“PUTUS NIKAH DAN AKIBATNYA” Tinjauan Kaidah Penafsiran Ayat Ahkam

“PUTUS NIKAH DAN AKIBATNYA” Tinjauan Kaidah Penafsiran Ayat Ahkam

PUTUS NIKAH DAN AKIBATNYA

Tinjauan Kaidah Penafsiran Ayat Ahkam

 

 

Disusun oleh : Yayan Nuryana

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

            Segalapuji dan syukurpenulissampaikankehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.

Penulis kali ini berusaha mengangkat tema artikelPUTUS NIKAH DAN AKIBATNYA”.Tinjauan Kaidah Penafsiran Ayat Ahkam

Dalam penulisan artikel ini, penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Namun demikian semoga bermanfaat dan memberi pengajaran, terimaksih kepada Admin Pustaka Penghulu yang berkenan menampilkan tulisan ini..

 

Trimaksih.

 

 

Purwakarta, 27 mei 2024

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………      i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….     ii

 

BAB I       PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang……………………………………………………………………………..     1
  2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….     1
  3. Tujuan penulisan ………………………………………………………………………….      1

 

BAB II       PEMBAHASAN

  1. Putusnya pernikahan……………………………………………………………………………..    2
  2. Talak ………………………………………………………………………………………………    3
  3. tafsir ayat dan penjelasannya………………………………………………………….. 5
  4. Khuluk ……………………………………………………………………………………………   7
  5. Iddah ………………………………………………………………………………………………11

 

BAB III    PENUTUP

  1. …………………………………………………………………………………………..   17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………..  

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Akad perkawinan dalam hukum Islam adalah bukan perkara perdata semata, melainkan ikatan suci (mitsaqan ghalidzan) yang terkait dengan keyakinan dan keimanan kepada Allah. Dengan demikian ada dimensi ibadah dalam perkawinan. Untuk itu perkawinan harus dipelihara dengan baik.

Suatu perkawinan dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan suami istri yang harmonis dalam rangka membentuk dan membina keluarga yang sejahtera dan bahagia sepanjang masa. Setiap sepasang suami istri selalu mendambakan agar ikatan lahir batin yang dibuhul dengan akad perkawinan itu semakin kokoh terpateri sepanjang hayat masih dikandung badan. Namun demikian kenyataan hidup membuktikan bahwa memelihara kelestarian dan kesinambungan hidup bersama suami istri itu bukanlah perkara yang mudah dilaksanakan, bahkan dalam banyak hal kasih sayang dan kehidupan yang harmonis antara suami istri itu tidak dapat diwujudkan. Faktor-faktor psikologis, biologis, ekonomi, perbedaan kecenderungan, pandangan hidup, dan sebagainya sering muncul dalam kehidupan rumah tangga bahkan dapat menimbulkan krisis rumah tangga serta mengancam sendi-sendinya.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *