Pernikahan adalah ikatan suci yang menyatukan dua hati untuk saling mencintai, mendukung, dan menguatkan dalam segala situasi. Dalam perjalanan rumah tangga, tentu akan ada masa-masa sulit, baik dalam hal finansial, kesehatan, maupun tantangan emosional. Namun, di sinilah cinta yang tulus diuji, bagaimana seorang istri mampu mencintai dan mendukung suaminya bagaimanapun keadaannya. Artikel ini akan membahas pentingnya dukungan istri kepada suami, panduan untuk melakukannya, serta landasan dari Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ﷺ.
Cinta yang sejati bukan hanya tentang berbagi kebahagiaan, tetapi juga tentang menjadi kekuatan di saat pasangan terpuruk dan berada di posisi bawah dalam kehidupan. Seorang istri yang mendukung suaminya dengan tulus akan menjadi pilar kokoh yang memperkuat rumah tangga dan sekaligus menjadi tanda tulus cinta seorang istri kepada suaminya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Ar-Rum: 21)
Ayat ini menunjukkan bahwa pernikahan dibangun atas dasar kasih sayang dan ketenangan. Ketulusan cinta seorang istri untuk mendukung suami adalah wujud nyata dari kasih sayang tersebut.
Rasulullah ﷺ memberikan banyak teladan tentang pentingnya peran seorang istri dalam mendukung suami. Salah satu kisah inspiratif adalah tentang Sayyidah Khadijah R.A., istri pertama Nabi Muhammad ﷺ. Ketika Rasulullah pertama kali menerima wahyu, beliau merasa cemas dan takut. Sayyidah Khadijah memberikan dukungan penuh kepada beliau dengan kata-kata yang menenangkan:
“Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, jujur dalam berbicara, menolong orang yang kesusahan, memberikan kepada orang yang tidak punya, menghormati tamu, dan membantu orang yang terkena musibah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kata-kata ini menjadi contoh betapa seorang istri harus menjadi sumber ketenangan dan penguat bagi suaminya, terutama di masa-masa sulit dalam kehidupan rumah tangga.
Tak ada manusia yang sempurna, termasuk seorang suami. Menerima kekurangannya dengan lapang hati adalah wujud cinta yang tulus dan nyata oleh seorang istri. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (istrinya); jika ia tidak menyukai salah satu sifatnya, maka hendaklah ia menyukai sifatnya yang lain.” (HR. Muslim)
Hal ini juga berlaku untuk istri kepada suami, dengan fokus pada kelebihan dan potensi baik yang dimiliki pasangan, serta selalu berbaik sangka terhadap apapun dalam rumah tangga.
Terkadang, suami hanya membutuhkan istri yang bersedia mendengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi. Dengan menjadi pendengar yang baik, seorang istri dapat memberikan ketenangan kepada suaminya. Dukungan emosional dapat berupa perhatian, pelukan, atau sekadar kata-kata penyemangat. Sementara dukungan spiritual bisa diwujudkan dengan mengingatkan suami untuk tetap bertawakal kepada Allah dan melibatkan Allah dalam setiap langkah hidupnya serta senantiasa berdoa agar suami selalu dalam lindungan Allah dalam setiap jalan dan usaha untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di malam hari, lalu ia membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua salat malam.” (HR. Abu Dawud)
Dukungan spiritual ini juga bisa dilakukan bersama dengan mendoakan suami dalam setiap waktu dan kesempatan. Ketika suami sedang menghadapi kesulitan, seperti masalah pekerjaan atau kesehatan, kesabaran istri sangat diperlukan. Kesabaran ini tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga menjadi amal yang besar di sisi Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa bersabar, Allah akan menjadikannya penyabar. Tidak ada karunia yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain dukungan moral, istri juga dapat membantu suami melalui tindakan nyata, seperti mengelola keuangan keluarga dengan bijak, memberikan ide-ide kreatif, atau membantu suami dalam pekerjaan yang membutuhkan solusi. Wanita yang sabar, setia, dan tulus mendukung suaminya akan mendapatkan pahala besar di sisi Allah SWT. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika seorang wanita menjaga salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ahmad)
Hadits ini menegaskan betapa Allah memuliakan wanita yang menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik, termasuk mendukung suaminya.
Akhir,
Mencintai dan mendukung suami dalam keadaan apa pun adalah bentuk cinta yang sejati. Seorang istri yang sabar, tulus, dan penuh kasih akan menjadi cahaya bagi suaminya, bahkan di tengah kegelapan hidup. Dengan meneladani ajaran Islam dan kisah-kisah inspiratif dari Rasulullah ﷺ dan keluarganya, seorang istri dapat memperkuat pernikahannya dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dalam rumah tangga dan menjadikan kita pasangan yang saling mendukung hingga ke surga-Nya. Aamiin.
- Muhamad Fathul Arifin – Penghulu KUA Kesugihan, Cilacap