Yang dimaksud dengan malam-malam yang ganjil sebagaimana hadis tersebut adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29 berdasarkan hadits Nabi bahwa Allah SWT menyukai bilangan yang ganjil:
يَا اَهْلَ الْقُرْآنِ اَوْتِرُوْا فَاِنَّ اللهَ وِتْرٌ يٌحِبُّ الْوِتْرَ. (رواه احمد)
“Wahai ahli Quran, berwitirlah! Karena Allah itu witir (ganjil) dan menyukai sesuatu yang witir”. (HR. Ahmad)
Hadirin kaum muslimin-muslimat yang dimuliakan Allah
Tanggal berapa pun lailatul-qadr, yang jelas bahwa Allah sengaja menyembunyikannya dengan maksud agar kita senantiasa bersinergi dan berjaga-jaga untuk menghidupkan bulan Ramadhan dengan semangat iman, ilmu, dan amal ibadah sebanyak-banyaknya, serta sebagai ujian bagi kita siapa yang lebih baik niat dan amalnya di antara kita. Karena kemuliaan lailatul-qadr itu tidak akan diberikan kepada orang-orang yang ujub, riya, takabur, dan malas. Akan tetapi, lailatul-qadr itu akan dianugerahkan kepada orang-orang yang ikhlas, tawadhu, dan bersungguh-sungguh menghadapkan kiblat hatinya kepada Allah SWT.
Apabila jiwa telah siap, kesadaran telah mulai bersemi, dan lailatul-qadr datang menemui seseorang, maka ketika itu malam kehadirannya menjadi saat qadar, dalam arti saat menentukan bagi perjalanan sejarah hidupnya di masa-masa mendatang. Saat itu, bagi yang bersangkutan adalah saat titik tolak guna meraih kemuliaan dan kejayaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Dan sejak saat itu, malaikat akan turun guna menyertai dan membimbingnya menuju kebaikan sampai terbitnya fajar kehidupannya yang baru kelak di hari kemudian. Hati yang mencapai kedamaian dan ketenteraman mengantar pemiliknya dari keraguan kepada keyakinan, dari kebodohan kepada kepandaian, dari lalai kepada ingat, dari khianat kepada amanat, dari riya kepada ikhlas, dari lemah kepada teguh, dari sombong kepada tahu diri, dan dari dunia kepada surga. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih”, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushshilat:30)
نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ ۗ
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta”. (QS. Fushshilat:31)
نُزُلًا مِّنْ غَفُوْرٍ رَّحِيْمٍ ࣖ
“Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Fushshilat:32)
Hadirin kaum muslimin-muslimat yang dimuliakan Allah
Demikian uraian tentang lailatul-qadr, semoga Allah SWT memperkenankan taufiq, hidayah, rahmah, dan inayahnya kepada kita dengan kemuliaan lailatul-qadr.
هدانا الله واياكم اجمعيـن
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh