مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى

 

Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) penyesalan yang tidak pernah berhenti.

 

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman :

 

يَا ابْنَ آدَمَ ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِـيْ أَمْلَأُ صَدْرَكَ غِنًـى وَأَسُدُّ فَقْرَكَ ، وَإِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ.

 

Wahai anak Adam! Curahkanlah (gunakanlah) waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.

 

Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh tertipu oleh kehidupan dunia. Dan hendaklah ia mencurahkan waktunya untuk beribadah kepada Allâh. Hadits-hadits tentang celaan terhadap dunia dan kehinaannya di sisi Allâh sangat banyak. Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sedang manusia berada di sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil dan telah mati. Sambil memegang telinganya, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham ?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian suka jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati ?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.”

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

وَاللهِ ، مَا الدُّنْيَا فِـي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَـجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هٰذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَ بِالسَّبَّابَةِ – فِـي الْيَمِّ ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِـعُ ؟

 

Demi Allâh! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian meletakkan jari-jarinya -Yahya (perawi hadits) berisyarat dengan jari telunjuknya- ke laut, maka lihatlah apa yang dibawa jari-jarinya?

 

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

 

لَوْ كَانَتِ الدُّنْـيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ.

 

Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir.

 

  1. PENUTUP

Sesungguhnya dunia dijadikan Allâh indah dan manis, tetapi hendaklah seorang Mukmin jangan tertipu dengan dunia, dan tidak tenggelam dalam gemerlapnya dunia. Allah SWT menganjuran untuk bersikap zuhud terhadap dunia. Allâh Azza wa Jalla menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, yang sebagian mereka menggantikan sebagian yang lain, agar Allâh Azza wa Jalla dapat melihat bagaimana mereka bertindak terhadapnya. Dunia adalah tempat ujian dan cobaan, tetapi bukan tempat yang kekal. Maka Allah memberi peringatan kepada manusia agar berhati-hati terhadap fitnah dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *