Kondisi atau keadaan kita tergantung pada kita. Merasa merdeka dan tidaknya kembali pada diri kita masing-masing. Pada orang-orang yang ingin merdeka adalah mereka yang sedang dalam keadaan terpenjara.
Seperti orang yang ingin makan berarti dia sedang merasa lapar seperti pada orang yang ingin kaya berarti dia miskin atau merasa kekurangan dan seperti orang yang ingin sembuh berarti dia sedang sakit. Begitu seterusnya, di alam ini secara umum selalu ada dua yang berkebalikan seperti siang dan malam.
Pada rasa terhadap keadaan atau kondisi saat ini di sebelah mana kita berada?. Ingin merdeka? Atau sudah merdeka?. Atau pada posisi di antara ke duanya.
Terpenjara itu macam-macam bentuk, bisa berupa politik, ekonomi, struktural, atau dalam bentuk pemikiran dan ideologi. Rupa-rupa penjara apapun bentuknya baik atau tidak juga tergantung pada kita.
Ada yang berpandangan di penjara itu biasa saja atau malah berdamai dengan keadaannya. Karena di penjara kebutuhan dasar terpenuhi tanpa banyak kegiatan dan kerja serius serta berat. Seperti makan dan minum. Namun tidak dapat memilih nasibnya sendiri.
Bagi seseorang yang memilih lepas dari penjara akan banyak melalui kesusahan dari kesabaran, berhadapan dengan “pintu dan jeruji besi”, dan tantangan serta ganguan berat lainnya. Namun setelah bebas seseorang dapat menuntukan pilihan hidupnya sendiri.
Atau saat ini merdeka lalu terjajah setelahnya. Secara sederhana seseorang memperoleh kemerdekaannya bila ia sudah tidak lagi tertarik pada uang (duniawi), publisitas, dan pujian. Pada saat itu dia tidak lagi bergantung pada manusia.