Penghulu “AI” Semakin Nyentrik di Zaman Digitalisasi
Fungsi dan jabatan penghulu adalah fungsi yang inheren sejak awal terbentuknya Kerajaan Islam di Nusantara. Sejarah awal mengenai Islamisasi di Nusantara, merekam adanya fungsi pengulu pada kerajaan-kerajaan Islam Jawa. Penulis menganalisa perkembangan tupoksi penghulu semakin ke depan, semakin nyentrik saja, kenapa demikian ? karena kompleksnya permasalahan individu, kelompok, keluarga bahkan internal dan eksternal di lingkungan yang membuat peran “nyentrik” Penghulu akan dimainkan dalam dinamika tersebut.
Sejak abad 16 sampai 18, fungsi penghulu pada kerajaan-kerajaan Jawa hampir sama dengan fungsi kadi atau qadi, atau bahkan Syaikh Islam pada kerajaan Islam di luar Jawa, seperti Samudra Pasai, Malaka dan Aceh. Peran Kadi dan Syaikh Islam tidak hanya dalam urusan agama, tetapi juga menangani masalah diplomatik. Jadi dapat dikatakan fungsi penghulu pada masa ini sangatlah strategis.
Penghulu abad 19 sampai 20 merupakan petugas representative pemerintah yang memiliki tugas untuk menikahkan kedua mempelai untuk menggantikan wali dari pihak keluarga (dikenal wali hakim) dan sekaligus mencatat pernikahan tersebut ke dalam catatan pemerintah.
Penghulu abad 21 diharapkan memiliki sikap berpikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan keterampilan teknologi. Jabatan fungsional penghulu merupakan salah satu cara untuk membina karier dan peningkatan mutu profesionalisme ASN yang berorientasi pada prestasi kerja. Sehingga tujuan untuk mewujudkan ASN sebagai aparatur negara yang berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan akan dapat tercapai. Dalam pelaksanaan tugas jabatan fungsional didasarkan kepada keahlian atau keterampilan tertentu dan bersifat mandiri,
Tantangan yang dihadapi penghulu saat ini adalah bagaimana upaya meningkatkan pelayanan dan konsultasi nikah rujuk (NR), serta pengembangan kepenghuluan secara baik dan optimal. Peningkatan pelayanan dalam pencatatan dan konsultasi (NR) serta pengembangan kepenghuluan akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, apabila didukung oleh kinerja penghulu yang profesional, Penghulu dituntut untuk selalu peduli terhadap perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat serta senantiasa berupaya meningkatkan profesionalisme dalam tugas, wewenang, tanggung jawab dan haknya agar selalu siap dan mampu mengisi struktur kemasyarakatan di segala bidang, khususnya yang menyangkut masalah-masalah kepenghuluan,
Sekarang kita sudah memasuki zaman “AI”. Zaman “AI” adalah era di mana kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan menjadi bagian penting dari berbagai sektor kehidupan. AI diprediksi akan semakin canggih dan mampu belajar secara mandiri. Peran penghulu dan media teknologi “AI” harus hidup berdampingan dalam berkinerja. AI yang mempunyai arti Fungsi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin terasa dalam kehidupan modern digitalisasi, mulai dari ilmu pemahaman keagamaan, bisnis, pendidikan, hingga sektor pelayanan publik. AI mendampingi manusia untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, daya saing, dan kecerdasan.
Bagaimana Penghulu “AI” semakin nyentrik di zaman digitalisasi, mempunyai fungsi asisten virtual (mengenali pola dan memahami bahasa); memaksimalkan personalisasi konten (membuat personalisasi konten kepenghuluan terutama di media sosial); mempercepat analisis data (AI dapat memberikan data kepenghuluan, dalam hal data keagamaan, dan tipologi seseorang); otomasi tugas berulang (mengotomasi tugas yang bersifat berulang); chatbot (interaksi dengan pelanggan dan memberikan layanan 24 jam); membantu kreativitas (menciptakan ide dan karya); deteksi kesehatan (menganalisis data Kesehatan catin); membantu pembelajaran (memperluas metode skill penasehatan dan bimbingan perkawinan serta aplikasi e-pintar); keamanan digital (memonitor jaringan dan keamanan perangkat aplikasi).
Melalui Penghulu “AI” semakin nyentrik di zaman digital, bisa bersahabat dengan seluruh aplikasi dan digitalisasi modern sehingga kompetensi penghulu akan dibekali keterampilan dan pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung tugas kepenghuluan. Teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga kunci untuk menghadirkan kepenghuluan yang lebih relevan dan adaptif dengan perkembangan zaman. (HR)