Menu

Mode Gelap

Opini · 22 Okt 2025 06:50 WIB ·

Penghulu dan Santri

Penulis: Heri Yudiansyah


 Penghulu dan Santri Perbesar

Dua kata tersebut “Penghulu” dan “Santri” merupakan wujud nyata dari sumber daya manusia (SDM) yang mengisi peradaban manusia di Indonesia. Penulis ingin membuka memori dari para pembaca, bahwa diantara peradaban manusia yang sudah terjadi di masa sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan tidak terlepas dari peran SDM di atas.

Peradaban manusia adalah hasil dari evolusi dan kebudayaan manusia yang kompleks, ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang seperti aspek keagamaan, sistem pemerintahan, seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Ini mencakup aspek non fisik seperti membangun jati diri umat, nilai-nilai dan tatanan sosial.

Penghulu dan santri sama-sama memiliki sejarah yang panjang, sejak berdirinya bangsa Indonesia. Secara ringkas, Sejarah penghulu dengan tupoksi pernikahan berakar dari peran sebagai pemangku urusan pernikahan dalam Islam, lalu berkembang menjadi jabatan fungsional di Kementerian Agama yang bertugas menikahkan dan mencatat pernikahan di bawah pengawasan negara. Awalnya, jabatan ini dikenal sebagai wakil pegawai pencatat nikah (PPN), lalu berubah menjadi penghulu fungsional pada tahun 2005.

Sejak abad 16 sampai 18, fungsi penghulu pada kerajaan-kerajaan Jawa hampir sama dengan fungsi kadi atau qadi, atau bahkan Syaikhul Islam pada kerajaan Islam di luar Jawa, seperti Samudra Pasai, Malaka dan Aceh. Peran Kadi dan Syaikh Islam tidak hanya dalam urusan agama, tetapi juga menangani masalah diplomatik. Jadi dapat dikatakan fungsi penghulu pada masa ini sangatlah strategis.

Lalu, bagaimana sejarah santri di Indonesia? Santri di Indonesia berakar dari sistem pendidikan Islam di pesantren, yang memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Asal usul istilah “santri” sendiri ada beberapa teori, seperti dari bahasa Sanskerta “shastri” atau “cantrik” dari bahasa Jawa, atau dari huruf-huruf Arab seperti “Satrul ‘aurat” (menutup aurat), “Na’ibul Ulama” (wakil ulama), “Tarkul Ma’ashi” (meninggalkan maksiat), dan “Raisul Ummah” (pemimpin umat). Peran santri sangat penting dalam sejarah, terutama melalui perlawanan fisik dan intelektual melawan penjajah, serta dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat.

Santri dan ulama telah berjuang melawan penjajahan melalui perlawanan fisik dan intelektual. Terlibat dalam persiapan kemerdekaan, salah satunya melalui keanggotaan dalam BPUPKI dan Panitia Sembilan.

Pada tanggal 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad, yang menjadi seruan bagi umat Islam untuk berjihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini menjadi dasar penetapan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Mendukung dan menjaga Pancasila sebagai dasar negara. Menjadi kekuatan moderat dalam perubahan konstitusi dan menjaga keutuhan bangsa dari berbagai ancaman ideologis seperti komunisme.

Dari cuplikan dua kata tersebut, bahwa peran penghulu dan santri sangat strategis mendukung kontribusi peradaban manusia di Indonesia, sehingga sudah sepatutnya pemerintahan bersama para pemangku pemerintahan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada penghulu dan santri serta ulama.

Memiliki tupoksi yang berbeda tapi memberikan pengaruh yang luar biasa bagi masyarakat. Penghulu memberikan pengaruh kepada pra berkeluarga sampai kepada berkeluarga dan purna berkeluarga, sedangkan santri bersama ulama memberikan pengaruh kepada masyarakat umum dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan sosial di Indonesia. Penghulu yang mempunyai basic atau dasar santri memberikan kebermanfaatan unat dalam mengkaji nilai-nilai agama yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis Rasulullah. Penghulu dan santri sumber daya manusia yang menginspirasi unat.

Penulis mengucapkan Selamat Hari Santri Nasional Tahun 2025,  dengan slogan Mengawal Kemerdekaan Indonesia, Menuju Peradaban Dunia Menuju Indonesia Emas untuk Generasi Penghulu dan Santri.

[HR]

3.7 3 votes
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 38 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

Bukan Sekadar Menyatukan Dua Hati, Tapi juga Dua Keluarga Besar

23 Oktober 2025 - 11:07 WIB

Persiapan Santri Menuju Rumah Tangga Sakinah, Pesan Penting di Hari Santri Nasional 2025

22 Oktober 2025 - 09:25 WIB

Makna Sejati dari Sebuah Pernikahan

17 Oktober 2025 - 08:43 WIB

Menyelami Kesakralan Ijab Kabul dalam Islam

13 Oktober 2025 - 14:52 WIB

Berikan Untuk Keluargamu, Nafkah Yang Halal Dengan Cara Yang Baik

10 Oktober 2025 - 10:15 WIB

Do’a Pengantin Saat Pertama Bertemu Setelah Sah

8 Oktober 2025 - 13:05 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x