Menu

Mode Gelap

Opini · 11 Sep 2025 07:28 WIB ·

Ilmu dan Akhlak: Pilar Utama Membangun Bangsa dan Generasi Beradab

Penulis: Mahbub Fauzie


 Ilmu dan Akhlak: Pilar Utama Membangun Bangsa dan Generasi Beradab Perbesar

Oleh: Mahbub Fauzie, S.Ag., M.Pd*

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun peradaban dan kemajuan bangsa. Ilmu pengetahuan membawa manusia pada kemudahan hidup dan percepatan pembangunan di segala bidang. Namun, ilmu tanpa akhlak yang mulia berpotensi menjadi pedang bermata dua yang justru mendatangkan kerusakan.

Sebagaimana pepatah bijak mengingatkan, “Ilmu tanpa akhlak ibarat pisau tajam di tangan orang yang salah.” Pesan ini menegaskan bahwa kecerdasan tanpa moralitas dan nilai-nilai luhur dapat melukai, merugikan, bahkan menghancurkan tatanan kehidupan sosial.

Fenomena tersebut nyata kita saksikan di tengah masyarakat, ketika individu berilmu tinggi terjerumus pada perilaku tidak terpuji, manipulasi, dan penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok. Ini bukan sekadar kegagalan sistem pendidikan formal, melainkan kegagalan dalam pembentukan karakter dan akhlak mulia. Ilmu tanpa akhlak hanya menghasilkan manusia pintar yang licik, bukan manusia bijak yang bermanfaat bagi umat.

Sebaliknya, akhlak tanpa ilmu mungkin terlihat sederhana, namun akhlak yang baik mampu menghadirkan ketulusan, kedamaian, dan kebijaksanaan. Orang berakhlak luhur senantiasa bertindak berdasarkan nilai kebaikan dan keadilan, meskipun kapasitas ilmunya terbatas. Akhlak menjadi cahaya yang menerangi hati dan pikiran, membimbing manusia berbuat benar, menghindari kerusakan, dan menjaga keharmonisan sosial.

Akhlak sebagai Fondasi Pembentukan Karakter Bangsa

Ketika ilmu dan akhlak bersatu, lahirlah pribadi yang bukan sekadar pintar, melainkan juga bijak dan berkarakter. Mereka bukan hanya berprestasi akademik atau profesional, tapi juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan bangsa. Individu seperti inilah yang menjadi panutan dan pemimpin, mampu menjaga nilai kemanusiaan serta mendorong perubahan positif. Mereka memahami bahwa ilmu adalah alat, sementara akhlak adalah tujuan dan pegangan hidup.

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, akhlak menjadi fondasi utama yang harus terus dipelihara dan dijaga—baik dalam diri pribadi sebagai hamba Allah SWT, makhluk sosial, maupun bagian keluarga dan masyarakat. Akhlak membentuk karakter bangsa yang kuat, berintegritas, dan berjiwa besar.

Terlebih bagi abdi negara seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), aparat keamanan, penegak hukum, serta para pelaku ekonomi—pengusaha, pedagang, petani, dan buruh—akhlak harus menjadi pedoman utama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Dengan akhlak, pelayanan dan kinerja mereka menjadi penuh amanah dan bermartabat.

Generasi Muda: Harapan Bangsa Berlandaskan Ilmu dan Akhlak

Generasi muda sebagai harapan bangsa wajib menanamkan nilai-nilai akhlak dalam setiap aktivitasnya. Pelajar, mahasiswa, dan pemuda harus menjadi teladan dalam aksi sosial dan kritik yang konstruktif. Kritik dan demonstrasi bukanlah sekadar ajang pencarian panggung atau popularitas semata, melainkan harus dilandasi niat tulus memperbaiki bangsa dan memperjuangkan keadilan.

Sikap oportunis dan pragmatis dalam menyuarakan aspirasi justru melemahkan gerakan sosial dan mengaburkan tujuan perjuangan. Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).

Hadits ini mengajarkan bahwa keimanan dan kesempurnaan diri bukan hanya diukur dari ritual ibadah, tetapi juga kualitas akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, seluruh lapisan masyarakat perlu menyeimbangkan antara ilmu dan karakter.

Membangun Generasi Pintar dan Bijak melalui Integrasi Ilmu dan Akhlak

Pendidikan agama yang benar harus mampu melahirkan generasi yang berbekal dua modal utama: ilmu dan akhlak. Ilmu memberikan kemampuan intelektual untuk menghadapi berbagai tantangan, sementara akhlak menjadikan ilmu tersebut bermartabat dan bermanfaat. Tanpa akhlak, ilmu hanya menjadi sumber kesesatan dan kehancuran.

Kita semua—baik pendidik, orang tua, tokoh masyarakat, maupun generasi muda—berperan penting mengintegrasikan ilmu dan akhlak dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri. Membangun lingkungan yang tidak hanya mendorong prestasi akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan jiwa mulia, menjadi sebuah keharusan.

Mari kita merenung: sudahkah ilmu yang kita pelajari menjadikan kita pribadi berakhlak mulia? Sudahkah ilmu membawa kita lebih dekat pada kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama? Jika belum, saatnya kita menata kembali niat dan memperkuat fondasi akhlak sebagai landasan utama dalam setiap ilmu dan tindakan.

Bangsa besar dan beradab adalah bangsa yang menjadikan akhlak sebagai dasar pembentukan karakter dan ilmu sebagai sarana mencapai kemajuan. Bersama kita bangun generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga bijak; bukan hanya berprestasi, tapi juga memberi manfaat. Wallahu a’lam bishawab.

*Pemerhati Sosial Keagamaan dan Generasi Muda; Alumnus Prodi Pendidikan Agama Islam S2 PPs IAIN Takengon; Penghulu dan Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah

5 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 52 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

“Cuan” Memboming Dengan Aksi Viral [catatan harian penghulu]

1 Oktober 2025 - 00:03 WIB

Mengapa Verifikasi Calon Pengantin Adalah Keharusan di Era Digital?

30 September 2025 - 11:22 WIB

Musrenbang Sebagai Penjembatan Program KUA Kecamatan

29 September 2025 - 21:27 WIB

Taukil Wali bil lisan melalui daring, apakah diperbolehkan?

29 September 2025 - 16:46 WIB

Pengukuhan dan Rakerwil PW APRI Aceh 2025–2029: Momentum Kebersamaan, Profesionalisme, dan Penguatan Peran Penghulu

29 September 2025 - 06:21 WIB

“BIMWIN” Disandingkan Dengan “Tepuk Sakinah”

28 September 2025 - 20:37 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x