KARAKTERISTIK UMAT NABI

KARAKTERISTIK UMAT NABI

KARAKTERISTIK UMAT NABI

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ، وَكَفَى بِاللهِ شَهِيدًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيكَ لَهُ، عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلـَى غَيْبِهِ أَحَدًا. اِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،  لَهُ الشَّفَاعَةُ يَوْمَ لاَ يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ  اِلاَّ مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَـيْهِ  صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ عَلـَى مَمَرِّ الدَُهُورِ وَاْلاَيــَّامِ سَرْمَدًا. وَعَلـَى آلِهِ وَصَحْبِهِ  الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَاتَّقَوْا وَيـَعْبُدُونَ لِلرَّحْمَنِ رُكَّعًا سُجَّدًا. فَيَا عِبَادَ اللهِ! اُوْصِيكُمْ وَاِيــَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَفِىْ كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Puji yang maha tinggi marilah kita haturkan kepada Ilahi Rabbi, Allah rabbul i’zzati. Syukur yang maha luhur marilah kita panjatkan kepada Allah Rabbun Ghafur, yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menikmati jamuan amaliah ibadah di bulan yang penuh rahmah, berkah, dan maghfirah.

Salawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam, penegak kebenaran, pembasmi kebatilan, Rasulullah Muhammad SAW, tak lupa kepada keluarga, sahabatt, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Islam adalah agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah SWT dan disampaikan oleh utusan-Nya Muhammad SAW. Lahirnya agama Islam sebagai penyempurna agama-agama samawi yang telah Allah turunkan sebelumnya melalui para Nabi dan Rasul-Nya. Dan atas kehendak-Nya, agama Islam dinobatkan sebagai agama terpilih di sisi Allah SWT.

Demikian pula dengan kaum muslimin sebagai penganutnya. Allah SWT telah menyatakannya sebagai umat pilihan – khaira ummah – umat terbaik di antara umat-umat yang lain, sebagaimana firman-Nya di dalam surah Ali Imran ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

 

Kamu wahai seluruh umat Muhammad dari generasi ke generasi berikutnya, sejak dahulu dalam pengetahuan Allah adalah umat yang terbaik karena adanya sifat-sifat yang menghiasi diri kalian, umat yang dikeluarkan, yakni diwujudkan dan ditampakkan untuk manusia seluruhnya sejak Adam hingga akhir zaman. Ini adalah karena kalian yang terus menerus tanpa bosan menyuruh kepada yang ma’ruf, yakni apa yang dinilai baik oleh masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Ilahi, dan mencegah dari yang munkar, yakni yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur, dan karena kalian beriman kepada Allah dengan iman yang benar, sehingga atas dasarnya kalian percaya dan mengamalkan tuntunan-Nya dan tuntunan rasul-Nya, serta melakukan amar ma’ruf dan nahy munkar itu sesuai dengan cara dan ketentuan yang diajarkannya.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Predikat khaira ummah – sebaik-baiknya umat yang Allah nyatakan itu tentu saja tidak diberikan kepada seluruh individu atau pribadi umat Islam. Sebagaimana ayat tersebut di atas, bahwa derajat khaira ummah itu bisa dicapai apabila umat Islam mampu menjalankan tugasnya untuk amar ma’ruf nahy munkar,  mengajak kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran yang dilandasi dengan nilai keimanan kepada Allah SWT.

Di samping itu,  kaum muslimin yang mengharapkan predikat khaira ummah itu harus mampu menampilkan identitas serta citra diri sebagai umat Muhammad SAW. Tentang hal ini Allah SWT menyatatakan di dalam al-Quran Surah al-Fath ayat 29:

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ

Muhammad adalah Rasulullah, yang diutus oleh Allah SWT dengan membawa syari’at agama Islam, untuk menyelamatkan umat manusia minadz-dzulumati ilannur, dari kegelapan kepada cahaya, dari kekufuran kepada keimanan, dari kebatilan kepada kebenaran, dari kezaliman kepada keadilan, dari kerusakan kepada kebaikan, dan dari kebinasaan kepada keselamatan. Itulah Muhammad Rasulullah, yang kepadanya diturunkan al-Quran sebagai pedoman bagi umat manusia yang ingin meraih kebahagian di dunia dan akhirat.

Inilah identitas pertama umat Muhammad — اشداء على الكفار   – yakni bersikap keras terhadap kafir serta segala bentuk sikap, perbuatan, gaya hidup, adat istiadat, dan pola fikir yang mengarah atau menunjukkan nilai-nilai kekufuran. Umat Muhammad harus tegas menyatakan sikap penolakan terhadap semua itu. Sebab orang-orang kafir itu selamanya tidak akan tinggal diam untuk merongrong serta menghancurkan sendi-sendi ajaran Islam. Hal ini telah diingatkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya:

اَلْيَوْمَ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۗ وَطَعَامُ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حِلٌّ لَّكُمْ ۖوَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ ۖوَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ الْمُؤْمِنٰتِ وَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ اِذَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ مُحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسٰفِحِيْنَ وَلَا مُتَّخِذِيْٓ اَخْدَانٍۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِالْاِيْمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهٗ ۖوَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ࣖ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, karena sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. al-Maidah: 5)

Demikian itu karena orang-orang kafir tidak akan merasa senang dengan kemuliaan Islam, sehingga mereka akan selalu mencari cara untuk meninsta dan menghancurkan Islam. Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya:

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah 2:120)

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *