Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata pernikahan atau perkawinan ? Bisa jadi kita sedang membayangkan riasan dan busana penganti yang serba “wah”. Atau kita membayangkan indah dan mewahnya dekorasi panggung dan tenda dengan banyaknya jamuan makanan yang tersusun rapi di meja. Atau mungkin kita sedang membayangkan banyaknya hadiah dan kado dari tamu yang datang. Namun, bernarkah makna pernikahan atau perkawinan hanya sebatas itu ? Mari kita coba ulas bersama-sama.

Menikah merupakan salah satu ibadah dan sunnah bagi umat Islam. Banyak sekali dalil-dalil tentang pernikahan tanpa perlu kita perdebatkan keabsahannya baik dalam nash Al-Qur’an maupun Hadis. Diantaranya, Q.S. Ar-Ruum ayat 21, Q.S. Adz-Dzariyat ayat 49 dan Q.S. An-Nuur ayat 32. Hal ini menjadi indikasi bahwa pernikahan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan kita yang perlu diimplementasikan dengan pernuh penghayatan.

Dalam UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa perkawinan atau pernikahan adalah merupakan akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah Swt. dan melaksanakannya merupakan ritual ibadah. Dari sini kita dapat ambil garis besar bahwa pernikahan atau perkawinan mengandung/melibatkan aspek hubungan vertikal (hablun minallah) dan hubungan horizontal (hablun minannaas)

Dewasa ini, keseriusan dan persiapan pernikahan atau perkawinan seolah hanya dibatasi pada hal-hal yang sifatnya ceremonial seperti resepsi (walimah). Banyak sekali diantara calon pengantin maupun dari pihak keluarga mempersiapkan untuk resepsi ini dari jauh-jauh hari. Dari mulai memesan tempat, menentukan desain undangan, memilih dekorasi dan busana, hingga menentukan jamuan dilakukan secara selektif dan bahkan tidak sedikit dengan biaya yang cukup besar. Namun tidak berbanding lurus dengan kesiapan ilmu, pengetahuan, fisik, mental, jasmani, rohani, lahir maupun batin dalam menghadapi kompleksitas kehidupan pernikahan atau perkawinan nanti.

Tak ada yang salah dengan walimah, karena hal ini juga diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan. Namun, kita perlu lebih bijak dalam memilah dan memilih mana yang lebih kita priortaskan untuk kehidupan pernikahan di masa yang akan datang. Jangan sampai hal yang wajib dikalahkan oleh hal yang sunnah. Seperti, kita lihat potret lebih ramainya orang yang melaksanakan shalat Idul Fitri / Idul Adha dengan orang yang melaksanakan shalat Subuh. Bahkan ketikan Idul Fitri / Idul Adha terkadangan lapangan pun dijadikan tempat shalat. Atau bahkan yang lebih parah lagi adalah potret ketika ada orang yang ikut shalat Idul Fitri / Idul Adha namun tidak melaksanakan kewajiban shalat Subuh, nauzubillah min dzalik.

Salah satu kegiatan KUA dalam memberikan Bimbingan Perkawinan Pra-Nikah merupakan salah satu langkah tepat dalam memberikan penguatan dan peningkatan kesiapan bagi calon pengantin sebelum pernikahan. Selain buku “Fondasi Keluarga Sakinah” sebagai bacaan mandiri calon pengantin yang diberikan kepada para catin, pihak KUA memberikan penguatan secara langsung kepada catin dalam meningkatkan kesiapan intelektual, spiritual maupun emosional. Tidak sedikit juga bekerja sama dengan lintas sektoral seperti Puskesmas yang rutin dilaksanakan di KUA Sawangan Kota Depok tempat saya bertugas. Secara bergantian setiap hari selasa, kita mengundang pihak Puskesmas (5 puskesmas) yang ada di wilayah Kec. Sawangan untuk memberikan infomasi dan materi berkaitan dengan kesehatan reproduksi, dll. Dan Alhamdulillah, hal ini mendapatkan respon positif dari semua pihak.

*Penyampaian tentang materi kesehatan reproduksi dari Pkm. Kel. Cinangka Kec. Sawangan & materi tentang pernikahan, akad nikah/ijab qabul dari KUA Sawangan kepada para calon pengantin di Balai Nikah KUA Sawangan Kota Depok

Dengan mudahnya akses internet di era saat ini, seyogyanya bagi calon pengantin akan lebih mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan apapun, termasuk dengan hal-hal yang berkaitan dengan persiapan pernikahan atau perkawinan. Dengan gawai yang ada dalam genggaman, para calon pengantin dimanjakan dengan berbagai hal termasuk akses terhadap apapun. Mereka bisa mengakses informasi melalui berbagai platform media elektronik seperti web dan sosial media. Tentu perlu kedewasaan untuk memfilter benar-benar mana informasi dan pengetahuan yang nanti kita bisa jadikan pijakan dalam melangkah.

Orang yang akan membangun bahtera rumah tangga, ibarat pelaut yang berjuang mengarungi samudera dengan dipenuhi ombak besar yang menghadang. Tidak ada yang tahu, apa yang terjadi di kehidupan di masa yang akan datang. Terkadang sangat tenang tapi tiba-tiba bisa terguncang. Terkadang sangat teduh tapi seketika penuh dengan gemuruh. Terkadang sangat indah tapi kemudian penuh dengan amarah. Hal ini memerlukan persiapan, bekal dan amunisi yang cukup agar tidak mudah diombang ambingkan kuatnya gelombang dalam samudera tersebut.

Mempersiapkan diri sebelum melangkah menuju jenjang pernikahan atau perkawinan merupakan keharusan. Para calon pengantin perlu memiliki kesadaran akan hal tersebut. Bukan hanya yang bersifat sesaat, tetapi lebih jauh lagi tentang kesiapan fisik, mental, jasmani, rohani, lahir maupun batin. Persiapan yang baik berdampak pada proses dan hasil yang baik. Sehingga tujuan menjadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah akan lebih mudah dicapai jika kita memiliki kesiapan yang cukup dan matang.

Persiapan yang baik dan matang dalam hal apapun bisa kita jadikan prinsip tidak hanya ketika mempersiapkan pernikahan atau perkawinan semata. Tetapi, hal ini bisa kita jadikan prinsip ketika ingin menjalankan suatu hal dalam hidup. Kita juga perlu menentukan prioritas apa saja yang perlu kita laksanakan terlebih dahulu. Seperti dalam beribadah, bekerja, bersosial atau bahkan ingin mencapai target-target tertentu dalam hidup. Ketika kita mampu menentukan prioritas mana saja yang perlu kita ambil, maka setiap langkah yang kita lakukan akan jauh lebih bermakna.

2 thoughts on “SEBELUM KITA MELANGKAH (Sebuah Pengingat untuk Jiwa yang Gundah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *