Hidup yang Bermakna, Menjadi Cahaya bagi Sesama
Oleh: Mahbub Fauzie, S.Ag., M.Pd.
Penghulu Ahli Madya dan Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah
Di tengah derasnya arus modernisasi dan perubahan zaman, kita menyaksikan pergeseran orientasi hidup masyarakat yang semakin berfokus pada pencapaian duniawi. Harta, jabatan, dan popularitas kerap dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan seseorang. Tidak sedikit orang yang menilai kualitas hidupnya dari seberapa banyak materi yang dimiliki, seberapa tinggi jabatan yang diraih, atau seberapa besar pengaruh yang dimiliki.
Namun dalam perspektif Islam, makna dan nilai kehidupan tidak ditentukan oleh seberapa banyak kita memiliki, melainkan seberapa besar kita memberi. Islam menilai keberhasilan hidup bukan dari aspek material dan pencapaian lahiriah, tetapi dari sejauh mana seseorang dapat memberi manfaat bagi orang lain dan lingkungannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad). Hadis ini menegaskan bahwa manusia terbaik bukanlah yang paling kaya atau paling terkenal, melainkan mereka yang kontribusinya paling besar dalam kehidupan orang lain. Ukuran keberhasilan dalam Islam diukur dari dampak positif yang ditinggalkan, bukan semata-mata pencapaian pribadi.
Hidup Bermakna dari Perspektif Dakwah
Setiap Muslim sejatinya memiliki misi dakwah dalam menjalani kehidupan. Dakwah bukan hanya tugas para dai atau ustaz yang berdiri di mimbar, tetapi merupakan tanggung jawab setiap individu Muslim. Dakwah dapat dilakukan tidak hanya melalui lisan atau tulisan, tetapi juga lewat sikap, tindakan, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
Dakwah yang paling efektif justru adalah dakwah melalui keteladanan. Akhlak yang baik, tutur kata yang santun, empati terhadap sesama, serta ketulusan dalam membantu adalah wujud dakwah yang mampu menyentuh hati dan membangun kepercayaan. Rasulullah SAW telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana dakwah dijalankan dengan pendekatan humanis. Bahkan sebelum diangkat sebagai Rasul, beliau telah dikenal dengan gelar Al-Amin karena kejujurannya dan integritasnya yang tinggi.
Dalam konteks masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, semangat dakwah ini semestinya tumbuh dan hidup di setiap lapisan masyarakat. Kita bisa berdakwah dengan menjadi pribadi yang menyebarkan kasih sayang, menjadi pendengar yang baik, menolong tanpa pamrih, serta menjadi penyejuk dalam konflik sosial yang terjadi.
Kadang kita beranggapan bahwa untuk menjadi manusia yang bermakna, kita harus melakukan hal-hal besar dan monumental. Padahal, nilai hidup juga bisa tercermin dalam tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan keikhlasan dan ketulusan hati. Senyuman yang menenangkan, kunjungan kepada orang sakit, membantu tetangga yang kesulitan, atau sekadar menyapa dengan ramah adalah bentuk-bentuk kebaikan yang bernilai besar dalam pandangan Islam.
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meskipun hanya dengan bertemu saudaramu dengan wajah yang ramah.” (HR. Muslim). Dalam kehidupan bermasyarakat, kehadiran seseorang yang sederhana namun penuh empati seringkali lebih dirindukan dibandingkan kehadiran orang kaya yang tidak peduli. Seorang Muslim yang tulus dan rendah hati dapat menjadi sumber inspirasi dan penguat moral bagi orang-orang di sekitarnya.
Meninggalkan Jejak Kebaikan
Salah satu prinsip penting dalam Islam adalah pentingnya meninggalkan warisan amal yang terus mengalir, bahkan setelah kita tiada. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).
Warisan sejati bukanlah rumah mewah, kendaraan mahal, atau simpanan kekayaan, melainkan jejak-jejak kebaikan yang terus hidup dan memberi manfaat. Menanam pohon, menyumbang untuk pembangunan masjid, mengajarkan ilmu kepada generasi muda, atau mendidik anak agar menjadi insan yang saleh, semuanya adalah bentuk-bentuk warisan yang kekal dan tak lekang oleh waktu.
Dalam konteks dakwah, siapa pun bisa menjadi jalan hidayah bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang melalui dirimu, maka itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa menjadi penyebab bagi hidayah atau perubahan positif dalam diri orang lain merupakan prestasi yang sangat mulia dalam pandangan Allah SWT.
Pertanyaan reflektif yang layak kita renungkan adalah: Apakah kehadiran kita membawa cahaya atau justru menambah gelap bagi orang lain? Apakah kita dikenang karena kebaikan dan kehangatan, atau karena luka yang kita tinggalkan di hati orang-orang di sekitar kita?
Hidup yang bernilai adalah hidup yang ketika kita tiada, orang-orang mendoakan, bukan melupakan. Kita dikenang bukan karena gelar atau jabatan, tetapi karena manfaat dan kebaikan yang pernah kita berikan. Menjadi pribadi yang kehadirannya disyukuri adalah salah satu tanda keberhasilan sejati dalam hidup.
Mengarahkan Hidup untuk Memberi Makna
Islam mengajarkan bahwa hidup bukan sekadar menjalani hari demi hari, tetapi mengisi kehidupan dengan makna dan tujuan yang jelas. Dalam Al-Qur’an disebutkan, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Maka seluruh aspek kehidupan kita, baik itu pekerjaan, hubungan sosial, maupun aktivitas sehari-hari, semestinya diarahkan untuk meraih ridha Allah SWT.
Kita bisa memulainya dari lingkungan terdekat: keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Dengan menjadi pribadi yang peduli, ikhlas, dan bermanfaat, kita tengah menunaikan peran dakwah dalam wujud yang nyata. Mari kita hidup tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberi cahaya bagi sesama.
Sebab pada akhirnya, hidup ini bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang seberapa banyak yang kita berikan. Dan sungguh beruntung orang yang ketika namanya disebut, banyak hati yang bersyukur karena pernah mengenalnya. Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq. <mahbubfauzie@gmail.com>