Menu

Mode Gelap

Opini · 29 Agu 2025 02:51 WIB ·

Pertemuan yang Ditakdirkan, Bisa Jadi Adalah Kisah Cinta yang Berujung Janji Suci

Penulis: Muhamad Fathul Arifin


 Pertemuan yang Ditakdirkan, Bisa Jadi Adalah Kisah Cinta yang Berujung Janji Suci Perbesar

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana takdir mempertemukan dua insan yang sebelumnya tidak saling mengenal, lalu mengikat mereka dalam sebuah janji suci pernikahan? Kisah semacam ini selalu menarik untuk disimak, sebab ia bukan hanya cerita romantis, melainkan juga cerminan dari ketetapan Allah SWT yang Maha Mengatur. Pertemuan dua hati yang akhirnya berujung pada pernikahan adalah sebuah anugerah, sebuah skenario indah yang telah dituliskan jauh sebelum mereka dilahirkan.

Dalam Islam, pernikahan bukan sekadar penyatuan dua individu, melainkan ibadah yang menyempurnakan separuh agama. Karena itu, sebuah hubungan yang didasari niat tulus untuk menikah akan mendapatkan keberkahan dari Allah. Seperti firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ۝٢١

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang be1rpikir.”

Ayat ini menegaskan bahwa pasangan hidup adalah salah satu tanda kebesaran Allah. Dia menciptakan rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah) sebagai fondasi sebuah pernikahan. Namun, bagaimana rasa ini bisa tumbuh di antara dua orang yang awalnya tidak saling mengenal? Di sinilah takdir mengambil peran.

Seringkali, kisah pertemuan ini dimulai dari hal-hal sederhana yang tak terduga. Bisa jadi mereka dipertemukan di lingkungan kerja, melalui teman, atau bahkan dalam sebuah acara keagamaan. Mungkin saja, sang pria sudah lama mencari dan berdoa, begitu pula sang wanita. Ketika saatnya tiba, Allah membuka jalan. Pertemuan itu mungkin terasa biasa, namun ada sesuatu yang berbeda. Ada getaran hati yang mengingatkan bahwa inilah orang yang selama ini dicari.

Dalam prosesnya, tidak ada yang serba instan. Pertemuan hanyalah awal. Setelahnya, ada ihtiar (usaha) dan proses perkenalan yang dilandasi nilai-nilai Islam. Mereka tidak hanya melihat fisik, melainkan juga agama, akhlak, dan visi hidup. Ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah yang agamanya baik, niscaya engkau beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Meskipun hadis ini secara spesifik menyebutkan tentang memilih wanita, prinsipnya berlaku juga sebaliknya. Keduanya harus saling melihat dan memilih berdasarkan fondasi agama yang kuat. Pertemuan yang baik tidak akan membawa mereka pada hubungan yang tidak syar’i, melainkan akan mengarahkan mereka pada sebuah komitmen yang serius yaitu pernikahan. Setelah melalui proses perkenalan yang syar’i, di mana niat baik terus dijaga, tibalah saatnya untuk mengikat janji suci. Di hadapan wali dan saksi, mereka mengucapkan ijab qabul. Kalimat yang singkat, namun mengandung makna yang begitu dalam. Ijab qabul adalah perjanjian suci antara seorang hamba dengan Allah, bukan hanya dengan pasangannya.

Pernikahan adalah puncak dari sebuah pertemuan yang ditakdirkan. Ini adalah bukti bahwa setiap doa yang dipanjatkan, setiap usaha yang dilakukan, tidak pernah sia-sia di hadapan Allah. Kisah-kisah ini mengajarkan kita bahwa takdir memang bisa mempertemukan, namun keberkahannya akan terasa saat kita menjalani hubungan tersebut sesuai dengan tuntunan agama. Kisah cinta yang berakhir di pelaminan adalah bukti nyata bahwa Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia adalah cerita tentang bagaimana takdir, niat suci, dan ihtiar saling berpadu menciptakan sebuah mahakarya. Jadi, bagi Anda yang sedang menanti, percayalah bahwa jodoh Anda sedang dipersiapkan. Cukup perbaiki diri dan bersabar, karena semua akan indah pada waktunya, sesuai dengan ketetapan-Nya.

Semoga kita semua selalu dipertemukan, dijodohkan dengan segala hal yang baik nan lagi memberikan manfaat serta menjadi ladang amal kebaikan untuk pribadi masing-masing khususnya, serta sesama manusia umumnya

  • Muhamad Fathul Arifin, Penghulu KUA Kesugihan, Cilacap

5 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 20 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

“Cuan” Memboming Dengan Aksi Viral [catatan harian penghulu]

1 Oktober 2025 - 00:03 WIB

Mengapa Verifikasi Calon Pengantin Adalah Keharusan di Era Digital?

30 September 2025 - 11:22 WIB

Musrenbang Sebagai Penjembatan Program KUA Kecamatan

29 September 2025 - 21:27 WIB

Taukil Wali bil lisan melalui daring, apakah diperbolehkan?

29 September 2025 - 16:46 WIB

Pengukuhan dan Rakerwil PW APRI Aceh 2025–2029: Momentum Kebersamaan, Profesionalisme, dan Penguatan Peran Penghulu

29 September 2025 - 06:21 WIB

“BIMWIN” Disandingkan Dengan “Tepuk Sakinah”

28 September 2025 - 20:37 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x