Pernikahan adalah impian banyak orang, tetapi perjalanan menuju pernikahan bukanlah sekadar kisah romantis yang dihiasi bunga dan tawa. Di balik kebahagiaan itu, ada proses panjang yang menguji kesabaran, kepercayaan, dan kesiapan untuk berkomitmen seumur hidup. Setiap pasangan memiliki kisah uniknya sendiri, ada yang penuh kejutan manis, ada yang melewati tantangan berat, dan ada pula yang bertemu di waktu dan tempat yang tak terduga.
Lalu, bagaimana perjalanan cinta menuju pernikahan yang sesungguhnya? Apa yang membuat sebuah hubungan bertahan hingga ke pelaminan?
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” (QS Al-Hujurat: 13).
Setiap kisah cinta dimulai dengan perkenalan. Ada yang bertemu melalui teman, keluarga, pekerjaan, bahkan di dunia maya. Beberapa orang percaya pada cinta pada pandangan pertama, sementara yang lain butuh waktu lebih lama untuk menyadari bahwa seseorang yang selama ini ada di dekatnya adalah belahan jiwa yang mungkin sedang mereka cari.
Di fase ini, setiap pasangan mulai mengenal satu sama lain, memahami karakter, prinsip hidup, dan impian masing-masing. Tidak semua perkenalan berakhir di pelaminan, karena di sinilah mereka menguji apakah ada kecocokan yang cukup kuat untuk melangkah lebih jauh atau malah sebaliknya. Tidak ada hubungan yang berjalan mulus tanpa tantangan. Perbedaan pendapat, masalah kepercayaan, kesibukan masing-masing, hingga tekanan dari lingkungan sekitar bisa menjadi ujian bagi setiap pasangan.
Di sinilah cinta diuji, apakah hubungan ini cukup kuat untuk bertahan, atau justru berakhir karena perbedaan yang tak dapat jalan keluar. Bagi pasangan yang memiliki komitmen kuat, setiap masalah adalah peluang untuk belajar dan tumbuh bersama. Selain itu, ada juga tantangan dari pihak keluarga. Restu orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam perjalanan menuju pernikahan. Terkadang, pasangan harus meyakinkan keluarga bahwa mereka adalah pilihan yang tepat untuk satu sama lain.
Ketika pasangan merasa siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, komitmen menjadi salah satu kunci utama. Pernikahan bukan sekadar perayaan mewah atau sekadar janji sehidup semati, tetapi tentang kesiapan untuk menghadapi kehidupan bersama dalam suka maupun duka. Pada tahap ini, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari perencanaan pernikahan, kesiapan mental dan finansial, hingga berdiskusi tentang visi masa depan bersama. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua keluarga dengan latar belakang dan kebiasaan yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi yang baik sangat diperlukan agar perjalanan menuju hari bahagia berjalan lancar.
Setelah semua perjuangan, tibalah hari pernikahan—sebuah perayaan cinta yang telah melalui berbagai ujian dan tantangan. Namun, pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan cinta, melainkan awal dari babak baru yang lebih menantang dan penuh makna. Pernikahan adalah ikatan sakral yang membutuhkan komitmen, pengertian, dan kerja sama dari kedua belah pihak. Dalam kehidupan pernikahan, cinta harus terus dipupuk agar tetap bertahan dalam berbagai kondisi.
وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٣٢
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui,” (QS An-Nur: 32).
Akhir,
Perjalanan cinta menuju pernikahan adalah kisah yang penuh warna, ada bahagia, ada sedih, ada tawa, dan bahkan air mata. Namun, di balik semua itu, ada pelajaran berharga tentang kesabaran, kepercayaan, dan ketulusan dalam mencintai seseorang.
Setiap pasangan yang berhasil melangkah ke jenjang pernikahan telah membuktikan bahwa cinta sejati bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang keberanian untuk memperjuangkan satu sama lain. Sebab, pada akhirnya, pernikahan bukanlah soal menemukan seseorang yang sempurna, tetapi tentang menemukan seseorang yang bersedia berjalan bersama dalam ketidaksempurnaan.
Karena cinta sejati adalah tentang bertahan, berjuang, dan tumbuh bersama. ❤️
- Muhamad Fathul Arifin – Penghulu KUA Kesugihan, Cilacap