INTERVENSI NEGARA TERHADAP HUKUM KELUARGA DAN BATAS – BATAS YANG DIBOLEHKAN

                            Oleh: Yayan Nuryana

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas berkat rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “INTERVENSI NEGARA TERHADAP HUKUM KELUARGA DAN BATAS – BATAS YANG DIBOLEHKAN ” dapat

tersusun hingga selesai.

 

Tak lupa kami mengucapkan beribu terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik pikiran maupun materinya. Terkhusus kepada, Pustaka Penghulu yang berkenan menampilkan tulisan ini di beranda Artikel semoga menambah khasanah pembelajaran dan pengetahuan.

Harapan penulis Artikel ini dapat menjadi sarana menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah .

 

 

 

 

Purwakarta, 20 Mei 2024

 

 

 

Penyusun

 

 

 

Daftar Isi

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………. i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………….. 1

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………….. 1

  1. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………… 1
  2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………. 2
  3. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………………………………….. 2

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………… 3

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………….. 3

  1. Intervensi Negara dalam Hukum keluarga di Indonesia………………………………………………. 3
  2. Batas – batas yang di perbolehkan hukum islam dalam hukum Nasional…………………………… 3
  3. Pembaharuan Hukum Keluarga Islam………………………………………………………………………… 6
  4. Periodesasi Pembentukan Hukum Keluarga di Indonesia……………………………………………. 6
  5. Dinamika Pembaharuan Hukum Keluarga Islam di Indonesia……………………………………… 7
  6. Kilas Balik Pembaruan Hukum Keluarga Islam di Indonesia………………………………………. 8
  7. Faktor-faktor Penyebab Pembaruan Hukum Keluarga di Indonesia……………………………… 9
  8. Konsepsi Pembaharuan Hukum Keluarga Islam di Indonesia…………………………………….. 10

BAB III………………………………………………………………………………………………………………………… 11

PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………. 11

  1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………… 11
  2. Saran……………………………………………………………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….. 12

 

BAB I PENDAHULUAN

 

1.      Latar Belakang

Ajaran Islam yang diturunkan Allah SWT terhadap umat manusia bukan hanya ditujukan kepada umat Islam saja, namun memberi nilai manfaat bagi seluruh umat manusia. Hal ini terlihat dari adanya ajaran universal (rahmatan lil ‘alamin) yang dapat dikatakan sebagai bagian dari cita-cita utama hukum Islam. Cita-cita hukum ini dalam disiplin ilmu filsafat hukum Islam dikenal sebagai prinsip maslahat, yaitu sebuah prinsip atau ajaran berorientasi pada nilai manfaat untuk kepentingan umat manusia yang berbasis pada pembangunan.

Langkah berikutnya adalah menghubungkan norma tersebut kedalam norma hukum konkrit sebagaimana terdapat dalam perundang-undangan. Perubahan norma agama menjadi norma hukum diiringi dengan adanya sanksi hukum yang terdapat dalam norma hukum positif. Hal ini diperlukan guna aturan hukum yangdiperbuat bersifat mengikat semua warga negara dan juga memperoleh ketegasan dalam perundang-undangan.

Hukum keluarga Islam memberikan tawaran untuk menyelesaikan beberapa permasalahan, karena hukum keluarga dianggap sebagai inti syariah. hukum disini bersifat solutif , artinya hukum Islam dapat memberikan solusi ketika terjadi permasalahan. Walaupun terkadang, hukum-hukum yang telah ada belum dapat dipahami terkait hikmah dan filsafatnya, sehingga tidak lagi representatif dalam menyelesaikan perkara perdata keluarga Islam.1

Di Indonesia, hukum keluarga Islam dimulai sekitar tahun 1960-an kemudian berujung lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Adapun ketika hukum perkawinan belum diatur, maka urusan perkawinan diatur melalui beragam hukum, seperti hukum adat, hukum Islam tradisional, ordonasi perkawinan Kristen, hukum perkawinan campuran dan yang lainnya disesuai dengan agama dan adat istiadat masingmasing penduduk. Adapaun berbagai upaya pembaharuan hukum keluarga dilakukan menteri agama pada masa Munawir Ayadzli. Upaya ini ditandai dengan lahirnya Kompilasi

 

 

1 UUD No 1 Tahun 1974

 

Hukum Islam (KHI) pada tanggal 10 Juni 1991 yang materinya mencakup aturan perkawinan, kewarisan dan perwakafan yang diperuntukkan khusus umat Islam.

 

2.      Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Intervensi negara dalam Hukum keluarga di Indonesia terkhusus umat Islam ?
  2. Apa batas – batas Konstitusional hukum islam yang diperbolehkan dalam hukum Nasional ?
  3. Bagaimana Pembaharuan Hukum Keluarga dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) ?

3.      Tujuan Masalah

  1. Untuk dapat mengetahui intervensi negara terhadap hukum keluarga islam di Indonesia
  2. Untuk dapat mengetahui pembaharuan hukum keluarga dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)
  3. Untuk dapat mengetahui Batas – batas yang di perbolehkan hukum islam dalam hukum

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *