Oleh :
KHAERUL UMAM, S.Ag*)
(Penghulu Ahli Madya KUA Pakuhaji)
Muqadimah
Pernikahan merupakan salah satu ibadah yang bisa dilakukan oleh seorang muslim. Menikah berarti jalan untuk mewujudkan salah satu tujuan dari syariat Islam, yaitu menjaga nasab Dalam menjalani bahtera rumah tangga, tak sedikit akan menemukan ujian dan cobaan. Wajar ujian ini menghampiri mengingat tujuannya yang mulia dan merupakan bentuk ibadah seumur hidup.
Keretakan pernikahan dan rumah tangga timbul dari berbagai macam masalah. Permasalahan kecil saja dapat memicu perceraian atau thalak, apalagi permasalahan besar. Namun, besar kecilnya permasalahan tersebut tergantung pada sudut pandang seorang suami atau pun istri dalam menyikapi permasalahan yang ada. Dalam kehidupan rumah tangga, thalak atau perceraian adalah salah satu kata yang paling ditakuti. Meski Islam tidak menutup pintu untuk thalak sebagai jalan terakhir, para ulama dan para salaf sangat menekankan bahwa thalak bukanlah sesuatu yang ringan untuk diucapkan, apalagi dijadikan senjata dalam setiap perselisihan. Ada sebuah hadis masyhur yang berbunyi: “Halal yang paling dibenci Allah SWT adalah thalak.”(HR. Abu Dawud No.2180, Sunan Al-Kubra 7/320, Sunan Ash-Shaghir No.2786).
Di tengah-tengah permasalahan antara dua pasangan suami isteri tersebut, kadangkala kita tidak menyadari bahwa syaithan sedang memainkan perannya untuk membisikkan kepada setiap pasangan anak Adam tentang segala hal buruk untuk dipikirkan dan membawanya pada emosi level tinggi pada keduanya. Sehingga kata thalak pun terucap, dan menang serta tepuk tanganlah syaithan bersorak-sorai merayakan prestasi tertingginya. Sementara kedua pasangan suami isteri itu menyesali perbuatannya karena tergoda bujuk rayu syaithan, rumah tangga puluhan tahun yang dijaga, dirawat dengan penuh cinta, sabar dan kasih sayang harus tumbang dan kandas di tengah jalan oleh sebuah kata cerai atau thalak.
Tulisan ini berupaya menyajikan bagaimana upaya atau tips pasangan suami isteri untuk menyelamatkan rumah tangga dan keluarganya di tengah konflik permasalahan yang ada sehingga terhindar dari bujuk rayu syaithan yang selalu menginginkan keduanya bercerai, jangan sampai keluarga yang selama ini bahagia dan tenang (keluarga sakinah=tepuk sakinah) menjadi keluarga yang berantakan karena perceraian akibat bujuk rayu syaithan, jangan biarkan syaithan bersorak dan bertepuk tangan menyaksikan kehancuran rumah tangga kita.
Thalak Misi Besar Iblis dan para pengikutnya
Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadis sahih yang menunjukkan betapa perceraian menjadi misi besar iblis. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ
Artinya: “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Syaithan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bercerai (thalak) dengan istrinya.’ Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik syaithan adalah kamu.’” (HR. Muslim 2813).
Hadis ini menegaskan, perceraian adalah salah satu strategi utama iblis untuk memecah belah keluarga dan menebar kerusakan di bumi. Sebab, dari rusaknya keluarga akan lahir banyak kerusakan lain, baik untuk suami, istri, maupun anak-anak mereka. Di antara setiap ujian itu, perceraian merupakan salah satu yang terbesar. Bahkan, disebutkan bahwa pisahnya pasangan suami-istri ini merupakan misi terbesar dari syaithan. Jadi perceraian sangat disukai oleh Iblis dan hukum asal perceraian adalah dibenci, karenanya ulama menjelaskan hadits peringatan akan perceraian
Al-Munawi menjelaskan mengenai hadits di atas:
إن هذا تهويل عظيم في ذم التفريق حيث كان أعظم مقاصد اللعين لما فيه من انقطاع النسل وانصرام بني آدم وتوقع وقوع الزنا الذي هو أعظم الكبائر
Artinya: “Hadits ini menunjukan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian. Hal ini merupakan tujuan terbesar (Iblis) yang terlaknat karena perceraian mengakibatkan terputusnya keturunan. Bersendiriannya (tidak ada pasangan suami/istri) anak keturunan Nabi Adam akan menjerumuskan mereka ke perbuatan zina yang termasuk dosa-dosa besar yang paling besar menimbulkan kerusakan dan yang paling menyulitkan” [Faidhul Qadiir II/408]
Dirangkum dari buku Syariat Cinta Menuju Surga: Rahasia Menikmati Pernikahan Bahagia karya Abu Muhammad Rafif Triharyanto, jin atau syaithan pengganggu rumah tangga adalah syaithan Dasim. syaithan Dasim adalah bala tentara iblis yang bertugas untuk mengganggu dan merusak hubungan rumah tangga. Jin Dasim akan menggoda dan mengarahkan setiap pasangan untuk berdebat, memancing emosi, dan sebagainya. Mereka akan selalu menggoda dan berusaha menyalakan bara api perselisihan dalam rumah tangga. Dasim, dalam kajian literatur keislaman adalah salah satu anak turun Iblis. Ibnu Abi Dunya meriwayatkan pendapat Mujahid tentang anak turun Iblis beserta dengan tugas dan pekerjaannya. Berikut catatannya:
عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ: لإِبْلِيسَ خَمْسَةٌ مِنْ وَلَدِهِ قَدْ جَعَلَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ عَلَى شَيْءٍ مِنْ أَمْرِهِ ثُمَّ سَمَّاهُمْ فَذَكَرَ: ثَبْرَ، وَالأَعْوَرَ، وَمِسْوَطَ، وَدَاسِمَ، وَزَلَنْبُورَ.-الى ان قال وَأَمَّا دَاسِمُ فَهُوَ الَّذِي يَدْخُلُ مَعَ الرَّجُلِ إِلَى أَهْلِهِ يُرِيهِ الْعَيْبَ فِيهِمْ وَيُغْضِبُهُ عَلَيْهِمْ.
Artinya: “Mujahid berkata: Iblis mempunyai lima anak, masing-masing mempunyai tugas masing-masing, dan dia memberi nama mereka masing-masing. Mereka adalah Tsabr, A’war, Miswath, Dasim, dan Zalanbur. Adapun Dasim, tugasnya dalah ikut masuk bersama pria ke dalam keluarganya, dia menjadikan pria itu memandang aib terhadap keluarganya, memarahi dan membenci mereka.” (Maka’idus Syaithan, Matabah Syamilah, versi 4.0, hal. 53.).
Najmuddin Muhammad al-Ghazi mengutip Muhammad bin Ahmad al-Ba’uni tentang perkataan Umar bin Khatthab mengenai anak-anak Iblis. Dasim dalam catatan itu disebut sebagai syaithan rumah. Berikut catatannya:
وأمَّا داسم فهو صاحب البيوت، فإذا دخل الرجل منزله ولم يسم ولم يذكر الله، أوقع بينهم المنازعة حتى يقع الضرب، والطلاق، والخلع.
Artinya: “Adapun Dasim, dia adalah penghuni rumah, ketika seorang pria memasuki rumahnya sedangkan dia tidak membaca basmalah, maka Dasim akan memantik pertikaian di antara penghuni rumahnya, hingga akan terjadi kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan gugatan cerai dari istri.” (Kitab Husnut Tanabbuh li ma Warada fit Tasyabbuh, Suriah: Darun Nawadir, 2011, juz 5, hal. 449.).
Beberapa catatan dan penjelasan ulama di atas menunjukkan bahwa pekerjaan Dasim, sebagai jin atau syaithan penghuni rumah, adalah menjadikan hubungan rumah tangga tidak harmonis, memunculkan keserakahan, menimbulkan pertikaian, saling membenci, hingga terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), dan berujung kepada perceraian. Inilah perbedaan ‘hobi’ syaithan pada hubungan pacaran dengan pernikahan seseorang. Ketika pacaran, syaithan cenderung mendekatkan dua insan yang saling jatuh cinta yang ujungnya adalah tindakan kemaksiatan. Sedangkan dalam pernikahan, syaithan cenderung memisahkan mereka berdua hingga berujung perceraian.
Tips rumah tangga harmonis, terhindar dari godaan syaithan
Perceraian adalah salah satu strategi dan misi utama iblis dan pasukannya untuk memecah belah keluarga dan menebar kerusakan di bumi. Bahkan, disebutkan bahwa pisahnya pasangan suami-istri ini merupakan misi terbesar dari syaithan. Kerugian akibat perceraian diantaranya: (1) Rumah tangga adalah miniatur masyarakat dan bangasa, jika rumah tangga tidak harmonis maka akan berpengaruh juga ke kehidupan Masyarakat, (2) Anak-anak akan menjadi korban, sering melihat pertengkaran di rumah tangga, kurang perhatian dan pendidikannya. Bisa jadi anak tersebut menjadi nakal dan inilah tujuan besar setan
Berikut beberapa cara atau tips agar rumah tangga kita harmonis, semoga dijauhkan dari perceraian dan menutup celah sekecil apa pun dari bujuk rayu syaithan:
- Sering-sering mengingat kebaikan pasangan dan melupakan serta buang jauh-jauh ingatan kekurangan pasangan, ini lebih baik daripada saling memikirkan kekurangan. Jangan hanya karena satu kesalahan pasangan, melupakan puluhan kebaikannya yang sudah ia berikan, ibarat satu titik hitam kecil di atas satu lembar kertas putih jangan hanya karena nila setitik rusak susu sebelanga. Pasangan hidup adalah cerminan kita karena janji Allah SWT yang baik akan mendapat yang baik-baik juga dan sebaliknya.
- Sama-sama mengenang kembali masa-masa indah di awal pernikahan, mengapa anda memilihnya dan ingat kembali kebaikan-kebaikan pasangan yang telah dijalani. Jika anda memilih bukan karena agama dan akhlaknya, masih ada waktu untuk bertaubat dan segera saling memperbaiki.
- Saling menenangkan jika salah satu ada yang marah duluan, salah satu berusaha bersabar dan menenagkan dahulu karena emosi itu umumnya sesaat saja. Abu Darda’ berkata kepada istrinya Ummu Darda’.
إذا غضبت أرضيتك وإذا غضبت فارضيني فإنك إن لم تفعلي ذلك فما أسرع ما نفترق ثم قال إبراهيم لبقية يا أخي وكان يؤاخيه
هكذا الإخوان إن لم يكونوا كذا ما أسرع ما يفترقون
Artinya: “Jika kamu sedang marah, maka aku akan membuatmu jadi ridha dan Apabila aku Sedang marah, maka buatlah aku ridha dan. Jika tidak maka kita tidak akan menyatu. Kemudian Ibrahim berkata kepada Baqiyah “Wahai saudaraku, begitulah seharusnya orang-orang yang saling bersaudara itu dalam melakukan persaudaraannya, kalau tidak begitu, maka mereka akan segera berpisah”. (Tarikh Damasyqus 70/151).
- Bangun komunikasi yang baik, kebanyakan cerai karena tidak ada komunikasi yang baik. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak mengena di hati, ia akan pendam, kemudian ia akan balas perbuatan tersebut pada pasangannya. Pada dasarnya kecintaan suami-istri itu sangat besar sekali, komunikasi yang tidak baik membuatnya terkikis secara perlahan-lahan. sebagaimana firman Allah: وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً “Dan Allah menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang” (Ar-Ruum: 21).
- Jangan pernah mudah mengucapkan kata cerai atau thalak hanya karena emosi sesaat. Renungkan ucapan Ibnu Qayyim Rahimahullah:“Perkataan yang keluar saat marah bisa lebih berbahaya daripada luka yang dihasilkan oleh pedang.”, ketika muncul rasa ingin menyerah atau berpisah, ingatlah bahwa ada setan yang bersorak kegirangan melihat kita saling menjauh.
- Jika memang sulit melakukan komunikasi dan saling berbaikan, maka komunikasi bisa melalui pihak ketiga (misalnya dari keluarga) yang disegani oleh kedua suami-istri sebagai penengah. Inilah petunjuk dalam Al-Quran:
وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا
Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (An-Nisa: 35).
- Penekanan khusus bagi suami, anda adalah pemimpin rumah tangga. Laki-laki dikaruniai kelebihan atas wanita yaitu lebih tenang dan lebih bijak menghadapi sesuatu. Suami harus yang lebih tenang dalam menghadapi problematika rumah tangga. Rumah tangga bukan hanya tempat berbagi bahagia, tetapi juga tempat menguji kesabaran, saling memaafkan, dan saling menguatkan. Suami lebih sering memaklumi wanita yang “bengkok” dan sering-sering memperbaiki dan menasehati, seringnya wanita hanya emosi sesaat dan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti suami, tetapi ketahuilah bahwa wanita itu sangat cinta suaminya, maka pelukan kepada istri sambil terus mendengarkan dan menenangkan adalah solusinya.
- Perhatikan juga para suami, Jika ada sesuatu yang tidak beres pada istri dan anak-anak bisa jadi akibat maksiat suami, maka intropeksi diri dan perbanyak istigfar. Banyak masalah dapat teratasi dengan doa, istighfar, dan musyawarah yang baik. Sebagian ulama berkata:
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
Artinya: “Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan hewan tungganganku.”
Penutup
Dalam menjalani bahtera rumah tangga, tak sedikit akan menemukan ujian dan cobaan. Keretakan pernikahan dan rumah tangga timbul dari berbagai macam masalah. Permasalahan kecil saja dapat memicu perceraian atau thalak, apalagi permasalahan besar. Di tengah-tengah permasalahan antara dua pasangan suami isteri tersebut, kadangkala kita tidak menyadari bahwa syaithan sedang memainkan perannya untuk membisikkan kepada setiap pasangan anak Adam tentang segala hal buruk yang bisa mengakibatkan percekcokan dan perselisihan diantara kedua pasangan suami istri itu sehingga suasana kehidupan rumah tangganya tidak harmonis lagi.
Walaupun thalak tetap dihalalkan sebagai solusi terakhir, Islam mengajarkan kita untuk sangat berhati-hati dalam mengucapkannya. Jangan sampai kita menjadi bagian dari tipu daya iblis yang sangat mencintai perpecahan. Islam memandang rumah tangga sebagai ikatan suci yang hendaknya dijaga dan dirawat dengan sabar, cinta, dan pengertian. Thalak baru ditempuh saat tidak ada lagi jalan untuk memperbaiki keadaan.
Perceraian sangat disukai oleh Iblis dan merupakan salah satu strategi misi utama iblis dengan cara apa pun supaya bisa membuat sepasang suami-istri bercerai. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang dapat menjembatani setan menguasai hawa nafsu kita yang dapat memicu perceraian dalam rumah tangga. Jin atau syaithan anak buahnya iblis pengganggu rumah tangga adalah syaithan Dasim. syaithan Dasim adalah bala tentara iblis yang bertugas untuk mengganggu dan merusak hubungan rumah tangga. Jin Dasim akan menggoda dan mengarahkan setiap pasangan untuk berdebat, memancing emosi, dan sebagainya. Mereka akan selalu menggoda dan berusaha menyalakan bara api perselisihan dalam rumah tangga.
Hal yang bisa dilakukan sebagai tindakan preventif terhadap pengaruh Dasim adalah selalu berdzikir dan mengucapkan salam ketika akan masuk rumah. KH.Mbah Maimoen Zubair Almaghfur lahu sering berpesan kepada santrinya agar membaca surat al-Ikhlas dan Salam sebelum memasuki rumah. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh negatif dari luar rumah disamping juga untuk keberkahan rezeki. Biasakan juga membaca basmalah untuk setiap kegiatan positif, seperti makan dan minum, bahkan sebelum berhubungan suami istri. Hal ini agar syaithan seperti Dasim tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut, sehingga dia tidak bisa memberikan pengaruh negatif kepada keluarga.
Dengan membaca, memahami dan mengamalkan atau mempraktekan cara-cara atau tips diatas serta melakukan tindakan preventif seperti dipesankan dan diajarkan KH.Mbah Maimoen Zubair Almaghfur lahu dan ulama-ulama lainya, keluarga kita akan tetap terjaga dan harmonis dan tepuk sakinah akan tetap menghiasi rumah tangga kita, sebaliknya iblis dan anak buahnya akan menangis tersungkur dan tidak bisa bertepuk tangan karena gagal untuk menghancurkan rumah tangga kita.
Semoga Allah menjaga rumah tangga kita semua dari perceraian yang sia-sia, dan menjadikannya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan Rahmah, serta diselamatkan dari bujuk rayu dan tipu muslihat iblis, Aamiin…Wallahu a’lam bish shawab. (Disarikan dari berbagai sumber).
———
**)Penulis adalah Penghulu Ahli Madya pada KUA Pakuhaji Kab.Tangerang-Banten, da’i/Penceramah, penulis, dan pemerhati sosial keagamaan