Ketujuh, puasa mendidik manusia agar mempunyai sifat welas asih. Dengan berpuasa sesorang akan merasakan betapa tidak enaknya perut yang kosong. Akan tetapi seperih apapun perut, ketika maghrib menjelang semuanya hilang sirna, karena perut sudah terisi kembali dengan makanan. Tetapi mereka yang setiap hari hidup kelaparan dan serba kekurangan tidak mengatahui kapan semuanya akan berakhir. Oleh karena itu dengan puasa diharapkan dapat menimbulkan rasa solidaritas sosial yang tinggi terhadap faqir, miskin, dan kaum dhu’afa.
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ ُيؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. (مسلم)
Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diirinya sendiri. (Muslim)
Hadirin kaum muslimin-muslimat hamba Allah yang berbahagia.
Kita akan mendapat hikmah dari ibadah puasa di bulan Ramadhan ini hanya apabila kita berpuasa sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW, tidak seperti kebiasaan orang-orang zaman sekarang, di mana pada bulan Ramadhan mereka justeru memuaskan diri dengan berbagai jenis makanan, terutama ketika mereka berbuka puasa. Segala macam hidangan disediakan. Sudah pasti uang belanja membengkak. Mereka tidak memahami konsep puasa, di mana dengan puasa sebenarnya kita dilatih untuk merasa lapar dan haus sebagaimana kaum faqir-miskin. Sehingga dari itu timbul rasa kepekaan social terhadap penderitaan orang lain. Mereka menjadikan bulan Ramadhan justeru sebagai bulan untuk berfoya-foya, untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Kebiasaan seperti ini tentu saja bertentangan dengan hikmah yang terkandung di dalam puasa itu sendiri. Oleh sebab itu, kebiasaan seperti ini harus dihilangkan, agar mereka tidak menjadi orang-orang yang rugi karena mereka hanya mendapatkan lapar dan haus belaka.
Demikianlah di antara hikma-hikmah diwajibkannya ibadah puasa, semoga kita diberikan kekuatan untuk mampu melaksanakannya dengan sempurna.
هدانا الله وايـّـاكم اجمعـيـن
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh