Menu

Mode Gelap

Artikel · 28 Agu 2025 14:00 WIB ·

Lebih dari Sekadar Pencatat Nikah, Ini Peran Konsultan yang Wajib Dikuasai

Penulis: Luthfi Fathurrrohman,S.H


 Lebih dari Sekadar Pencatat Nikah, Ini Peran Konsultan yang Wajib Dikuasai Perbesar

Pernahkah Anda membayangkan Kantor Urusan Agama (KUA) bukan hanya sebagai tempat mendaftar nikah, tetapi juga sebagai klinik “pertolongan pertama” untuk kesehatan pernikahan? Di era digital dengan tantangan keluarga yang semakin kompleks, peran Penghulu sedang bertransformasi secara fundamental.

Tugas utamanya sebagai pencatat nikah memang tak tergantikan, namun tuntutan zaman mendorong lahirnya peran baru yang krusial: peran Penghulu sebagai konsultan perkawinan.

Artikel ini akan mengupas tuntas peran strategis tersebut, sebuah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap Penghulu modern untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Mengapa Peran Konsultan bagi Penghulu Semakin Mendesak?

Pergeseran ini bukan tanpa alasan. Setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat keterampilan konsultasi menjadi bekal wajib bagi seorang Penghulu:

  1. Tingginya Angka Perceraian: Data menunjukkan bahwa angka perceraian masih menjadi isu serius. Penghulu berada di garda terdepan untuk melakukan tindakan preventif melalui bimbingan dan mediasi yang efektif.
  2. Kompleksitas Masalah Keluarga: Masalah modern seperti literasi finansial yang rendah, pengaruh media sosial, hingga isu kesehatan mental menjadi pemicu konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan nasihat konvensional.
  3. Amanat Regulasi & Harapan Masyarakat: Pemerintah, melalui Kementerian Agama, terus menggalakkan program Bimbingan Perkawinan (Bimwin). Ini adalah sinyal jelas bahwa negara menaruh harapan besar pada Penghulu untuk tidak hanya mencatat, tapi juga membina dan merawat pernikahan.

3 Pilar Utama Peran Penghulu sebagai Konsultan Perkawinan 

Untuk menjalankan peran ini secara efektif, seorang Penghulu modern perlu menguasai tiga pilar kompetensi utama.

1. Arsitek Fondasi: Bimbingan Pra-Nikah yang Berdampak

Bimbingan pra-nikah atau Bimwin bukan lagi sekadar formalitas untuk mendapatkan sertifikat. Ini adalah sesi krusial untuk membangun fondasi rumah tangga.

  • Fokus Materi: Geser fokus dari sekadar “hak dan kewajiban” normatif ke isu-isu praktis seperti manajemen keuangan, komunikasi efektif, manajemen ekspektasi, dan psikologi dasar pasangan.
  • Metode Interaktif: Gunakan studi kasus, role-playing, atau kuesioner sederhana untuk membuat sesi lebih menarik dan relevan bagi calon pengantin milenial dan Gen Z.

Kunci sukses bimbingan pra-nikah adalah ketika pasangan keluar dari ruangan bukan hanya dengan sertifikat, tetapi dengan bekal keterampilan nyata untuk menghadapi tahun pertama pernikahan.

2. Navigator Andal: Pendampingan Pasca-Nikah

Tugas Penghulu tidak berhenti setelah “sah”. Menjadi navigator di awal perjalanan pernikahan sangatlah penting.

  • Menjadi Rujukan Terpercaya: Posisikan diri sebagai figur yang bisa dihubungi pasangan muda jika mereka menghadapi kebingungan atau konflik kecil di awal pernikahan.
  • Identifikasi Dini: Kemampuan untuk “membaca” potensi masalah sejak dini dapat mencegah konflik kecil menjadi badai yang merusak.

3. Mediator Profesional: Penengah Konflik yang Objektif

Ketika konflik terjadi, Penghulu harus mampu menempatkan diri sebagai mediator yang netral dan profesional, bukan sebagai hakim.

  • Tujuan Utama: Fokus utama mediasi di KUA adalah mencari solusi (win-win solution), bukan mencari siapa yang salah dan benar.
  • Langkah-langkah Mediasi:
    1. Mendengarkan Aktif: Berikan kesempatan yang sama bagi kedua belah pihak untuk berbicara tanpa interupsi.
    2. Identifikasi Akar Masalah: Bantu pasangan menemukan sumber masalah yang sesungguhnya, yang sering kali tersembunyi di balik emosi.
    3. Fasilitasi Dialog: Ciptakan suasana yang aman agar dialog yang tadinya panas bisa menjadi lebih konstruktif.

Kesimpulan: Masa Depan Profesi Penghulu Ada di Tangan Anda

Menjalankan peran ganda sebagai administrator dan konsultan memang tidak mudah. Namun, di sinilah letak nilai dan kehormatan profesi Penghulu di masa depan. Dengan menguasai keterampilan konsultasi, seorang Penghulu tidak hanya menjalankan tugas negara, tetapi juga secara aktif membangun pilar terkecil bangsa: keluarga yang sehat, kuat, dan bahagia.

.

.

.

Apakah Anda memiliki pengalaman atau pertanyaan seputar bimbingan perkawinan di KUA? Bagikan di kolom komentar di bawah!

0 0 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 9 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Revolusi Administrasi di Kementerian Agama: Mengupas Tuntas KMA No. 9 Tahun 2016

30 September 2025 - 15:15 WIB

Sentuhan hati ……,pelayanan ASN KUA Wonosari Kab. Klaten, untuk mewujudkan harapan warga.

24 September 2025 - 14:43 WIB

Pernikahan Dini Di Lereng Gunung Merapi*

22 September 2025 - 20:20 WIB

Optimalisasi Bimwin

19 September 2025 - 20:20 WIB

Rukun Nikah Baru: Sebuah Usulan

19 September 2025 - 00:00 WIB

Bimbingan Perkawinan (Bimwin): Narasumber Vis a Vis Fasilitator

18 September 2025 - 13:13 WIB

Trending di Artikel
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x