Ketiga, Ikhlas dalam melaksanakannya. Allah SWT telah menegaskan: “Tidaklah kalian diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah: 5)
Keempat, mengkonsentrasikan diri hanya untuk Allah SWT. Di dalam kitab shahihnya Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya seorang hamba – sesudah berwudhu dengan baik – tegak melakukan shalat, memuji Allah, menyanjung-Nya, mensucikan-Nya dengan semestinya, mengkonsentrasikan diri hanya untuk mengingat Allah, maka ia akan keluar dari shalatnya laksana bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.
Kelima, menghindari berpalingnya hati dan anggota tubuh dari aktivitas shalat. Siti Aisyah radiyallohu ‘anha menuturkan: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang berpalingnya wajah pada waktu shalat ke arah lain, Beliau bersabda: “Itu adalah hasil curian setan dari shalat seorang hamba”. (HR. Bukhari). Dinamakan “hasil curian” menunjukkan betapa buruknya perbuatan itu, karena orang itu tengah menghadap Allah, namun setan mengintai dan mencuri kesempatan. Apabila dia lengah, setan pun langsung beraksi.
Keenam, merenungi setiap dzikir yang terucap dari lisannya, dan menghayati setiap gerakan shalat dari anggota tubuhnya. Allah SWT berfiman: “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku”. (QS. Thaha: 14)
Ketujuh, memelihara thumaninah – ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam bacaan maupun gerakan shalat. Rasulullah SAW bersabda: “Jika kamu shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari ayat Al-Quran, kemudian ruku’lah hingga kamu merasa tenang dalam ruku’, kemudian bangunlah hingga kamu telah tegak berdiri, kemudian sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud, kemudian duduklah hingga kamu tenang dalam duduk, kemudian sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud. Lakukanlah hal itu dalam semua shalatmu”. (HR. Bukhari-Muslim di dalam kitab shahihnya).
Kedelapan, penuh semangat seperti seseorang yang hendak menemui kekasihnya yang sudah lama tidak berjumpa. Oleh karena itu dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menunaikan shalatnya tepat pada waktunya, bahkan dia akan memilih waktu terbaik untuk melaksanakan shalatnya itu di awal waktu. Rasulullah SAW pernah ditanya, “Ya Rasulullah, amal macam apa yang paling utama?”. Rasulullah menjawab: “Shalat di awal waktunya”. (HR. Bukhari-Muslim)
Kesembilan, memanjangkan bacaan ayat Al-Quran, terutama bagi yang mengerti kandungan makna bacaan itu, atau bagi orang yang dianugerahi kelembutan jiwa oleh Allah SWT. Al-Quran menjelaskan: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik, dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami. Disertai dengan ketulusan hati, ketundukan akal, dan kepasrahan jiwa-raga, lisannya berikrar: “Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi Rabbil-‘alamin” – sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam.
Kesepuluh, shalat seperti shalatnya orang yang akan meninggalkan alam fana. Demikian itu maksudnya agar kita shalat dengan shalatnya orang yang rindu berjumpa dengan Allah, bukan shalatnya orang yang gila dunia yang menganggap bahwa dunia ini segalanya, sehingga dia melupakan tempat persinggahan terakhirnya kelak di akhirat.
Hadirin rahimakumullah
Demikian itulah shalat yang khusyu’. Shalat yang akan menjadi pembuka pintu rahmat dan kebahagiaan. Shalat yang akan membuat sang raja seyetan – iblis laknatullah – tersungkur tidak berdaya untuk menghembuskan bisikan dan godaan. Shalat yang membuat para malaikat merasa cemburu terhadap keberadaan manusia beriman yang dilimpahi anugerah dan kemuliaan.
Semoga kita semua menjadi hamba-hamba yang beriman yang dapat meneggakkan shalat dengan penuh kekhusyu’an, sehingga terbukalah pintu kebahagiaan sebagaimana yang kita dambakan.
هدانا الله واياكم اجمعـن
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh