Khutbah Jumat: KEISTIMEWAAN MALAM NISFU SYA’BAN

Khutbah Jumat: KEISTIMEWAAN MALAM NISFU SYA’BAN

Oleh :

Ust. Khaerul Umam, S.Ag*)

 

 

 

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اَيْضًا: يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang di muliakan Allah SWT..!

        Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita terutama nikmat iman, Islam dan sehat wal ‘afiat sehingga dengan ketiga nikmat tersebut kita bisa hadir dan duduk bersama menjalankan perintah Allah SWT, yaitu melaksanaakan shalat Jum’at ini. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada insan mulia, junjungan kita nabi akhiruzzaman sohibussyafaat nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, para sahabatnya dan kita semua selaku ummatnya, mudah-mudahan nati di yaumil qiyamah mendapatkan syafa’atnya, aamiin yaa rab al-‘alamiin.

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiyat, berpesan dan mengajak kepada diri khatib sendiri khususnya dan umumnya kepada jama’ah shalat jum’at sekalian untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Maha kuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu.

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang di ridhai Allah SWT..!

      Pada berbagai literatur keislaman, akan mudah didapati pelbagai penjelasan ulama Salafus Shalih terkait kemuliaan dan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban. Pertama, malam Nisfu Sya’ban dinamakan dengan Lailatul Bara’ah (malam penuh kesucian). Pasalnya, pada malam itu mengandung banyak kebaikan, kemudahan rezeki, dan diampuninya dosa-dosa manusia. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menjelaskan kemuliaan dari malam Nisfu Sya’ban yang dimanfaatkan oleh kalangan sahabat untuk berdoa dan meminta ampunan pada Allah. Sebab karena kesucian malam Nisfu Sya’ban tersebut, Allah menurunkan Rahmat-Nya kepada orang yang memohon ampunan pada-Nya.

 إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطَّلِعَ الْفَجْرَ

       Artinya: Ketika malam Nisfu Sya’ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Ia berfirman: “Ingatlah orang yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada–Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada–Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, sehingga fajar tiba (HR Ibnu Majah).

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang di muliakan Allah SWT..!

       Kedua, malam Nisfu Sya’ban adalah malam penuh ampunan (lailatul ghufran). Untuk itu, seyogianya pada malam tersebut orang-orang yang merasa dirinya penuh dengan noda dosa dan keburukan, bertaubat kepada Allah. Sebab pada malam penuh ampunan itu, Allah akan mengampuni seluruh dosa hamba-Nya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Thabrani, yang bersumber dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

       Artinya: “Allah swt melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan (ampunan), (HR.Thabrani).

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang di rahmati Allah SWT..!

     Ketiga, malam Nisfu Sya’ban adalah malam diterima segala permintaan (lailatul ijabah). Sudah tak menjadi rahasia lagi, bahwa malam Nisfu Sya’ban termasuk dalam malam yang penuh dengan kucuran kebaikan dari Allah. Selain mendapatkan ampunan, seseorang yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban juga akan mendapatkan kemuliaan, berupa dikabulkan permintaannya. Berdasarkan hal tersebut, sudah sepatutnya pada malam tersebut, seorang muslim meminta kepada Tuhannya. Adapun tata cara meminta yang terbaik ialah melaksanakan shalat, kemudian baru meminta. Sejatinya, melaksanakan shalat sunah malam di malam Nisfu Sya’ban dianjurkan bagi seseorang yang mempunyai hajat. Rasulullah SAW bersabda:

 عن عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَامَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم مِنَ الَّليْلِ يُصَلِّيْ فَأَطَالَ السُّجُوْدَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُمْتُ حَتَّى حَرَّكْتُ إِبْهاَمَهُ فَتَحَرَّكَ، فَرَجَعْتُ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُوْدِ، وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ، قَالَ: ” يَا عاَئِشَةَ أَوْ يَا حُمَيْرَاءَ ظَنَنْتَ أَنَّ النَّبِيَّ خَاسَ بِكَ؟ “، قُلْتُ: لَا وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَكِنِّيْ ظَنَنْتُ أَنَّكَ قُبِضْتَ لِطُوْلِ سُجُوْدِكَ، فَقَالَ: ” أَتَدْرِيْنَ أَيُّ لَيْلَةٍ هَذِهِ؟ “، قُلْتُ: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ” هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِيْنَ، وَيَرْحَمُ اْلمُسْتَرْحِمِيْنَ، وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ اْلحِقْدِ كَمَا هُمْ.

       Artinya: “Aisyah (istri Nabi) berkisah, suatu malam Nabi Muhammad melaksanakan shalat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Nabi telah diambil (wafat), karena curiga maka aku berdiri dan aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah usai melaksanakan shalat, Nabi bersabda, “Wahai Aisyah, apakah engkau menduga Nabi tidak memperhatikanmu?” Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menduga Rasulullah telah wafat) karena engkau bersujud sangat lama”. Lalu kemudian Nabi bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Nabi kemudian bersabda, “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang, dan menyingkirkan orang-orang yang dengki.” .

       Pada sisi lain, Ibnu Taimiyah, dalam Kitab Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyah menjelaskan bahwa melaksanakan shalat pada malam Nisfu Sya’ban tergolong pada perbuatan yang baik, bahkan ulama salaf melaksanakan ibadah shalat pada malam tersebut :

وَقَدْ سُئِلَ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى عَنْ صَلاَةِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَأَجَابَ : إِذَا صَلَّى اْلإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِيْ جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنَ السَّلَفِ فَهُوَ حَسَنٌ. وَقَالَ فِيْ مَوْضِعٍ آخَرَ : وَأَمَّا لَيْلَةُ النِّصْفِ فَقَدْ رُوِيَ فِيْ فَضْلِهَا أَحَادِيْثُ وَآَثاَرٌ وَنُقِلَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنَ السَّلَفِ أَنَّهُمْ كَانُوْا يُصَلُّوْنَ فِيْهَا فَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْهَا وَحْدَهُ قَدْ تَقَدَّمَهُ فِيْهِ سَلَفٌ وَلَهُ فِيْهِ حُجَّةٌ فَلَا يُنْكَرُ مِثْلُ هَذَا

      Artinya: “Sesungguhnya Syekh Ibnu Taimiyah ditanya tentang shalat sunnah malam Nisfu Sya’ban, maka ia pun menjawab: ‘Apabila seorang melaksanakan shalat pada malam Nisfu Sya’ban, dalam keadaan sendirian [munfarid] atau secara berjamaah tertentu sebagaimana telah banyak dikerjakan oleh kaum salaf, maka perbuatan itu (shalat sunnah) tersebut termasuk hal yang baik.” Pada tempat lain, Ibnu Taimiyah juga berkata: “Adapun malam Nisfu Sya’ban, telah banyak hadits Nabi dan atsar tentang keutamaannya dan telah dikutip dari sekelompok salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut. Untuk itu shalat sunnah yang dikerjakan seseorang pada malam tersebut, maka praktik itu telah dilakukan sebelumnya oleh kaum salaf dan demikian memiliki hujjah. Dengan demikian, parktik itu tidak boleh diingkari”, (Majma’ Fatawa Ibni Taimiyah, juz III halaman, 131-132).

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang di muliakan Allah SWT..!

          Demikian khutbah Jumat terkait keutamaan dan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban. Malam yang sangat agung dan dalamnya mengandung kebaikan pada orang-orang yang menghidupkan malam tersebut. Kita berharap semoga kita semua termasuk orang yang beruntung dan dikaruniai keberkahan di malam nisfu Sya’ban nanti.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *