REFLEKSI SABAR

REFLEKSI SABAR

Ma’asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

Kedua, sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.

Seorang mukmin yang baik, dia akan berusaha menyempurnakan ketaatan kepada Allah SWT sesuai dengan petunjuk dan syari’at yang diajarkan-Nya. Sabar ketika shalat, dalam arti tidak akan menyudahi shalatnya itu sebelum sempurna melaksanakannya. Sabar ketika puasa, dalam arti tidak akan membatalkan puasanya itu sebelum waktunya berbuka telah tiba. Sabar ketika mengeluarkan zakat, dalam arti tidak akan mengurangi dari ukuran yang sudah ditetapkan oleh agama bahkan akan memberikan yang terbaik yang dimilikinya. Dan sebagainya.

Kesabaran seperti inilah yang dikehendaki oleh agama dan dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul pada waktu mereka mendakwahkan agama – amar ma’ruf nahy munkar. Bahkan di antara mereka ada yang diberi gelar ulul-‘azmi, yang artinya para Rasul yang mempunyai kesabaran luar biasa dalam melaksanakan tugas kenabiannya. Demikian juga halnya para shiddiqin – yakni orang-orang yang senantiasa menegakkan kebenaran, para syuhada – yakni orang-orang yang berjuang di jalan Allah, dan para shalihin – yakni orang-orang yang selalu berbuat kebajikan, mereka itulah yang mendapatkan penghargaan dari Allah SWT atas kesabaran mereka dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللّٰهِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ عَلِيْمًا ࣖ

Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, para syuhada, dan shalihin, mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. an-Nisa: 69-70)

Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ صَبَرَ عَلَى الطَّاعَةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ سِتَّمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ تُخُوْمِ الْـاَرَضِيْنَ اِلـَى مُنْتَهَى الْـاَرَضِيْنَ

Barangsiapa bersabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, maka Allah menetapkan 600 derajat untuknya. Antara satu derajat dengan derajat berikutnya seperti jarak antara dasar tujuh lapis bumi hingga ujung tujuh lapis bumi.

Ma’asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

Ketiga, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.

Maksiat adalah sumber petaka yang sengaja disuguhkan oleh setan, sebagaimana ancamannya di hadapan Allah SWT: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”. (QS. al-A’raf: 16-17). Dari ancaman ini, sebagian orang selamat, dan sebagian lagi tersesat dan terjebak oleh rayuan setan.

Tetapi Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang, Dia membukakan pintu taubat selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang memohon ampunan-Nya. Dia memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi hamba-Nya yang mau bertaubat dan menyadari kesalahannya. Sampai-sampai Allah memaklumkan bahwa Dia akan sangat senang menerima kedatangan hamba-Nya yang berlumur dosa kemudian ia bersimpuh di hadapan-Nya seraya menyesali perbuatan dosanya dan memohon ampunan-Nya. Bahkan Allah lebih senang dari pada seseorang yang menemukaan barangnya yang hilang di padang pasir.

Taubat dari perebuatan dosa memerlukan kesabaran yang luar biasa. Apalagi jika perbuatan dosa itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena memang setan pandai memulas perbuatan dosa dengan kesenangan manusia. Setan sangat mahir memperindah kemaksiatan dengan keinginan nafsu manusia. Hanya orang-orang yang sabarlah yang akan mampu menepis semua kesenangan dan keinginan nafsunya itu kemudian merubahnya menjadi ketaatan kepada Allah SWT.

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun (kepada Allah) atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ صَبَرَ عَنِ الْمَعْصِيَّةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ تِسْعَمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ تُخُوْمِ الْـاَرَضِيْنَ اِلـَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ مَرَّتَيْنِ.

Dan barangsiapa yang bersabar dalam meninggalkan perbuatan dosa dan tercela, maka Allah menetapkan 900 derajat untuknya. Antara satu derajat dengan derajat berikutnya seperti jarak antara dua kali dasar tujuh lapis bumi dengan ujung ‘arasy.  

Allah SWT berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar 39:10)

Ma’asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga ibadah puasa yang sedang kita laksanakan ini menjadi suatu arena dan ajang untuk melatih kesabaran kita dalam melaksanakan ketaatan, mengendalikan hawa nafsu, sekaligus menjadi penghapus atas dosa-dosa kita.

بارك الله لـى ولكم

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *