Bimbingan Perkawinan Angkatan XXXVI: Mempersiapkan Generasi Berkualitas di KUA Wonosari Klaten, 23 September 2025 Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, kembali menyelenggarakan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) Angkatan XXXVI. Acara yang berlangsung di aula KUA Wonosari ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan komprehensif kepada para calon pengantin (catin) dalam membangun rumah tangga yang kokoh dan berkualitas. Kegiatan ini menghadirkan serangkaian materi penting yang mencakup aspek spiritual, psikologis, kesehatan, hingga finansial. Para narasumber ahli di bidangnya masing-masing memberikan panduan praktis bagi para catin untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Membangun Fondasi Keluarga Sakinah Materi pertama disampaikan oleh Setiawan, S.Sy., M.E., yang menekankan bahwa tujuan utama pernikahan dalam Islam adalah untuk mencapai sakinah, yaitu ketenangan jiwa. Menurutnya, sakinah sejati hanya bisa diraih jika keluarga dikelola dengan cara yang menenangkan jiwa seluruh anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada lima pilar pernikahan yang harus ditegakkan bersama oleh suami dan istri:
• Zawaj (Berpasangan): Suami dan istri adalah pasangan yang setara, saling melengkapi, dan bekerja sama layaknya sepasang sayap.
• Mitsaqan Ghalizhan (Janji yang Kokoh): Pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga bersama dengan segala upaya. • Mu’asyaroh bil-Ma’ruf (Saling Memperlakukan dengan Bermartabat) Suami dan istri wajib memperlakukan pasangannya dengan cara yang terhormat dan mulia.• Musyawarah: Setiap persoalan dalam rumah tangga hendaknya diselesaikan melalui dialog dan diskusi bersama untuk mencari solusi terbaik.• Saling Ridha (Antarodhin): Suami dan istri harus meyakini bahwa keridaan Allah SWT bergantung pada keridaan di antara keduanya.Para peserta juga diajak merumuskan visi keluarga melalui metode“Sungai Kehidupan”, sebuah cara kreatif untuk menyelaraskan tujuan hidup individu dengan tujuan pernikahan.
Mengelola Psikologi dan Dinamika Keluarga Narasumber Zainal Arifin, S.Ag dari Penyuluh Agama KUA Wonosari, membahas pentingnya mengelola dinamika psikologis dalam keluarga. Beliau mengibaratkan komunikasi sebagai“jembatan hati” yang harus dibangun di atas prinsip saling mendengarkan, memahami, dan menghargai. Konflik dalam pernikahan adalah hal yang wajar dan bukan tanda kegagalan, melainkan kesempatan untuk bertumbuh bersama. Beberapa strategi sehat untuk mengelola konflik antara lain: • Jeda Sejenak (Time-out): Ambil waktu untuk menenangkan diri saat emosi memuncak.• Fokus pada Masalah, Bukan Orangnya:Hindari menyerang pribadi pasangan.• Cari Solusi Bersama (Win-Win Solution): Tujuannya adalah kemenangan bersama, bukan kemenangan satu pihak. Beliau juga memperkenalkan konsep “Rekening Bank Emosional”, di mana setiap interaksi positif adalah “setoran” yang memperkuat hubungan, sementara interaksi negatif adalah “penarikan”. Memperbanyak setoran melalui pujian, bantuan, dan rasa syukur akan membangun keluarga yang tangguh. Kesehatan Reproduksi dan Generasi Bebas Stunting Sesi kesehatan menjadi sorotan utama dengan materi dari dr. Magdalena Dwi Wahyuni, M.Biomed. dari Puskesmas Wonosari 1 dan Alvira Parahita, S.I.Kom., Penyuluh KB Kecamatan Wonosari. Keduanya menekankan bahwa pernikahan adalah gerbang untuk melahirkan generasi berkualitas yang bebas dari stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dampaknya bersifat jangka panjang, termasuk rendahnya kecerdasan dan meningkatnya risiko penyakit tidak menular di usia dewasa. Oleh karena itu, persiapan pra-konsepsi bagi catin sangat penting, meliputi:• Pemeriksaan Kesehatan: Melakukan skrining kesehatan umum, laboratorium, dan status imunisasi Tetanus (TT). • Perbaikan Status Gizi: Mencapai Indeks Massa Tubuh (IMT) ideal dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.• Pencegahan Anemia: Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin.• Gaya Hidup Sehat: Berhenti merokok, rutin berolahraga, dan mengelola stres. Para catin juga dianjurkan untuk menggunakan aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) untuk melakukan skrining awal dan memastikan kondisi ideal sebelum hamil.Merencanakan Keuangan Keluarga yang Sehat Sebagai penutup, Ana Milatusholihah, S.Akun.<span;> memberikan panduan praktis tentang pengelolaan keuangan keluarga. Beliau menyatakan bahwa masalah finansial sering menjadi sumber konflik utama dalam rumah tangga. Dengan literasi keuangan yang baik, keluarga dapat mencapai stabilitas dan rasa aman. Prinsip utama dalam mengelola keuangan adalah transparansi antara suami dan istri, disiplin dalam menjalankan anggaran, serta berhemat sesuai prioritas. Salah satu metode penganggaran yang populer dan mudah diterapkan adalah skema 50/30/20<:• 50%<untuk kebutuhan pokok (makan, cicilan, transportasi). • 30%<span;> untuk keinginan (hiburan, hobi, liburan). • 20% untuk masa depan (tabungan, investasi, dana darurat). Pentingnya memiliki dana darurat<span;> dan proteksi asuransi juga ditekankan untuk menghadapi keadaan tak terduga tanpa mengganggu tabungan keluarga. Bimbingan Perkawinan ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi para calon pengantin. Membangun keluarga yang harmonis adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan ilmu, kesabaran, dan kerja sama. Dengan persiapan yang matang, diharapkan setiap pasangan dapat mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, serta melahirkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.