Menu

Mode Gelap

Artikel · 16 Okt 2025 09:00 WIB ·

Dakwah Lembut di Meja Akad Menyampaikan Pesan Cinta dari Allah

Penulis: Ahmad Zarkasyi Mujahid


 Dakwah Lembut di Meja Akad Menyampaikan Pesan Cinta dari Allah Perbesar

Suasana akad nikah adalah momentum dakwah yang luar biasa. Dalam sekejap, dua keluarga bersatu, hati dipenuhi haru, dan seluruh hadirin dalam suasana spiritual yang lembut. Saat itulah penghulu bisa menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dengan kata-kata sederhana namun penuh makna.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi, no. 3895)

Hadis ini sering menjadi kalimat nasihat yang indah untuk diucapkan setelah akad. Bahwa ukuran kebaikan seorang suami atau istri tidak diukur dari hartanya, tetapi dari akhlak dan kasih sayangnya di rumah tangga.

Setiap penghulu adalah saksi dua insan yang berjanji di hadapan Allah. Ia menyaksikan lahirnya ikatan cinta yang halal, sekaligus menjadi penuntun agar cinta itu tetap berada di jalan syariat. Allah ﷻ berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21) Ayat ini adalah inti pesan cinta dari Allah kepada setiap pasangan yang menikah. Ketika penghulu menyampaikannya dalam suasana haru akad, sebenarnya ia sedang menyampaikan kalam Ilahi tentang hakikat cinta yang menenangkan dan suci. Tidak semua dakwah perlu dengan ceramah panjang. Kadang, dakwah yang paling membekas adalah sikap lembut, tutur santun, dan pelayanan yang penuh empati. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai kelembutan dalam segala hal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penghulu yang melayani dengan kelembutan, menasihati dengan kasih sayang, dan berdoa dengan tulus, sesungguhnya sedang berdakwah dengan cara yang paling Allah sukai. Setiap akad adalah tanda cinta manusia, tetapi di balik itu ada pesan cinta dari Allah. Bahwa pernikahan bukan hanya untuk saling memiliki, tetapi untuk saling menuntun menuju surga. Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Maka bertakwalah kepada Allah untuk separuh yang lainnya.” (HR. Al-Baihaqi)

Maka, penghulu yang mengingatkan makna ibadah dalam pernikahan sedang menuntun dua insan untuk menjadikan rumah tangga mereka sebagai madrasah cinta dan ketakwaan. Meja akad memang kecil, tapi maknanya luas. Di sanalah hukum dan hikmah bertemu, cinta dan takwa bersatu. Di sana pula, penghulu menjadi da’i, menyampaikan pesan Allah dengan lembut di tengah haru bahagia dua keluarga.

Setiap ijab kabul adalah awal perjalanan panjang menuju cinta yang diridhai. Dan penghulu, dengan tutur lembut dan doa tulusnya, menjadi bagian dari dakwah yang tak terlihat, namun akan terus mengalir pahalanya, selama pasangan itu menjaga cinta mereka dalam ridha Allah. “Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berkesan pada jiwa.” (QS. An-Nisa: 63) Begitulah hakikat dakwah lembut di meja akad, menyampaikan pesan cinta dari Allah dengan kata yang menenangkan, dan sikap yang menuntun menuju sakinah.

 

0 0 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 0 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Prinsip-Prinsip Pernikahan

11 Oktober 2025 - 21:21 WIB

Ijab Qabul Pernikahan Harus Satu Napas, Benarkah?

11 Oktober 2025 - 01:48 WIB

Memaknai Kesaktian Pancasila dari Meja Akad Nikah: Refleksi Seorang Penghulu

1 Oktober 2025 - 12:24 WIB

Revolusi Administrasi di Kementerian Agama: Mengupas Tuntas KMA No. 9 Tahun 2016

30 September 2025 - 15:15 WIB

Sentuhan hati ……,pelayanan ASN KUA Wonosari Kab. Klaten, untuk mewujudkan harapan warga.

24 September 2025 - 14:43 WIB

Pernikahan Dini Di Lereng Gunung Merapi*

22 September 2025 - 20:20 WIB

Trending di Artikel
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x