB

Mekkah sebagai Laboratorium Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW

11 September 2025 - 16:14 WIB

Trending di Hikmah
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x