Menu

Mode Gelap

Artikel · 10 Jan 2025 09:58 WIB ·

Ayah Adalah Sosok yang Paling Ikhlas Melepas Putrinya Menikah

Penulis: Muhamad Fathul Arifin


 Ayah Adalah Sosok yang Paling Ikhlas Melepas Putrinya Menikah Perbesar

Dalam setiap perjalanan hidup seorang wanita, ada satu sosok yang tak tergantikan, dialah Ayah. Ayah bukan hanya seorang pelindung, tetapi juga guru pertama yang mengajarkan keberanian, tanggung jawab, dan cinta tanpa syarat. Ketika tiba saatnya putrinya menikah, ayah adalah orang yang paling ikhlas melepasnya, meskipun di balik senyumnya, ada perasaan yang hanya dia yang tahu.

Cinta seorang ayah tak banyak kata, tapi dalam makna. Berbeda dengan ibu yang sering mengekspresikan cinta melalui kata-kata dan pelukan, ayah cenderung mencintai dalam diam. Dia menunjukkan kasihnya melalui kerja keras, usaha untuk memastikan kebutuhan keluarga tercukupi, dan menjaga keamanan putrinya. Saat putrinya tumbuh dewasa, dia menjadi pengamat setia, menyaksikan perubahan tanpa banyak bicara, tetapi hatinya selalu penuh dengan cinta dan doa untuk kebaikan putrinya.

Peran ayah menurut Islam untuk anak perempuannya dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW;

Dari Miswar bin Makhramah berkata: “Pernah Ali bin Abi Thalib berniat meminang putri Abu Jahal, lalu Fatimah mendengar kabar tersebut. Lalu dia datang kepada sang ayah untuk melaporkan hal tersebut: “Orang-orang mengira bahwa Engkau tidak akan marah demi putri-putrimu dikarenakan Ali ingin menikahi putri Abu Jahal.”

Mendengar pengaduan dari putrinya tersebut, beliau lalu berdiri, lalu bersabda: “Amma Ba’du, Aku telah menikahkan Abul Ash bin Rabi’, dia mengatakan sesuatu kepadaku dan dia memenuhi apa yang dia katakan kepadaku. Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dariku, dan aku tidak suka seseorang menyakitinya. Demi Allah, tidak akan berkumpul Putri Rasulullah dengan putri musuh Allah di bawah naungan satu laki-laki.” Lalu Ali bin Abi Thalib membatalkan pinangan tersebut. (HR. Al-Bukhari no. 3729 dan Muslim 2449)

Ketika seorang pria datang untuk melamar putrinya, seorang ayah mungkin terlihat tegar. Namun, di dalam hatinya, ada pergulatan emosional dan gejolak batin yang luar biasa. Dia hanya ingin memastikan bahwa pria tersebut adalah pilihan terbaik yang dapat membahagiakan dan melanjutkan perjuangan untuk putri tercintanya. Bagi seorang ayah, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada melihat putrinya dicintai dan diperlakukan dengan baik. Semua harapan kebaikan dan cinta kasihnya sudah siap Ia lepaskan untuk seorang lelaki yang akan menikahi putrinya.

Salah satu momen paling mengharukan dalam hidup seorang ayah adalah ketika dia mengucapkan ijab kabul, menyerahkan tanggung jawab atas putrinya kepada suaminya. Saat itu, seorang ayah tidak hanya melepaskan putrinya, tetapi juga mempercayakan hidup dan kebahagiaannya kepada pria lain. Proses ini membutuhkan keberanian luar biasa, karena putrinya yang selama ini ia jaga dengan sepenuh hati, kini akan menjalani hidup bersama orang lain. Namun, ayah melakukannya dengan ikhlas, karena dia tahu bahwa pernikahan adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui putrinya. Dengan doa yang tulus, dia menyerahkan putrinya kepada Allah dan suaminya, berharap kehidupan rumah tangga mereka penuh berkah dan kebahagiaan.

Ikhlas bagi seorang ayah bukan berarti tanpa rasa kehilangan. Saat putrinya meninggalkan rumah, seorang Ayah mungkin merasa ada kekosongan yang sulit dijelaskan. Namun, dia tidak pernah menunjukkan kesedihannya. Sebaliknya, dia tetap dan terus menjadi pendukung setia dari kejauhan, selalu siap membantu jika putrinya membutuhkan. Setelah menikah, hubungan antara ayah dan putrinya mungkin berubah, tetapi cinta dan doa ayah tidak pernah berkurang. Dia tetap menjadi tempat putrinya mencari nasihat, pelindung dalam diam, dan pendoa yang setia.

Untuk semua putri yang telah menikah atau akan menikah, jangan pernah lupakan ayahmu. Dia mungkin tidak sering menyuarakan perasaannya, tetapi cintanya tidak akan pernah sedikitpun pudar. Luangkan waktu untuk mengunjunginya, sekedar berbicara dengannya, dan menunjukkan bahwa cintanya selalu dihargai. Karena bagi seorang ayah, melihat putrinya bahagia adalah hadiah terbesar dalam hidupnya.

Akhir,

Ayah adalah sosok yang paling ikhlas melepas putrinya menikah. Dengan hati yang tulus dan doa yang tidak pernah putus, dia mengantarkan putrinya menuju harapan dan kebahagiaan dalam kehidupan selanjutnya. Membangun keluarga dan peradaban yang mulia, serta melanjutkan keturunan serta generasi yang berakhlak karimah. Hargai setiap momen bersamanya, karena di balik ketegaran dan senyum tulusnya, ada cinta yang begitu besar yang tak bisa tergambarkan dan tak tergantikan oleh apa pun di dunia ini.

  • Muhamad Fathul Arifin – Penghulu KUA Kesugihan, Cilacap
0 0 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 300 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Telaah Peran Penghulu di Masa Kolonial: Antara Adat, Agama, dan Kekuasaan

11 November 2025 - 14:35 WIB

“Kuntul Baris” KUA Delanggu

10 November 2025 - 10:10 WIB

Lebih dari Sekadar Upacara: Meneladani Semangat Pahlawan dalam Tugas Pelayanan Publik Peringatan Hari Pahlawan dan Makna “Kepahlawanan” Masa Kini

10 November 2025 - 09:23 WIB

Mengarungi Bahtera dengan Cinta dan Iman, Sebuah Nasehat Untuk Pengantin Baru

7 November 2025 - 15:10 WIB

Kabupaten Klaten Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Peralatan Tahun 2025: Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana

7 November 2025 - 13:24 WIB

Perkuat Moderasi Beragama, KUA Wonosari Hadiri Doa Bersama Lintas Agama dan Sarasehan PKUB

27 Oktober 2025 - 10:00 WIB

Trending di Artikel
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x