WALI HAKIM DADAKAN

WALI HAKIM DADAKAN

 

Ahmad Bin Muhammad Az Zarqo, Syarah Al Qowaid Al Fiqihiyah, (Damaskud, Dar Al Qolam, Tt) Cet II.

 

Ahmad Bin Muhammad Bin Hambal Bin Hilal Bin Asad, Musnad Imam Ahmad ,(Darul Ihya At Turots Al Arobi, Tt ), juz 4.

 

kamus KBBI online “ dadakan” diakses dari https://kbbi.web.id/dadak.

 

Memed Humaidillah, Akad Nikah Wanita Hamil dan Anaknya, (Jakarta: Gema Insani, 2002).

 

Muhammad Bin Isa Bin Suroh, Sunan At Tirmizi Juz 3 (Darul  Kutub Al Ilmiyah Tt), juz 3.

 

Muhammad Bin Yazid Alquzwaini, Sunan Ibnu Majah, Maktabah Ilmiyah Tt juz. II.

 

Muslim Bin Alhujjaj Al Qusoiri, Shohih Muslim (Dar Ihya Kutubul Arobiyah), juz. II.

 

Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 20 tahun 2019, tentang Pencatatan Pernikahan.

 

Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 30 tahun 2005, tentang Wali Hakim.

 

Slamet Abidin, Aminudin, Fiqih Munakahat, Jilid III, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999).

 

Sulaiman Bin Asyats Al Sajastani,  Sunan  Abu Daud.(Maktabah Asriyah), juz 2.

 

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam (Bandung: Nuansa Aulia, 2009).

 

Undang Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan .

 

Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuh, Jilid 9 (Damaskus: Dar al Fikr al Muasir, 2007).

 

Zaenuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006).

Zainuddun Bin Ibrahim Bin Muhammad, Al Asybahu Wa Annazhair, (Beirut,Dar Al Kutub Al Ilmiyah,1999), Cet.I.

 

[1] . WahbahAz Zuhaili, al-Fiqh al- Islami wa Adillatuh, Jilid 9 (Damaskus: Dar al Fikr al Muasir, 2007), h. 6690

[2] . Muhammad Bin Yazid Alquzwaini, Sunan Ibnu Majah, Maktabah Ilmiyah Tt, juz 1 h. 605 no. 1881. Muhammad Bin Isa Bin Suroh, Sunan At Tirmizi Juz 3 (Darul  Kutub Al Ilmiyah Tt), juz 3, h. 407, no. 1101. Sulaiman Bin Asyats Al Sajastani,  Sunan  Abu Daud.(Maktabah Asriyah), juz 2 h. 229 no. 2085 dan Ahmad Bin Muhammad Bin Hambal Bin Hilal Bin Asad, Musnad Imam Ahmad  Juz 6  (Darul Ihya At Turots Al Arobi, Tt ), juz 4 h. 394 no. 19024.

[3] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi. Pasal 19, h. 22

[4] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi, pasal 14, h.21

[5] . Hanafiyah tidak mensyaratkan adanya wali dalam pernikahan, Malikyah menjadikan anak pada posisi setelah ayah, sementara Syafi,iyah dam Hanabilah menjadikan kakek diposisi setelah ayah. Lengkapnya lihat Abd. Al Rahman Al Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, (Kairo: Dar al-Bayan al-‘Arabi) , tt., Juz IV,  h. 16.

[6] . Undang Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 23.

[7] . Zaenuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), h. 16.

[8] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi ,  pasal 19, h. 22.

[9] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi ,  pasal 2, h. 18.

[10] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi ,  pasal 21, h. 23.

[11] . Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 20 tahun 2019 tentangPencatatan Pernikahan,  pasal 12 ayat 3

[12] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi,  pasal 22, h.24.

[13] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi,  pasal 1 huruf (b), h.17.

[14] . Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2005, tentang Wali Hakim,pasal 1 ayat (2).

[15] . Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 30 tahun 2005, tentang Wali Hakim pasal 3.

[16] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi ,  pasal 23 ayat 1, h.17

[17] . Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 30 tahun 2005 tentang Wali Hakim, ayat pasal 2 ayat 1

[18] . Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 20 tahun 2019, tentang Pencatatan Pernikahan pasal 13 ayat 3

[19] . Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi ,  pasal 100, h.49.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *