Menu

Mode Gelap

Opini · 20 Sep 2025 10:13 WIB ·

Skala Prioritas dalam Kehidupan Rumah Tangga Baru

Penulis: Mahbub Fauzie


 Skala Prioritas dalam Kehidupan Rumah Tangga Baru Perbesar

PERNIKAHAN adalah awal dari kehidupan baru, bukan akhir dari sebuah cerita cinta. Setelah ijab kabul terucap, kedua mempelai tidak hanya menyandang status suami dan istri, tetapi juga mengemban amanah besar: membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Maka dari itu, sangat penting untuk menata skala prioritas dalam kehidupan rumah tangga agar bahtera yang dibangun bisa berlayar dengan selamat, kokoh, dan harmonis.

Pasca Resepsi: Menyatukan Dua Keluarga

Usai walimah atau resepsi, langkah pertama yang penting dilakukan adalah mengenal dan menjalin silaturahmi dengan keluarga besar masing-masing. Pernikahan tidak hanya menyatukan dua individu, tetapi juga dua keluarga besar dengan latar belakang, kebiasaan, dan budaya yang mungkin berbeda. Prioritas awal dalam fase ini adalah membangun komunikasi yang baik, menghormati orang tua dan mertua, serta menunjukkan sikap dewasa dalam menyikapi perbedaan.

Silaturahmi yang terjaga dengan baik akan menjadi tameng dalam menghadapi masalah rumah tangga, karena keberkahan seringkali datang dari ridha orang tua dan restu keluarga. Ini pondasi sosial yang tidak bisa diabaikan.

Menata Hidup Berdua: Komunikasi dan Komitmen

Setelah fase perkenalan keluarga, kehidupan berdua dimulai. Di sinilah pasangan akan mulai menghadapi realita kehidupan rumah tangga yang tidak selamanya manis. Ada tanggung jawab, pekerjaan rumah, pengelolaan keuangan, dan tentu saja dinamika hubungan emosional.

Dalam fase ini, komunikasi dan komitmen adalah kunci utama. Seringkali masalah rumah tangga bukan karena kekurangan materi, tetapi karena kurangnya komunikasi dan rasa saling menghargai. Menyepakati peran masing-masing dalam rumah tangga, berdiskusi tentang impian masa depan, dan saling mendukung dalam suka dan duka adalah prioritas penting yang harus dijaga.

Tempat Tinggal: Rumah Sendiri atau Menumpang?

Jika salah satu pasangan sudah mandiri sebelum menikah—misalnya ASN, polisi, tentara, atau wiraswasta sukses—maka mungkin sudah ada rumah yang disiapkan. Ini tentu menjadi kemudahan dan awal yang baik, karena salah satu kebutuhan pokok dalam rumah tangga telah terpenuhi.

Namun, tidak semua pasangan memulai dari kondisi yang ideal. Ada yang memulai dari nol, belum punya rumah, bahkan belum punya pekerjaan tetap. Dalam kondisi ini, jangan malu untuk memulai dari tempat sederhana, menumpang sementara di rumah orang tua atau mengontrak kecil-kecilan. Yang terpenting bukan seberapa megah tempat tinggal, tetapi bagaimana keharmonisan tetap terjaga.

Namun, memiliki tempat tinggal sendiri seharusnya menjadi target jangka menengah. Karena rumah yang dihuni berdua tanpa campur tangan pihak ketiga akan lebih kondusif untuk tumbuhnya cinta dan tanggung jawab.

Penghasilan dan Kemandirian Ekonomi

Prioritas berikutnya adalah membangun kemandirian ekonomi. Jika salah satu atau kedua pasangan sudah memiliki pekerjaan tetap atau usaha yang mapan, ini tentu sangat membantu. Namun, tidak semua pasangan punya keberuntungan yang sama.

Bagi yang belum punya pekerjaan tetap, penting untuk mengandalkan keterampilan yang dimiliki. Bertani, berdagang, membuka bengkel, menjual produk UMKM, jasa IT, dan sebagainya adalah jalan-jalan halal yang patut ditempuh. Jangan terlalu gengsi untuk memulai usaha kecil-kecilan, karena banyak keluarga sukses justru dimulai dari usaha mikro yang ditekuni dengan sungguh-sungguh.

Namun, jika ternyata belum memiliki keterampilan maupun pekerjaan, maka belajar dan bekerja keras harus menjadi prioritas utama. Saat ini banyak pelatihan gratis, baik dari pemerintah maupun lembaga swasta, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill. Keterampilan seperti servis motor, menjahit, membuat kue, desain grafis, bahkan jualan online bisa menjadi solusi jangka pendek dan menengah.

Solusi Jika Belum Punya Apa-Apa

Bagaimana jika benar-benar belum punya apa-apa? Tidak ada rumah, tidak ada penghasilan tetap, tidak ada keterampilan?

Pertama, jangan putus asa. Kekuatan niat, tekad, dan kerja keras adalah modal awal yang sangat berharga. Kedua, mulailah dari hal yang paling bisa dilakukan, sekecil apapun itu. Misalnya membantu usaha orang tua, bekerja serabutan, atau ikut pelatihan keterampilan. Ketiga, sebagai pasangan, penting untuk saling menguatkan, bukan saling menyalahkan.

Dalam Islam, rezeki tidak hanya datang dari harta, tapi juga dari ketenteraman rumah tangga, keberkahan waktu, dan kesehatan. Oleh karena itu, tetap bersyukur dan terus berikhtiar adalah jalan yang harus ditempuh.

Merancang Masa Depan Bersama

Pernikahan adalah proyek jangka panjang. Maka merancang masa depan bersama harus masuk dalam skala prioritas. Mulai dari rencana keuangan, pendidikan anak, investasi, hingga ibadah bersama. Jangan sampai rumah tangga berjalan tanpa arah. Diskusikan tujuan, susun langkah-langkah, dan evaluasi secara berkala.

Akhirnya, rumah tangga yang sukses bukan diukur dari mewahnya rumah atau tingginya gaji, tetapi dari kemampuan dua insan untuk bekerja sama, bertumbuh bersama, dan tetap saling mencintai meski dalam kekurangan. Semoga setiap rumah tangga yang dibangun di atas niat baik dan perjuangan sungguh-sungguh akan menjadi ladang pahala dan jalan menuju surga.

Mahbub Fauzie
Kepala KUA Kec. Atu Lintang, Aceh Tengah

 

 

Previous Post Optimalisasi Bimwin
5 1 vote
Article Rating
Artikel ini telah dibaca 67 kali

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat seluruh komentar
Baca Lainnya

“Cuan” Memboming Dengan Aksi Viral [catatan harian penghulu]

1 Oktober 2025 - 00:03 WIB

Mengapa Verifikasi Calon Pengantin Adalah Keharusan di Era Digital?

30 September 2025 - 11:22 WIB

Musrenbang Sebagai Penjembatan Program KUA Kecamatan

29 September 2025 - 21:27 WIB

Taukil Wali bil lisan melalui daring, apakah diperbolehkan?

29 September 2025 - 16:46 WIB

Pengukuhan dan Rakerwil PW APRI Aceh 2025–2029: Momentum Kebersamaan, Profesionalisme, dan Penguatan Peran Penghulu

29 September 2025 - 06:21 WIB

“BIMWIN” Disandingkan Dengan “Tepuk Sakinah”

28 September 2025 - 20:37 WIB

Trending di Opini
0
Ada ide atau tanggapan? Share di kolom komentar!x
()
x