Judul diatas bukan berarti kalimat perintah untuk kata perkata yang tidak etis, tetapi memberikan ulasan eksplorasi dalam kompetensi penghulu dalam tugasnya.
Media memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini publik. Berita yang disajikan oleh media dapat mempengaruhi cara masyarakat memahami suatu isu. Misalnya, pemberitaan mengenai kebijakan pemerintah atau isu sosial keagamaan sering kali menentukan bagaimana masyarakat menilai tindakan tersebut.
Contoh lain viralnya perjuangan penghulu dalam melaksanakan tugas proses menuju perjalanan yang menempuh badai hujan, sungai, hutan, bahkan kapal yang ditumpangi terbalik dalam menjalankan tugas kepenghuluannya tapi tetap berusaha agar proses pernikahan tetap berjalan dengan baik. Apakah semua itu sudah sama-sama diviralkan dalam penguasaan media..? atau hanya informasi berlalu saja, sehingga tidak ada pemberitaan apresiasi dari pemangku pejabat setempat.
Alhamdulillah, di suatu daerah penghulu tersebut menuai apresiasi yang luar biasa dari para pejabat, masyarakat luas, itulah gunanya kuasai media.
Ada pepatah mengatakan; siapa yang menguasai informasi akan menguasai dunia. Pepatah ini menggugah penulis berpikir bahwa bagaimana peran penghulu sebagai salah satu profesi yang strategis di kompetensi kepenghuluannya dapat berkontribusi dalam dunia informasi.
Penulis membaca pemberitaan informasi yang dirilis oleh APRI Pusat bahwa jumlah CPNS dan PPPK penghulu yang baru mencapai 3.187 penghulu baru, dengan rincian 2.997 CPNS dan 190 PPPK yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah ini bisa diberdayakan dalam mengeksplorasi kompetensi penghulu dalam penguasaan media di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, bahkan nasional.
Menguasai media bukan hanya sekedar sebuah slogan, tetapi suatu kebutuhan di era informasi. Saat ini. Dengan memahami peran media, baik dalam pemberitaan keagamaan, sosial budaya, maupun aspek internal individu dan masyarakat dapat lebih kritis dan terinformasi. Media mempunyai kekuatan untuk membentuk pandangan dan perilaku, sehingga penguasaan media harus dilakukan dengan bijaksana. Berita yang akurat dan informasi yang berimbang harus selalu menjadi prioritas. Dengan demikian, penghulu bisa mengontrol narasi dan memanfaatkan kekuatan media untuk kebaikan.
Media yang cerdas akan mengantarkan penghulu semua ke kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat. Di sisi lain, media yang bias dapat menggiring opini publik ke arah yang tidak sesuai dengan fakta. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki akses ke sumber informasi yang beragam dan terpercaya.
Kuasai media! wahai penghulu! kuasai media sosial Facebook, Instagram, Tik Tok, YouTube, Telegram, Twitter, dan jenis aplikasi lainnya dengan berbagai nuansa kegiatan informasi keagamaan, kepenghuluan dan kepenyuluhan, untuk kemaslahatan penghulu bersama dan meningkatkan nilai grade kepercayaan masyarakat kepada sang penghulu dalam bertugas, penghulu tidak hanya bertugas dalam pencatatan pernikahan saja, melainkan ada beberapa tupoksi lain sesua amanat regulasi yang diemban penghulu bersama penyuluh di lapangan. Kuasai media cetak elektronik dan non elektronik secara masif.
(HR)
