Menu

Mode Gelap

Opini · 17 Okt 2025 08:43 WIB ·

Makna Sejati dari Sebuah Pernikahan

Penulis: Muhamad Fathul Arifin


 Makna Sejati dari Sebuah Pernikahan Perbesar

Ada hal yang lebih indah dari sekadar jatuh cinta, yaitu ketika cinta itu menemukan jalannya menuju pernikahan. Bukan karena dua hati sudah sempurna, tetapi karena keduanya berani belajar untuk saling memperbaiki.

Pernikahan bukan sekadar pesta, bukan pula akhir dari pencarian panjang. Ia adalah permulaan dari perjalanan dua manusia yang belajar mencintai dengan cara yang baru lebih dewasa, lebih tenang, dan lebih berlandaskan ridha Allah. Di dalam pernikahan, kita belajar bahwa cinta sejati tidak selalu berbicara lantang. Kadang ia hadir dalam bentuk sederhana: tangan yang tak lepas saat badai datang, doa yang tak henti disebut dalam sepertiga malam, atau diam yang penuh pengertian ketika kata sudah tak sanggup menjelaskan segalanya. Setiap hari, dua insan belajar menghapus ego, menundukkan hati di hadapan tanggung jawab, dan menumbuhkan kasih di tanah yang kadang kering oleh perbedaan. Sebab pernikahan bukan tentang siapa yang lebih benar, melainkan siapa yang lebih banyak mengalah karena cinta.

Suatu hari nanti, akan datang masa ketika cinta terasa berat, ketika dunia tak lagi seindah awal pertemuan. Namun di sanalah letak ujian yang sebenarnya, apakah cinta ini hanya berbunga di kala senang, atau berakar kuat di tanah kesetiaan. Pernikahan bukan sekadar memiliki, tetapi memahami bahwa pasanganmu adalah amanah, bukan milik. Ia dititipkan oleh Allah untuk kau jaga, bukan kau kuasai; untuk kau rawat, bukan kau ubah.

Cinta yang tumbuh di dalam pernikahan tidak selalu berapi-api, kadang ia tenang seperti sungai, mengalir tanpa henti, mengisi ruang hati dengan kehangatan yang tak perlu banyak kata. Dan ketika usia menua, kecantikan dan ketampanan mungkin memudar, tapi kasih yang dijalani dengan ikhlas akan tetap berpendar. Sebab cinta yang berlandaskan iman tak akan menua, ia hanya berubah bentuk menjadi ketenangan.

Pernikahan adalah perjalanan pulang, pulang kepada kesabaran, kepada kasih sayang, dan pada akhirnya, pulang kepada Allah yang menjadi tujuan segalanya. Maka, bagi dua insan yang kini memulai kisahnya, ingatlah: cinta bukan hanya tentang saling menatap, tapi tentang menatap arah yang sama menuju surga, bersama-sama.

  • Muhamad Fathul Arifin – KUA Kesugihan, Cilacap
5 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 8 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

PENCATATAN TAJDID NIKAH (PART 1)

14 Oktober 2025 - 07:39 WIB

Hukum Susuan yang Mengharamkan Nikah dalam Pandangan Mazhab

13 Oktober 2025 - 16:56 WIB

Menyelami Kesakralan Ijab Kabul dalam Islam

13 Oktober 2025 - 14:52 WIB

Berikan Untuk Keluargamu, Nafkah Yang Halal Dengan Cara Yang Baik

10 Oktober 2025 - 10:15 WIB

Do’a Pengantin Saat Pertama Bertemu Setelah Sah

8 Oktober 2025 - 13:05 WIB

Hati-Hati Girls! Akta Kelahiran Nggak Cocok Bisa Bikin Nikah Kamu Nggak Sah

8 Oktober 2025 - 10:59 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x