- Pendahuluan
Ada anggapan bahwa gejolak nafsu seksual pada setiap manusia adalah sangat besar dan membahayakan. Ironinya, bahaya ini timbul ketika nafsu tersebut ditahan dan dibelenggu. Jika terus-menerus ditekan, ia bisa mengakibatkan ledakan dahsyat. Anggapan kaum liberalis mengatakan bahwa Hijab wanita yang meyembunyikan kecantikannya mebuat para pemuda tetap berada dalam gejolak nafsu seksual yang tertahan, bahkan hampir meledak, jika tak tertahankan maka ia lampiaskan dalam bentuk tindak perkosaan atau pelecehan seksual lainnya.
Kaum leberal memberikan solusi sebagai pemecahan masalah tersebut. Menurut mereka, satu-satunya cara adalah membebaskan wanita dari mengenakan hijab, agar para pemuda mendapatkan sedikit nafas bagi pelampiasan nafsu mereka yang senantiasa bergejolak di dalam. Dengan demikian, hasrat mereka sedikit bisa terpenuhi. Suasana itu lalu akan mengurangi bahaya ledakan gejolak nafsu yang sebelumnya tertahan dan tertekan.
Sepintas, solusi diatas secara lahiriah nampak logis dan argumentatif. Kelihatannya, sejak awal, pihak yang melemparkan jalan pemecahan tersebut ingin mencari kemaslahatan bagi masyarakat dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Padahal kenyataannya, mereka justru menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar bagi masyarakat, yaitu menyebabkan tercerai-berainya masyarakat, kehancurannya, bahkan berputar sampai seratus delapan puluh derajat kepada kebinasaan.
Di Amerika dan negara-negara Eropa amat memperhatikan masalah ini, dengan alasan kebebasan individual. Di sana, dengan mudah akan mendapatkan berbagai majalah porno dijual di sembarang tempat. Acara-acara televisi, khususnya setelah pukul dua belas malam, menayangkan berbagai adegan tak senonoh, yang membangkitkan hasrat seksual.
Bila musim panas tiba, banyak wanita di sana yang membuka pakaiannya dan hanya mengenakan pakaian bikini. Dengan keadaan seperti itu, mereka berjemur di pinggir pantai atau kota-kota pesisir lainnya. Bahkan di sebagian besar pantai dan pesisir, mereka boleh bertelanjang dada dan hanya memakai penutup ala kadarnya. Terminal-terminal video rental bertebaran di seluruh pelosok Amerika dengan semboyan “Adults only” (khusus untuk orang dewasa). Di terminal-terminal ini, anak-anak cepat tumbuh matang dalam hal seksual sebelum waktunya. Siapa saja dengan mudah bisa menyewa kaset-kaset video lalu memutarnya di rumah atau langsung menontonnya di tempat penyewaan.
Rumah-rumah bordil bertaburan dimana-mana. Bahkan di sebagian negara memajang para wanita tuna susila (pelacur) di etalase sehingga bisa dilihat oleh peminatnya dari luar.
- Permasalah
- Apakah kesudahan dari gaya hidup yang serba boleh (permisif) itu?
- Apakah kasus perkosaan semakin bekurang?
- Apakah kepuasan mereka terpenuhi, sebagaimana yang ramai mereka bicarakan?
- apakah para wanita terpelihara dari bahaya besar ini?.
- Kasus di Amerika
Dalam sebuah buku berjudul “Crime in U.S.A” terbitan pemerintah federal di Amerika yang berarti data statistiknya bisa dipertanggung-jawabkan karena ia dikeluarkan oleh pihak pemerintah. Pada halaman 6 dari buku ini ditulis: “setiap kasus perkosaan yang ada selalu dilakukan dengan cara kekerasan dan itu terjadi di Amerika setiap enam menit sekali”. Data ini adalah yang terjadi pada tahun 1988, yang dimaksud dengan kekerasan di sini adalah dengan menggunakan senjata tajam. Dalam buku yang sama juga disebutkan:
- Pada tahun 1978 di Amerika terjadi sebanyak 147.389 perkosaan.
- Pada tahun 1979 di Amerika terjadi sebanyak 168.134 perkosaan.
- Pada tahun 1981 di Amerika terjadi sebanyak 189.045 perkosaan.
- Pada tahun 1983 di Amerika terjadi sebanyak 311.691 perkosaan.
- Pada tahun 1987 di Amerika terjadi sebanyak 221.764 perkosaan.
Seandainya jalan pemecahan yang mereka ajukan itu benar, tentu Amerika dan negara-negara Eropa serta negara-negara yang berkiblat kepada mereka akan menjadi negara yang paling kecil kasus perkosaan dan kekerasannya terhadap kaum wanita di dunia, juga dalam kasus–kasus kejahatan yang lain.