Per 1 Oktober 2025, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Atu Lintang kembali diberi anugerah dan amanah baru dengan hadirnya dua tenaga ASN PPPK hasil seleksi tahap II tahun 2025. Keduanya sebelumnya telah mengabdi di KUA Kecamatan Linge dan KUA Jagong Jeget, membawa pengalaman, kebiasaan kerja, dan semangat pelayanan yang insyaAllah akan turut memperkuat barisan pengabdian di wilayah Atu Lintang.
Sebelumnya, KUA Atu Lintang telah diperkuat oleh sembilan tenaga ASN yang berdedikasi; dua PNS—yakni Penghulu Ahli Madya dan Penyuluh Agama Ahli Muda—serta enam PPPK hasil seleksi tahap I yang efektif bekerja sejak 1 Juni 2025. Selain itu, satu tenaga PPNPN juga turut mendampingi pelayanan penyuluhan agama kepada masyarakat. Dengan komposisi ini, kini KUA Atu Lintang berdiri dengan sumber daya yang lebih lengkap dan lebih bertenaga.
Penambahan personel ini bukan sekadar bertambahnya jumlah manusia di meja kerja. Ia adalah sebuah momentum. Momentum untuk memperkuat kualitas pelayanan, mempercepat penanganan kebutuhan masyarakat, memperluas jangkauan pembinaan keagamaan, serta meningkatkan koordinasi dalam seluruh lini tugas. Dalam bahasa singkat: ini adalah penguatan ruh pelayanan umat.
Sebagai penghulu yang diberi amanah tambahan sebagai Kepala KUA, saya bersyukur kepada Allah SWT atas kepercayaan ini. Tidak semua orang diberi kesempatan mengemban amanah pelayanan, apalagi dalam urusan agama dan masyarakat. Maka dari itu, kita perlu menempatkan syukur bukan hanya dalam ucapan, tetapi terutama dalam pekerjaan dan pengabdian.
Menjadi ASN adalah pilihan. Kita memilih jalur pengabdian ini. Dan karena pilihan itu, kita harus menyadari bahwa kita adalah hamba yang sedang memikul amanah. Betapa banyak kawan, tetangga, bahkan saudara kita yang mendambakan menjadi ASN. Mereka berdoa, berusaha, dan berharap, namun Allah memilih kita. Maka pantaskah kita lalai? Pantaskah kita malas? Pantaskah kita merasa jenuh atau bekerja sekedar menggugurkan kewajiban?
Sesungguhnya, ketika seseorang telah menerima gaji, tunjangan, fasilitas, dan penghormatan dari negara—sementara ia tidak bekerja dengan sungguh-sungguh—maka ia bukan hanya lalai, tetapi juga sedang berlaku dzalim. Dzalim terhadap dirinya, karena ia akan diminta pertanggungjawaban. Dzalim terhadap keluarga yang ikut menanggung keberkahan atau sebaliknya beban amal perbuatan. Dan dzalim terhadap masyarakat yang seharusnya dilayani dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Karena itu saya mengajak seluruh ASN di KUA Atu Lintang—baik yang senior maupun yang baru bergabung—untuk bekerja dengan hati yang jernih, dengan keikhlasan yang tumbuh dari kesadaran bahwa setiap tugas adalah ibadah. Mari kita saling menguatkan, saling mengingatkan, dan saling menjaga integritas. Yang senior memberi teladan, yang junior menunjukkan semangat belajar. Tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah dalam hal pengabdian; yang mulia adalah yang paling ikhlas dan paling amanah.
KUA bukan sekadar kantor administrasi. Ia adalah wajah agama di mata masyarakat. Setiap pelayanan, setiap ucapan, setiap tindakan—melahirkan kesan yang membentuk citra Islam itu sendiri. Maka mari kita bangun kebersamaan, kekompakan, dan kesungguhan untuk melayani masyarakat Atu Lintang dengan penuh cinta dan tanggung jawab.
Semoga Allah memberkahi langkah ini, menguatkan hati kita, dan menjadikan pengabdian ini sebagai amal shaleh yang kelak menjadi saksi di hadapan-Nya. Aamiin.[]
Oleh: Mahbub Fauzie, Penghulu Ahli Madya dan Kepala KUA Kec. Atu Lintang, Aceh Tengah.
29 Oktober 2025








