Haji Akbar Bagi Sebagian Banyak Orang dan Pandangan Ulama Terhadapnya

Haji Akbar Bagi Sebagian Banyak Orang dan Pandangan Ulama Terhadapnya

Tahun ini 2025 / 1446 H pelaksanaan ibadah haji ditaksir sebagai momentum haji akbar oleh Sebagian banyak orang. Hal ini karena menurut tanggal dalam hitungan kalender Masehi hari wukuf bertepatan dengan tanggal enam bulan Juni 2025. Pada tanggal tersebut bertepatan dengan hari Jumat. Oleh karena wukuf pada hari ini maka disebut sebagai haji akbar.
Hari arafah merupakan hari wukuf bagi jamaah haji. Di sana para jamaah haji sedang melaksanakan rukun ibadah haji yang ke dua. Hari itu disebut sebagai hari yang memiliki nilai istimewa. Hari yang pali utama dari hari-hari yang lainnya. Sebab dikatakan oleh Nabi SAW bahwa pada hari arafah ini Allah lebih banyak memberikan “garasi” kepada para hamba-hamba-Nya yang sudah di vonis masuk Neraka terlepas dari siksa pedihnya api Neraka.
ما مِن يَومٍ أَكْثَرَ مِن أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فيه عَبْدًا مِنَ النَّارِ، مِن يَومِ عَرَفَةَ، وإنَّه لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بهِمُ المَلَائِكَةَ، فيَقولُ: ما أَرَادَ هَؤُلَاءِ؟
“Tidak ada suatu hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka melainkan hari Arafah. Sesungguhnya pada hari itu Allah mendekat, lalu membanggakan mereka di hadapan para malaikat-Nya seraya berkata, ‘Apa yang mereka inginkan?” [HR. Muslim]
Do’a terbaik adalah doa yang di untai pada hari arafah sebagaimana juga di sabdakan oleh Nabi SAW.
خَيْرُ الدُّعاءِ دُعاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَناَ وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir.” [HR. at-Tirmidzi ]
Puasa pada hari arafah adalah ibadah yang dapat meleburkan dosa satu sebelum dan sesudahnya.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah aku harapkan dari Allâh bisa menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya.” [HR. Muslim]
Demikain istimewanya arafah ini hingga dikatakan haji tidak lain adalah arafah itu sendiri. Artinya, arafah adalah tiang dan pokok haji. Tanpa arafah maka ibadah haji bukan apa-apa.
Sedangkan hari jumat adalah ketuanya hari (sayyid al-ayyam). Hari terbaik dan di dalamnya terdapat melimpah keutamaan-keutamaan.
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” [H.R Muslim].
Jumat adalah hari doa-doa mustajab.
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang Muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.” [H.R Abu Daud].
Hari Jumat adalah hari yang dipilihkan Allah SWT untuk kaum muslimin.
أَضَلَّ اللهُ عَنِ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُوْدِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الأَحَدِ فَجَاءَ اللهُ بِنَا فَهَدَانَا اللهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Allah menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Allah membawa kita dan menunjukan kita kepada hari Jum’at.’” [Al-Hadits]
Demikian kedua hari dan juga tempat ini memiliki keistimewaannya masing-masing sebagaimana terjelaskan pada sabda-sabda Nabi SAW di atas. Pada momentum ibadah haji tahun ini (2025/1446 H) dua keistimewaan ini akan menyatu. Momentum seperti ini sangat jarang terjadi. Maka penyatuan dua keistimewaan ini merupakan peristiwa besar yang langka. Artinya peristiwa ini tidak setiap tahun pada musim haji bisa terjadi.
Apalagi dikatakan bahwa pada saat Nabi SAW melaksanakan ibadah haji juga tepat hari Jumat saat wukuf di arafah. Hal ini semakin menambah besarnya nilai momentum hari jumat wukuf di arafah. Menyatunya waktu, tempat, dan peristiwa penting ini telah melambungkan keyakinan bagi Sebagian banyak orang muslim bahwa ini haji akbar. Suatu haji yang dipenuhi keistimewaan, keagungan dan berkah.
Sampai kemudian dikatakan Nabi SAW pernah berkomentar tentang haji akbar di dalam salah satu sabdanya.
أفضل الأيام يوم عرفة إذا وافق يوم الجمعة وهو أفضل من سبعين حجة في غير جمعة
“Seutama-utama hari adalah hari arofah apabila bertepatan dengan hari Jumat, hari itu lebih utama daripada 70 kali haji selain pada hari Jumat.”
Hadis di atas mayoritas ulama tidak mengakuinya, dikatakan bahwa hadis tersbut di atas adalah hadis batil dan palsu. Itu suatu ungkapan bombastis seseorang yang berlebihan yang kemudian di sandarkan kepada Nabi SAW. menurut para ulama tidak ada hadis yang menerangkan haji biasa dan haji luar biasa (akbar) atau haji kecil (momentum haji) dan haji besar (momentum haji akbar).
Di dalam al-Qur’an terdapat kata haji akbar, pada surat at-Taubah ayat tiga.
وَأَذَانٌ مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الحَجِّ اْلأَكْبَرِ
“Dan (inilah) suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar”.
Namun sebagaimana terdapat dalam kitab Ibnu Katsir (7/137) bahwa yang di sebut di dalam al-Qur’an haji akbar itu adalah yaum nahr ( hari penyembelihan hewan kurban) yang merupakan puncak dari rangkaian sepuluh hari pada bulan Dzul Hijjah yang penuh keistimewaan pada musim pelaksaan ibadah haji. Oleh karenanya dari sini maka setiap musim haji adalah haji akbar.
Dalam Riwayat Bukhari juga di sebutkan bahwa yaum nahr adalah haji akbar.
بَعَثَنِي أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِيمَنْ يُؤَذِّنُ يَوْمَ النَّحْرِ بِمِنًى لَا يَحُجُّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلَا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ وَيَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ يَوْمُ النَّحْرِ

“Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu mengutusku (Abu Hurairah) bersama beberapa orang pada hari Nahar di Mina, untuk mengumumkan agar jangan ada seorangpun dari kaum musyrikin yang mengerjakan haji setelah tahun ini, dan agar jangan ada seorangpun yang mengerjakan thawaf tanpa busana. Dan bahwasanya hari haji akbar adalah hari Nahar (Idul Adha).” [H.R Bukhari].
Dalam hadisnya yang lain pernah terjadi perbincangan antara Nabi SAW dan para sahabatnya tentang haji bahwa pada yaum nahr itu adalah haji akbar.
أَيُّ يَوْمٍ هَذَا قَالُوا يَوْمُ النَّحْرِوَقَالَ هَذَا يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ
“Hari apakah ini?” Mereka berkata,”Hari Nahar!” Rasul berkata,”Hari ini adalah hari haji akbar.” [H.R Abu Daud].
Dari sekelumit keterangan di atas, mengambil pendapat mayoritas ulama haji akbar tidak lain adalah ibadah haji yang terjadi setiap tahun pada musim haji. Ada kata akbar (besar) ada kata ashghar (kecil) lawan kata akbar. Maka ada haji akbar (haji besar, yang terjadi setiap tahun) dan ada haji kecil yang bisa dilakukan setiap waktu selain dalam rangkaian musim haji. Mengutip dari Dar al-Ifta’ al-Misriyyah, bahwa haji kecil adalah ibadah umrah.
Diksi haji akbar tidak melulu dengan peristiwa, tempat, religius dan spiritual. Namun juga terkait dengan kebijakan politik. Dalam hal politik kebijakan, haji akbar adalah istilah saat hari wukuf terjadi bertepatan dengan hari jumat. Oleh karenanya, pengumuman penentuan haji akbar akan ada pengumuman resmi oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi. Akan di gelar semacam sidang untuk menentukan haji akbar sebagaimana sidang itsbat menentukan hari raya Idul Fitri bagi negara Indonesia. Keputusan haji akbar ini akan berdampak pada kenaikan upah bagi penyelenggara ibadah haji dan hal-hal yang terkait.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan