Pernikahan adalah momen spesial yang memiliki tradisi dan upacara yang berbeda di seluruh dunia. Salah satu tradisi yang paling menakjubkan dan bermakna di Jawa adalah “Cucuk Lampah.” Ini adalah bagian penting dari pernikahan adat Jawa klasik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Cucuk Lampah adalah komandan pasukan yang berjalan di barisan terdepan karena kata Jawa “cucuk” berarti pemimpin / di depan sedangkan “lampah” yang berarti berjalan.
Pada saat pasangan pengantin dan anggota keluarga mereka memasuki area resepsi dan berjalan menuju pelaminan, ritual Cucuk Lampah dilakukan. Dalam budaya Jawa, prosesi ini memiliki banyak simbolisme dan makna. Seorang penari Cucuk Lampah memimpin rombongan dengan melakukan gerakan yang disebut “lumaksana putra halus”, menari di sepanjang iring-iringan kirab. Barisan Cucuk Lampah dimulai dengan seorang penari yang berdiri di barisan terdepan, diikuti oleh dua gadis kecil yang berperan sebagai “patah sakembaran.” Selanjutnya, ada kelompok remaja berukuran 4 hingga 8 orang yang membentuk pagar cantik dan indah, diikuti oleh pasangan pengantin, orang tua kedua mempelai, dan yang terakhir adalah barisan sanak saudara. Prosesi Cucuk Lampah diiringi dengan musik gending Jawa yang merdu. Penari Cucuk Lampah menuntun rombongan hingga pelaminan dengan tarian yang gemulai dan penuh makna. Ketika pasangan pengantin dan orang tua mereka duduk di tempat mereka, penari Cucuk Lampah memberikan penghormatan kepada pengantin, menunjukkan bahwa kedua mempelai adalah raja dan ratu pada hari itu.
Penari Cucuk Lampah mengenakan tata rias putra/putri halus, yang menunjukkan kekuatan seorang pemimpin. Penari Cucuk Lampah memiliki penampilan yang mencerminkan keanggunan dan kemegahan budaya Jawa. Busananya terdiri dari beskap dengan kain jarik yang menutupi betisnya, dan aksesori pelengkap busananya termasuk blankon, stagen cinde, sabuk timang, kalung ulur, dan selop Jawa.
Masyarakat Jawa percaya bahwa tarian Cucuk Lampah berfungsi sebagai penolak bala untuk menghilangkan energi buruk yang bisa mengganggu resepsi pernikahan. Seorang pembawa acara juga akan menyampaikan berbagai doa dan harapan agar seluruh acara berjalan dengan baik. Permintaan ini biasanya diucapkan dalam bahasa Jawa, atau disebut “nyondro”.
Tarian Cucuk Lampah adalah salah satu tradisi pernikahan adat Jawa yang paling menarik. Dengan maknanya yang mendalam sebagai penolak bala dan pesan keselamatan, tarian ini tidak hanya menarik, tetapi juga membawa makna dalam pernikahan. Ini menunjukkan bagaimana tradisi, seni, dan budaya dapat menggabungkan makna yang dalam dalam sebuah peristiwa yang penuh dengan kebahagiaan dan harapan.