Menu

Mode Gelap

Artikel · 23 Okt 2025 11:00 WIB ·

Penghulu dan Pesantren adalah Dua Pilar Penjaga Peradaban Keluarga dan Umat

Penulis: Ahmad Zarkasyi Mujahid


 Penghulu dan Pesantren adalah Dua Pilar Penjaga Peradaban Keluarga dan Umat Perbesar

Dalam sejarah panjang peradaban Islam di Indonesia, penghulu dan pesantren merupakan dua pilar penting yang berperan besar dalam menjaga kemurnian nilai-nilai agama, membina moral masyarakat, serta meneguhkan sendi-sendi kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.

Keduanya menjadi ujung tombak pembentukan generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia, ini adalah generasi yang menjadi pondasi tegaknya peradaban Islam di negeri ini.

Seorang penghulu bukan hanya sebagai petugas pencatat nikah dalam akad pernikahan. Ia adalah penjaga kesucian ikatan suci antara dua insan yang berniat membangun rumah tangga di bawah ridha Allah. Dalam setiap akad yang diucapkan pasangan calon pengantin, terselip doa agar pernikahan itu menjadi pintu kebaikan, sarana ibadah, dan jalan menuju kebahagiaan dunia serta akhirat.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)

Ayat ini menjadi landasan spiritual bagi para penghulu dalam menunaikan amanahnya. Penghulu memastikan bahwa setiap pernikahan bukan sekadar sah secara hukum, tetapi juga kokoh secara akidah dan adab. Melalui bimbingan perkawinan pra-nikah dan pasca-nikah, penghulu menanamkan kesadaran tentang hak dan kewajiban suami-istri, pentingnya komunikasi, kesabaran, serta tanggung jawab dalam mendidik anak dan membina keluarga.

Di sisi lain, pesantren menjadi ladang subur tempat tumbuhnya insan-insan berilmu dan berakhlak mulia. Dari pesantren lahir para ulama, dai, guru, dan tokoh masyarakat yang membawa cahaya Islam ke berbagai pelosok negeri. Pesantren bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga tempat mendidik hati, menanamkan nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan tanggung jawab sosial. Nilai-nilai inilah yang sejatinya menjadi bekal paling penting dalam membangun rumah tangga yang berkah.

Sinergi antara penghulu dan pesantren menjadi kebutuhan zaman.

Dalam era modern yang penuh tantangan, mulai dari maraknya perceraian, lemahnya pemahaman agama, hingga krisis moral dalam keluarga — kerja sama ini bisa menjadi solusi yang nyata.

Program bimbingan perkawinan berbasis pesantren, misalnya, dapat menggabungkan pendekatan spiritual, moral, dan praktis. Santri atau masyarakat yang telah mendapat pembinaan di pesantren akan lebih siap secara mental dan ruhani dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Hadits ini menjadi pengingat bahwa ukuran kebaikan seseorang bukan hanya pada ibadah individualnya, tetapi pada bagaimana ia memperlakukan keluarganya dengan kasih sayang dan tanggung jawab.

Di sinilah peran penghulu dan pesantren menjadi sangat penting: menanamkan nilai-nilai akhlak Rasulullah ﷺ agar terwujud keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Ketika penghulu di KUA bekerja sama dengan pesantren dalam membina umat, sesungguhnya mereka sedang membangun benteng peradaban Islam dari pintu terkecil namun terpenting adalah pintu keluarga.

Sebab keluarga yang kuat akan melahirkan generasi yang tangguh, dan generasi yang tangguh akan menegakkan bangsa dan agama dengan kehormatan.

Sebagaimana pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.:

“Ajarilah keluargamu dengan ilmu dan adab, karena mereka akan menjadi penopangmu di masa depan.”

Maka, jika penghulu adalah penjaga gerbang pernikahan, pesantren adalah taman tempat tumbuhnya nilai dan akhlak dalam rumah tangga.

Keduanya bersatu dalam satu misi besar: menjaga keberlanjutan peradaban Islam melalui keluarga yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.

 

0 0 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 6 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Jihad Konstitusi Sang Penghulu: Spirit Hari Santri dalam Pengabdian ASN

19 Oktober 2025 - 19:35 WIB

99 Tanya Jawab Seputar Shalat (XII)

16 Oktober 2025 - 23:47 WIB

99 Tanya Jawab Seputar Shalat (XI)

16 Oktober 2025 - 22:12 WIB

99 Tanya Jawab Seputar Shalat (X)

16 Oktober 2025 - 15:13 WIB

99 Tanya Jawab Seputar Shalat (IX)

16 Oktober 2025 - 14:38 WIB

99 Tanya Jawab Seputar Shalat (VIII)

16 Oktober 2025 - 14:06 WIB

Trending di Artikel
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x