Menu

Mode Gelap

Opini · 31 Agu 2025 04:48 WIB ·

Perkuat Persatuan dan Harmoni Sosial Tanggung Jawab Kita Bersama

Penulis: Mahbub Fauzie


 Perkuat Persatuan dan Harmoni Sosial Tanggung Jawab Kita Bersama Perbesar

Dalam beberapa hari terakhir, bangsa ini tengah menghadapi ujian besar dalam menjaga kerukunan dan persatuan di tengah dinamika sosial yang berkembang sangat cepat. Aksi-aksi demonstrasi di berbagai daerah menjadi bukti bahwa masyarakat ingin menyuarakan aspirasi mereka. Namun disayangkan, sebagian aksi tersebut disertai tindakan anarkis yang merugikan banyak pihak serta mengancam stabilitas sosial kita.

Dalam situasi yang rentan seperti ini, peran tokoh agama dan penyuluh agama menjadi sangat vital sebagai garda terdepan penjaga keharmonisan dan persatuan bangsa. Pernyataan Menteri Agama, Bapak Nasaruddin Umar, dalam acara Zikir dan Doa Bersama untuk Negeri di Button Tengah, Sulawesi Tenggara, pada 30 Agustus 2025, menjadi seruan moral yang menggugah hati dan layak dijadikan pedoman.

Beliau menegaskan, “Saya mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan pesan yang menjernihkan dan menyejukkan demi terus terjaganya kohesivitas sosial.” (ANTARA News, 30 Agustus 2025).

Imbauan ini sangat relevan, mengingat bahwa penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga negara, namun harus dilakukan secara damai, santun, dan bermartabat. Di tengah masyarakat yang majemuk ini, menjaga persatuan dan kerukunan adalah kewajiban bersama.

Senada dengan Menteri Agama, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Bapak Abu Rokhmad, juga menyerukan agar seluruh jajaran Bimas Islam, dari pusat hingga daerah, khususnya para penyuluh agama dan penghulu—aktif menjadi teladan dalam merawat keharmonisan sosial. Dalam pernyataannya, beliau menegaskan:

“Kami meminta kepada seluruh jajaran Bimas Islam, termasuk para penyuluh agama dan penghulu di lapangan, untuk terus menjadi teladan dalam menjaga persatuan.” (ANTARA News, 30 Agustus 2025).

Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Bapak Ahmad Zayadi, menggarisbawahi pentingnya peran penyuluh agama sebagai jembatan antara ajaran keagamaan dan realitas sosial masyarakat. Beliau mengatakan:

“Penyuluh adalah jembatan yang menghubungkan pesan-pesan agama dengan realitas sosial. Gunakanlah mimbar dan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan persatuan.” (Media Indonesia, 30 Agustus 2025).

Pernyataan tersebut mempertegas bahwa tugas penyuluh agama tidak berhenti pada penyampaian teks keagamaan semata, tetapi harus mampu menerjemahkan nilai-nilai luhur agama agar hidup dan membumi dalam kehidupan sosial masyarakat.

Saat ini, kita menyaksikan bagaimana masyarakat, terutama di level akar rumput, sangat rentan terhadap provokasi—terutama dari penyebaran informasi palsu dan konten-konten bermuatan kebencian di media sosial. Banyak yang belum mampu memilah mana informasi yang membangun, dan mana yang justru merusak.

Di sinilah urgensi peran penyuluh dan tokoh agama dalam memberikan arahan dan pendampingan agar masyarakat bersikap bijak serta cerdas dalam menyikapi setiap isu yang berkembang.

Kita juga harus menyadari bahwa perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dalam sistem demokrasi. Namun perbedaan itu harus disikapi dengan kedewasaan dan saling menghormati. Jangan sampai perbedaan tersebut menjadi pemicu konflik dan perpecahan. Persatuan dan kesatuan bangsa adalah harga mati yang tidak bisa ditawar.

Para penyuluh dan penghulu harus aktif memanfaatkan setiap kesempatan, baik melalui ceramah, khutbah, maupun media sosial, untuk menyampaikan pesan-pesan damai, kasih sayang, dan toleransi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Zayadi, mimbar dan media sosial adalah sarana strategis untuk menanamkan nilai-nilai persatuan.

Kepada generasi muda khususnya, kami mengajak agar senantiasa bersikap cerdas dan rasional. Jangan mudah terprovokasi atau ikut-ikutan dalam aksi yang tidak dipahami secara utuh. Jadilah generasi yang kritis, namun tetap santun dan beretika dalam bersosial. Kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial harus berjalan beriringan untuk membangun bangsa yang tangguh dan harmonis.

Kita tidak boleh lengah dan membiarkan kondisi sosial kita terpecah hanya karena kepentingan kelompok atau provokasi yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, penyuluh agama dan penghulu sebagai ujung tombak Kementerian Agama memiliki posisi strategis dalam menjaga ukhuwah wathaniyah—persaudaraan kebangsaan yang menjadi fondasi utama kelangsungan negara ini.

Seluruh elemen masyarakat hendaknya turut andil dalam menjaga kerukunan dan membangun harmoni. Mari kita jadikan perbedaan sebagai kekayaan, bukan alasan untuk berselisih. Semangat persatuan harus lebih besar daripada perbedaan yang ada.

Dengan persatuan dan keharmonisan, insyaAllah kita akan mampu menghadapi segala tantangan dan membangun Indonesia yang lebih baik, damai, dan beradab.

Kita juga mengapresiasi langkah Kementerian Agama dan jajaran Bimas Islam yang secara konsisten mengingatkan dan mengajak semua pihak untuk menjaga keutuhan bangsa.

Semoga pesan-pesan ini dapat tersebar luas dan meresap ke seluruh lapisan masyarakat, agar kita semua menjadi agen perdamaian dan perekat persatuan bangsa.

Dan kepada aparat keamanan, mari bersikap sejuk dan menenangkan dalam menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat. Semua pihak juga hendaknya melakukan introspeksi diri demi perbaikan bersama.

Mari kita jaga Indonesia, negeri yang kita cintai ini, tetap aman, rukun, dan damai demi masa depan yang cerah bagi seluruh anak bangsa.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq.

5 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 62 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

“Cuan” Memboming Dengan Aksi Viral [catatan harian penghulu]

1 Oktober 2025 - 00:03 WIB

Mengapa Verifikasi Calon Pengantin Adalah Keharusan di Era Digital?

30 September 2025 - 11:22 WIB

Musrenbang Sebagai Penjembatan Program KUA Kecamatan

29 September 2025 - 21:27 WIB

Taukil Wali bil lisan melalui daring, apakah diperbolehkan?

29 September 2025 - 16:46 WIB

Pengukuhan dan Rakerwil PW APRI Aceh 2025–2029: Momentum Kebersamaan, Profesionalisme, dan Penguatan Peran Penghulu

29 September 2025 - 06:21 WIB

“BIMWIN” Disandingkan Dengan “Tepuk Sakinah”

28 September 2025 - 20:37 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x