Memahami Al-Qur’an melalui Perspektif Keadilan

Memahami Al-Qur’an melalui Perspektif Keadilan

Dan Aaghar All Engineer memahami bahwa QS & 34 merupakan ayat sosio teologis Artinya ayat tersebut merupakan gambaran sesiologis saat diturunkannya ayat Yaitu bahwa pada saat diturunkannya ayat, arrijalu qowwamuna alannisa  , bukan ayat teologis yang bersifat mewajibkan/membebankan seperti yang ditandai dengan kata perintah atau kata kutiba  ala

Implikasinya relasi gender saat ini bisa sama dengan yang dideskripsikan pada ayat, bisa juga berbeda. Namun keadilan relasi gender tetap harus dipertahankan. Salah satu cara memelihara keadilan tersebut adalah, siapa pun yang menjadi pencari nafkah keluarga dialah yang derajatnya lebih tinggi dari pasangannya, bukan berdasar pada jenis kelaminnya

2.     Ayat deskriptif, bukan perskriptif

Menurut Nasr Hamid Abu Zayd, seorang ulama Mesir, mengkategorikan QS 4: 34 sebagai ayat deskriptil, yang mendeskripsikan relasi gender pada saat diturunkannya ayat, bukan ayat perskriptif, yang mengharuskan bahwa semua relasi gender di sepanjang masa dan tempat harus demikian

3.     Ayat informatif, bukan normatif.

 Klayi Husein Muhammad mengkategorikan ayat ini sebagai ayat informatif, yang menginformasikan relasi gender saat itu, bukan ayat normasi yang mematok atau mengharuskan bahwa relasi gender di mana pun dan kapan pun harus seperti  itu

Islam agama keadilan dan kesetaraan bukti bahwa Al-Qur’an menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat, misalnya dari ayat- ayat berikut: Q5 4:1:05 49:13:05 4:124:05 16:97:05 9:71:05 2:187

QS An-Nisa’ 4: 1 bahwa manusia diciptakan dari jiwa yang satu atau satu jenis bahan yang sama

اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءًۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *