SIFAT-SIFAT ORANG YANG BERTAKWA

SIFAT-SIFAT ORANG YANG BERTAKWA

SIFAT-SIFAT ORANG YANG BERTAKWA 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ، وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُونَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ وَاِنَّا اِلَـيْهِ رَاجِعُونَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُولُهُ، الْمَبْعُوثُ لِسَائِرِ اْلآنـــَامِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبــَارِكْ عَلَـيْهِ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِه وَالـتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَومِ لاَخَوْفٌ عَلَـيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ. عِبَادَ اللهِ! اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنـــْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِــيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Hadirin kaum muslimin-muslimat hamba Allah yang berbahagia.

Sungguh merupakan kebahagiaan yang tiada terhingga teriring puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, pada saat ini kita masih diperkenankan oleh Allah SWT untuk bersama-sama memenuhi salah satu kewajiban kita, yakni melaksanakan ibadah shalat Isya’ berjamaah dan insya Allah dirangkai dengan shalat Taraweh.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah ke haribaan penghulu alam, Baginda Nabi Muhammad SAW, kepada seluruh keluarga dan handai taulan, kepada sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin kaum muslimin-muslimat hamba Allah yang berbahagia.

Beberapa perintah Allah SWT kepada manusia yang kemudian perintah itu disebut ibadah mempunyai maksud dan tujuan utama, selain untuk menjadi tolok-ukur atas ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya, juga ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Termasuk di antaranya perintah puasa dengan target la’allakum tattaqun,  agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.

Takwa arinya: imtitsalul-awamir wajtinabun-nawahi, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kenapa harus bertakawa? Karena orang-orang yang bertakwa itulah yang mempunyai kedudukan paling tinggi dan mulia di sisi Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ اَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ امْتَحَنَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْ لِلتَّقْوٰىۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. al-Hujurat: 13)

Firman-Nya lagi:

 

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar – dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.  dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. ath-Thalaq: 2-3)

Firman-Nya lagi:

وَالّٰۤـِٔيْ يَىِٕسْنَ مِنَ الْمَحِيْضِ مِنْ نِّسَاۤىِٕكُمْ اِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلٰثَةُ اَشْهُرٍۙ وَّالّٰۤـِٔيْ لَمْ يَحِضْنَۗ وَاُولٰتُ الْاَحْمَالِ اَجَلُهُنَّ اَنْ يَّضَعْنَ حَمْلَهُنَّۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا

Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS. ath-Thalaq: 4)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran maupun hadits-hadits nabi yang menerangkan tentang keutamaan takwa dan kemuliaan orang-orang yang bertakwa di sisi Allah SWT. Lantas bagaimana karakteristik atau kriteria orang-orang yang bertakwa agar kita semua bisa meraih keutamaan dan kemuliaan yang dijanjikan itu?

Hadirin kaum muslimin-muslimat hamba Allah yang berbahagia

Sebagai jawabannya marilah kita bersama-sama menelaah firman Allah dalam al-Quran Surah Ali Imran ayat 133-136:

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Dan bersegeralah kamu – bagaikan ketergesaan seorang yang ingin mendahului yang lain — menuju ampunan dari Tuhanmu – dengan menyadari kesalahan dan berlombalah mencapai –  surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa – yakni orang-orang yang telah mantap ketakwaannya, yang taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (QS. Ali Imran: 133)

Perumpamaan yang diberikan oleh al-Quran dengan menyatakan surga yang luasnya seluas langit dan bumi ini mengandung pengertian bahwa surga begitu luas, tidak terjangkau dengan akal dan tidak terukur dengan kemampuan manusia sebagaimana manusia tidak mampu mengukur berapa luasnya dunia dan angkasa raya. Sedemikian luasnya surga sehingga siapa pun bisa tinggal di dalamnya asalkan dia memenuhi sifat-sifat atau kriteria orang-orang yang bertakwa.

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ 

Karakteristik orang-orang yang bertakwa itu di antaranya adalah:  orang-orang yang menafkahkan (hartanya) – di jalan Allah, baik di waktu lapang – yakni memiliki kelebihan dari kebutuhannya —  maupun di waktu sempit – yakni pada saat tidak memiliki kelebihan, dan  — orang-orang yang bertakwa itu adalah — orang-orang yang menahan amarahnya bahkan mema’afkan (kesalahan) orang. Bahkan akan sangat terpuji mereka yang berbuat kebajikan terhadap orang-orang yang pernah melakukan kesalahan, karena Allah menyukai – dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada — orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 134)

Hadirin kaum muslimin-muslimat hamba Allah yang berbahagia

Pada ayat berikutnya Allah SWT berfirman:

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji – yakni dosa besar, seperti membunuh, berzina, korupsi, dan mencuri —   atau Menganiaya diri sendiri – dengan dosa atau pelanggaran apapun, mereka ingat akan Allah, sehingga mereka malu atau takut lalu mereka menyesali perbuatan mereka, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi — lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka. Ketika itu Allah mengampuni mereka karena Dia Maha Pengampun dan tiada selain-Nya yang dapat memberi ampun;  dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?—Tentu saja tidak ada! Selanjutnya setelah bertaubat,  mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui – bahwa perbuatan tersebut terlarang. (QS. Ali Imran: 135)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *