Bulan Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT. Selain menjadi waktu yang istimewa untuk meningkatkan ibadah, bulan ini juga membawa pengaruh terhadap berbagai aktivitas sosial, termasuk salah satunya adalah pernikahan. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah minimnya acara pernikahan di bulan ramadhan.
Rasulullah saw bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Artinya: Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (HR Ahmad).
Bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, berzikir, serta memperbanyak sedekah. Karena itu, banyak orang memilih menunda pernikahan agar bisa lebih fokus menjalani ibadah tanpa terganggu oleh persiapan dan acara pernikahan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : “Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Pernikahan biasanya memerlukan energi ekstra, baik untuk calon pengantin maupun keluarga besar. Proses persiapan, prosesi akad, hingga resepsi memerlukan stamina yang prima. Karena saat berpuasa tubuh cenderung lebih cepat lelah, banyak orang merasa kurang optimal jika harus mengadakan pesta besar dalam keadaan berpuasa. Selain itu, bulan ramadan membuat waktu aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Banyak orang yang lebih memilih berbuka puasa bersama keluarga dan beribadah malam daripada menghadiri acara seperti pernikahan. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bahwa undangan tidak bisa hadir maksimal.
Di beberapa daerah, terdapat anggapan bahwa bulan Ramadan kurang cocok untuk mengadakan pernikahan. Banyak keluarga yang lebih memilih bulan lain karena menganggap bulan puasa adalah waktu untuk menahan diri dan tidak berlebihan dalam perayaan. Puasa membatasi waktu siang hari, sedangkan waktu malam seringkali digunakan untuk shalat tarawih dan ibadah lainnya. Hal ini membuat sulit menentukan waktu yang ideal untuk mengadakan resepsi pernikahan.
Akhir,
Meski tidak ada larangan syar’i untuk melangsungkan pernikahan di bulan Ramadan, banyak faktor praktis dan budaya yang membuat acara pernikahan jarang diadakan pada bulan ini. Para calon pengantin dan keluarga biasanya memilih waktu setelah Idul Fitri atau bulan-bulan lain agar suasana lebih kondusif, tamu bisa hadir lebih maksimal, dan energi pun tidak terbagi antara ibadah dan pesta.
Namun demikian, jika seseorang tetap memilih menikah di bulan Ramadan, hal itu tetap sah dan bisa menjadi momen istimewa, asalkan mampu mengelola waktu dan tenaga dengan baik serta tetap menjaga kekhusyukan ibadah.
Jadi, kamu tim nikah di bulan ramadhan atau bukan?
- Muhamad Fathul Arifin – Penghulu KUA Kesugihan, Cilacap