Kamu Aku Kita

 

bersama malam merintik hujan
ada sesuatu yang ingin kutitipkan pada lirih hembus angin

padamu ia menuju

 

sesuatu dari hati yang berbilang hari terjerat senyum rembulan
walau kutau bukanlah pantas bagiku
tapi tak lagi kubisa menanti pelangi
untuk merapalkan berbungkah rindu
sebab jawabmu tak kunjung tiba

entah pada labirin mana ia bersiur

 

betapaku kini terbenam dalam seutas tanya
tersimpul pada satu untai kata:

 

“kamu, aku, entah kapan menjadi kita”

 

_Hayyun Enz Zsavana_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *